"Ikan apa mah?" Tanya Acil.

"Ikan tongkol sayang" ucap nya.

"Oohh..ikan kontol" ucap nya polos.

"Hah?!"

Bukan hanya Alvin yang terkejut penjual itu juga kaget mendengar nya.

"Bukan gitu dek, nama nya ikan tongkol" ucap Alvin.

"Iya mah, adek tau"

"Itu anak nya?" Tanya penjual itu.

"Iya, maklum masih bocah juga" ucap Alvin.

Alvin buru-buru membawa Acil dari sana setelah membeli ikan.

"Lain kali jangan ngomong gitu"

Acil memanyunkan bibirnya, dia melihat sana-sini saat Alvin sibuk menarik nya ke salah satu penjual sayuran.

"Ini berapa bang?" Ceketuk salah satu seorang anak laki-laki yang berdiri di penjual mainan kapal-kapalan.

Acil melihat ke arah kapal itu, dia cukup tertarik untuk ke sana.

"Pak kasi bawang merah sama bawang putih" ucap alvin.

Tangan Acil di lepaskan karna alvin mau memilih sayuran segar, Acil melangkah pergi ke tempat mainan yang ada di sana.

"Ini tahan lama kan bang?" Tanya anak itu.

Umur nya hampir sama seperti Acil, cuman badan nya aja jauh lebih tinggi dari nya.

"Mau juga" gumam Acil saat dia berjongkok melihat mainan kapal itu melingkar di atas air.

Anak itu melihat ke arah nya, dia tersenyum mendekati Acil.

"Mau kapal nya?" Tanya anak itu.

"Mau" ucap Acil.

"Ini ambil"

"Benelan?" Tanya Acil.

"Iya" ucap nya.

Acil mengambil kapal itu, melihat nya bertapa bagus kapal itu dengan warna kesukaan nya.

"Nama kamu siapa?" Tanya anak itu.

"Nama dedek?" Tanya nya Acil.

"Dedek?" Beo nya.

"Emm..Abang selalu bilang dedek" ucap Acil.

"Jadi nama kamu siapa?" Tanya anak itu.

"Acil" ucap nya.

Anak itu meraih tangan nya untuk bersalaman.

"Nama ku Naufal" ucap nya.

"Opal?" Beo Acil.

Naufal terkekeh mendengar nya, dia mengusap rambut Acil dengan lembut.

"Jangan mainin lambut dedek!" Kesal nya.

"Acil!!" Pekik Alvin mencari anak nya.

"Anak gua mana!??" Ucap nya frustasi berteriak dari tadi dia tidak menemukan anak nya itu.

"Anak gua, Acil kamu di mana nak!!" Teriak nya.

"Mama?" Beo Acil dia mendengar suara Alvin berteriak sekencang-kencangnya sampai satu pasar heboh.

"Mama, dedek di sini!" Teriak nya.

"Ya ampun anak gua!!"

Alvin datang berlari langsung mendekati Acil, dia hampir saja seperti mau mati karna kehilangan bocah itu.

"Kemana aja sih!!" Ucap nya.

"Lihat kapal mah"

"Kamu ini dek, bikin mamah serangan jantung aja"

"Maaf" ucap nya menunduk kan kepala.

"Alvin?"

Suara yang tidak asing bagi Alvin dia menoleh ke arah sumber suara, ternyata itu Zidan.

"Eh, Zidan?" Ucap nya.

"Iya, apa kabar Lo?" Tanya Zidan.

"Baik, Lo gimana?"

Alvin melihat Zidan sedang berbadan dua, perut nya cukup besar saat ini seperti sudah memasuki usia 7 bulan.

"Lo bisa lihat sendiri, kemarin kanapa nggak datang waktu gua nikah?" Tanya Zidan.

Zidan sudah menikah dengan Zion tapi waktu itu Alvin tidak bisa datang.

"Sorry gua nggak bisa, tapi selamat ya udah nikah sekarang" ucap nya.

"Mama dia siapa?" Tanya Acil.

"Dia teman mama"

Zidan melihat ke arah Acil, dia tersenyum gemas dengan anak itu yang wajah nya mirip sekali dengan Alvin.

"Ini anak Lo?" Tanya Zidan.

"Iya, anak gua"

"Udah ketemu sama Naufal belum?" Tanya Zidan.

Alvin melirik ke kiri Zidan di sana ada anak laki-laki yang seumuran dengan Acil.

"Dia anak mu juga?" Tanya Alvin.

"Iya, nama nya Naufal anak pertama yang di kandungan anak kedua"

"Waduh rajin ya" ucap Alvin.

"Lo nggak mau punya anak lagi?" Tanya Zidan.

"Nggak deh, udah ada Bastian sama Acil aja udah pening kepala"

"Mereka cuman beda satu tahun aja, Naufal masih 4 tahun" ucap Zidan.

"Tapi tinggi ya" ucap Alvin.

"Maaf ini mau berapa lama berdiri di tempat saya?" Tanya penjual itu.

"Kalau nggak mau beli mending minggir" ucap nya lagi.

"Dih, Olang cuma au gibah tak oleh" ucap Acil kesal wajah nya cemberut manyun-manyun.

Naufal terkekeh geli melihat nya, dia meraih tangan kecil Acil membawa nya pergi.

"Eh, anak orang mau di bawa kemana itu?" Ucap Zidan mengikuti mereka.

"Udah biarin nama nya juga anak-anak"

Mereka pergi menyusul ke arah anak-anak mereka, ternyata kedua itu pergi ke penjual eskrim.

"Mau ini nggak?" Tanya Naufal.

Tangan nya tidak ia lepas kan, sementara Alvin membiar kan nya.

"Kalau Abang nya tau habis ni bocah" batin Alvin.

"dedek mau rasa coklat" ucap nya.

"Eh, Lo ke sini pakai apa?" Tanya Alvin.

"Tadi di antar sama mas Zion" ucap Zidan.

Zidan sekarang tinggal bersama Zion di rumah besar itu, dia tidak sendiri di sana dia bersama adik-adiknya. Sementara ibu Zidan sudah tiada beberapa tahun yang lalu karna penyakit bawaan nya.

"Singgah bentar kah ke rumah gua, biar tu bocah bisa main" ucap Alvin.

"Boleh tuh" ucap Zidan.

Mereka pergi ke rumah Alvin, sudah lama juga mereka berdua tidak bersua bersama karena sudah memiliki keluarga masing-masing Zidan ke sana menggunakan grab karna dia tidak mungkin juga mau naik motor bisa-bisa habis nanti Zion memarahinya lagipula dia kini berbadan dua.



Tbc

Pak Guru  - BL √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang