Bab 2 MBOK IJEM

1 0 0
                                    

Gerald pun memutuskan untuk bangkit dari dipannya dan berjalan perlahan-lahan ke arah keris tersebut tergantung. Ketika tangannya mulai sesenti lagi mendekat, aura yang dipancarkan semakin kuat. Saat tangannya hampir menggapai gagang keris tersebut, tiba-tiba terdengar suara keras namun lembut dari arah belakang, tepatnya dari arah pintu kamar ternyata mbok Ijem sudah berdiri di belakangnya sambil membawakan sarapan untuknya. "Ada apa nak? Ayo sarapan dulu, nanti ibu jelaskan." Kata Mbok Ijem lembut sambil menaruh sarapan untuk Gerald di meja kecil.

Lalu Gerald pun perlahan-lahan berjalan ke arah meja untuk mengambil sarapannya tersebut. Saat dia sudah duduk untuk bersiap menghabiskan sarapannya yang berupa nasi putih hangat dengan lauk ayam goreng dan sayur, Mbok Ijem mulai membuka mulutnya menyampaikan suatu kisah. "Nak, kamu sudah melihat keris itu, bukan? Sebenarnya keris itu adalah senjata pusaka warisan peninggalan keluarga ibu dan sekarang ibu sendiri adalah pemilik generasi keenam dari pusaka ini. Kamu sudah merasakannya sendiri, kan? Kekuatan yang tersembunyi dalam senjata pusaka itu?" kata Mbok Ijem menjelaskan panjang lebar.

"Pusaka itu sendiri bernama keris Ki Agnimuksa. Pusaka itu menyimpan kekuatan yang sangat besar. Namun sampai saat ini, tidak ada satu orang pun bisa mengeluarkan kemampuan terbesar dari senjata pusaka tersebut. Kebanyakan pemegang sebelumnya hanya mampu mengeluarkan sekitar dua puluh persen dari total kekuatan pusaka tersebut." Lanjut Mbok Ijah membicarakan tentang kisah pusaka tersebut kepada Gerald.

"Memang kenapa, Mbok? Mereka sampai hanya bisa memakai sedikit kekuatan dari pusaka tersebut?" Tanya Gerald penuh tanda tanya. "Kekuatan penuh dari pusaka ini menurut dari catatan yang ditinggalkan oleh leluhur ibu menyebutkan bahwa sumber kekuatan sebenarnya dari pusaka ini bukan berasal dari bendanya tapi berasal dari tekad nyata pemegangnya." Ujar Mbok Ijem lagi. "Tekad? Tekad seperti apa yang mbok maksud? Saya kurang paham maksud mbok barusan?" tanya Gerald penasaran. "Nanti kamu juga akan tahu sendiri ketika memakai senjata pusaka itu. Kekuatan pusaka tersebut sebenarnya merupakan perwujudan dari keinginan dari pemegangnya." Jawab Mbok Ijem kemudian.

Saat keduanya sedang asyik berbicara tentang senjata pusaka tersebut, tiba-tiba dari arah pintu depan rumah Mbok Ijem terdengar suara pintu digedor-gedor dengan keras disertai suara bentakan nan keras dari balik pintu depan memanggil-manggil nama Mbok Ijem berulang-ulang kali. Serentak, Mbok Ijem pun menghentikan pembicaraan dan segera berjalan ke arah pintu depan. "Nak, tolong diam dulu dan tunggu di sini sebentar. Mbok sepertinya ada tamu penting di depan menunggu mbok sesegera mungkin." Ujar Mbok Ijem pelan sambil berlalu ke depan meninggalkan Gerald yang kebingungan.

Ketika Mbok Ijem sudah sampai didepan pintu rumah dan menyapa "tamu penting" tersebut, terdengar suara seperti orang yang bertengkar hebat didepan sana. Terdengar suara teriakan disertai bentakan keras lalu diselingi suara isak tangis dari Mbok Ijem yang terdengar sangat memilukan. Mendapatkan situasi ini, Gerald tanpa sadar menitikkan air mata dari kedua matanya. Tak berselang lama, suara-suara tersebut mulai merendah dan tampaknya "tamu penting" Mbok Ijem mulai meninggalkan gubuknya terdengar dari suara "tamu penting" itu perlahan-lahan terdengar semakin mejauh dan menghilang dari gubuk Mbok Ijem.

Sekembalinya Mbok Ijem kembali dari depan, wajah Mbok Ijem tampak merah sembab tanda dia baru saja menangis. "Bu, sebenarnya ada apa yang sebenarnya terjadi barusan, siapa yang ibu temui barusan?" tanya Gerald penasaran. Sambil masih tersedu-sedu, Mbok Ijem mulai menceritakan masa lalunya.

"Pada saat itu mbok masih berusia muda, seumuran nak Gerald lah. Disaat itu mbok dikenal sebagai gadis kembang di desa ini. Sebagai seorang kembang desa di sini, tentu banyak pria baik yang muda maupun tua, lajang ataupun sudah beristri, bangsawan ataupun rakyat jelata datang silih berganti mendatangi rumah mbok yang terbilang cukup sederhana di desa mbok saat itu. Tapi mbok memutuskan menolak semua lamaran yang berdatangan tersebut. Hingga pada akhirnya datang seorang anak dari seorang keluarga bangsawan yang terkenal. Nama keluarga bangsawan tersebut adalah Bahureksa Namun bangsawan tersebut terkenal bukan karena memiliki banyak reputasi baik, namun justru sebaliknya."

Keris Agnimuksaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें