"Tahun pelajaran kali ini, semua murid diwajibkan ikut setidaknya satu ektrakurikuler supaya bisa memajukan dan memberi nama pada sekolah kita. Jangan sampai tertinggal jauh dengan sekolah lain! SMA Tulip harus bisa meraih prestasi sebagai 'SMA Percontohan'!"
Bapak kepala sekolah berkepala plontos dan gendut itu melihat sekelilingnya dengan penuh ambisi.
"Kalian semua harus aktif untuk ikut bergerak demi nama sekolah kita. Jangan sampai SMA Mawar kali ini lagi-lagi mengalahkan kita seperti tahun sebelumnya! Silakan ikut daftar ekstrakurikuler dari yang termudah sampai yang tersusah, yang bisa kalian ikuti minimal satu!"
Selesai dengan kalimatnya, seluruh murid dibubarkan langsung. Iya, ini bukan sedang upacara tetapi perintah Kepala Sekolah untuk mengumpulkan para murid di lapangan tiba-tiba. Entah deh kenapa peraturan yang sudah mulai melunak beberapa tahun ini tiba-tiba kembali ditegaskan lagi. Lagipula apa beliau sangat yakin bisa mengalahkan SMA Mawar sebagai 'Sekolah Percontohan' di tingkat SLTA se-provinsi.
Pantas saja mukanya menggebu-gebu dan merah padam ketika membicarakan soal itu. SMA Mawar ibaratnya udah jadi 'musuh utama' buat SMA Tulip dalam bersaing menjadi yang terbaik, maka dari itu susah banget kalau dua sekolah ini harus bertemu. Mereka seakan membatasi satu sama lain buat enggak terlalu sering berkoneksi. Gue juga enggak tahu kenapa bisa sekarang kedua sekolah ini setuju buat menggabungkan ekstrakurikuler bela diri seperti yang Cece bilang.
SMA Mawar itu patut diacungi jempol, karena baik dari segala sisi. Fasilitas lengkapnya hampir semuanya sama seperti SMA Tulip, hanya saja treatment dari guru-guru, cara pengajarannya, udah jauh banget. Mereka dikenal idaman bukan cuma karena memperhatikan pelajaran terus menerus, tapi lingkungan dan mental setiap murid juga dipantau. Itu kenapa kasus bullying di sana sangat tipis karena kebanyakan lebih fokus dengan nilainya. Anak nakal pun tidak banyak yang sekolah di sana, karena ketika ada sebuah kasus pastinya langsung dikenakan peringatan/SP atau langsung dikeluarkan. Enggak pernah bertele-tele.
Duh, kalau mikir gini gue kadang rada nyesel buat sekolah di sini. Dulu gue kira karena di sini pada asik dan enggak semembosankan di sana, jadi pasti gue bakal lebih seneng dan nyaman. Hahaha, mau ketawa gue karena justru yang gue rasain berbanding terbalik.
"Lah, itu Pak Kepsek gak mikir apa kalau kesibukan murid bukan cuma diem di sekolah. Gimana tuh sama yang punya kesibukan di luar atau misalkan kerja part time? Mau tanggung jawab tuh orang?"
"Gue juga mikir gitu sih. Lagian kalau disuruh buat kegiatan di sekolah yang ada buat kepala mumet doang. Gue gak bisa have fun dong sama masa remaja gue."
"SMA sebelah juga gak maksa tuh harus semua murid diikutin eskul. Emang dasarnya obsesi aja bukan bener-bener pengen."
"Ya iyalah! Enakan SMA sebelah kali kalau masalah itu. Di sini enaknya cuma punya guru muda mudi doang, tapi rasa peduli mereka hampir kosong!"
"Sssstttt, ah. Lo mau entar didenger sama guru BK?"
"Tau ah. Lagian kalian pikir anak-anak sepeduli itu sama aturan? Gue tebak itu gak bakal terpenuhi karena bakal banyak yang melanggar."
"Gue juga termasuk sih hahaha. Mana mau gue capek-capekan. Setengah hari di sekolah aja udah bikin muak."
Para murid bergosip dan ngerasa enggak setuju dengan keputusan Pak Kepsek. Gue juga rada enggak setuju sih, udah tau kan kalau gue gak betah di tempat ini melebihi kapasitas karena orang-orangnya.
Mendengar ekstrakurikuler, gue kembali membayangkan bagaimana rasanya kalau gue ikut latihan melukis di sini? Pasti seru. Selain kemampuan gue terasah, seenggaknya mungkin itu bisa buat gue semangat buat melangkahkan kaki di sekolah. Lagian sekarang ada alasan kenapa gue bisa ikutan, anggap aja gue mencoba jadi anak penurut yang mengikuti aturan dari Pak Kepala Sekolah.
أنت تقرأ
Yesterday (END-REVISI)
أدب المراهقينTolong bantu gue keluar dari dunia gelap ini ... seenggaknya sampai gue bisa tahu apa arti bahagia setelah semua bencana yang terjadi. . . . Ganti judul ya. Judul awal: Detia, Are You Okay? Start: 06 April 2024 Finished: 19 Januari 2025 Cover by Pix...
