Kedua netra hitam Thalia terbuka pelan-pertanda Ace berhasil menyegel Sihir Penyerap Jiwa.

"Sakit semua badanku." Keluh Thalia. Ia merasa tubuhnya remuk, rasanya mirip ketika ia mengalami kecelakaan waktu itu.

Ace beralih menggunakan Sihir penyembuh yang lainnya. Agar jiwa Thalia yang sempat mengurai bisa kembali terjalin.

"Bertahanlah, kamu akan sembuh." Ujar Ace menyemangati.

Thalia berdecak kesal, "Aku benci dunia ini. Ada sihir tapi aku tak bisa melakukan sihir."

Ace tertawa lirih, "Kau masih memiliki aku." Balasnya.

"Tidak akan maksimal, Ace." Bantah Thalia. "Lebih sulit menghadapi musuh bersamaan dengan menggunakan sihirmu untuk diri sendiri dan aku. Apalagi melindungiku sebagai prioritasmu." Sambungnya.

"Jangan membahas itu. Aku memang ingin melindungimu karena aku tidak mau kehilanganmu." Jawab Ace.

Thalia memejamkan matanya, ia merasakan aliran sihir Ace dingin yang sangat menyejukan ditubuhnya. Rasa panas yang menjalar semakin lama semakin memudar.

Thalia menatap langit gelap, ia mengamati segala penjuru di sekitarnya. "Apa yang terjadi?"

"Ratu Julie berusaha membuka portal antar dimensi." Jawab Ace.

Thalia terkejut, "Jika dia melakukan hal itu, maka akan ada kehancuran yang akan terjadi."

Netra hitamnya melirik kearah lain. Dugaannya tepat, Istana Orthello kini sudah hancur sebagian. Ada lingkaran hitam yang semakin lama semakin melebar. Thalia menyadari bahwa semuanya sudah hancur.

'Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak memiliki kekuatan sihir?' Batin Thalia bertanya. Ia memejamkan kedua matanya untuk menenangkan dirinya sendiri.

'Lakukan yang menurutmu terbaik, Nona Thalia.' Sebuah suara merdu membuat Thalia terperangah.

'Siapa itu?' Jawab Thalia di dalam hatinya. Ia mencoba untuk menfokuskan pendengarannya, Thalia seperti mengenal suara itu.

'Akhirnya kau bisa mendengarkanku.' Sahut suara asing lagi. 'Masih ingatkah dengan hadiah yang pernah aku berikan padamu? Sesaat sebelum kita berpisah. Kau bisa menggunakan sihir dalam kondisi terdesak. Karena aku lah yang memberikannya padamu.' Sambungnya kemudian suara itu menghilang.

Thalia membuka matanya, 'Itu suara Lady Leonor, Bibinya Ace.' Batin Thalia.

Tiba-tiba ia merasa tubuhnya seperti ingin meledak. Thalia merasa ada gejolak kekuatan yang tiba-tiba muncul di dada kirinya. Jemarinya terangkat memegang dada kirinya tepat diatas ukiran simbol sepasang sayap.

Ace menyadari pergerakan Thalia. Kedua netra merahnya melebar. Ace terkejut melihat kedua mata Thalia memiliki warna yang berbeda. Seperti mata milik Ratu Julie dan Duke Smith. Hanya saja ia memiliki warna yang senada dengan warna matanya. Merah darah.

"Apa yang kamu rasakan, Tha?" Tanya Ace.

Thalia melirik Ace, "Tubuhku terasa aneh. Aku merasa seperti ada ledakan yang sangat hebat didalam sini." Jawabnya sambil menunjukkan letak rasa tidak nyamannya.

Ace beralih menatap dada kiri Thalia, ia mengikuti apa yang Thalia katakan. Simbol sayap yang ukurannya sedikit membesar dan sekarang sayap tersebut memiliki warna kemerahan. Sesekali ia berkilat menunjukkan adanya aliran sihir yang bekerja disana.

"Aku rasa sekarang kamu bisa menggunakan sihir, Tha." Sahut Ace.

Thalia terkejut, "Bagaimana caranya?"

"Cukup memfokuskan pikiran kau ingin menggunaan sihir seperti apa. Tanpa perlu mengucapkan mantra rumit. Karena ia bersifat sementara dan akan menghilang ketika kamu sudah tidak memerlukannya." Papar Ace.

"Bersifat sementara? Berarti akan menghilang selamanya jika sudah tidak di butuhkan?" Tanya Thalia, ia sedikit tertarik.

Ace berpikir, "Mungkin bisa iya atau mungkin bisa tidak." Jawabnya.

Netra heterochromia milik Thalia menatap Ace kesal, "Jawaban apa itu." Ketus Thalia.

Ace tertawa singkat, "Dan kamu semakin cantik. Aku sangat menyukai kedua mata indah milikmu."

Thalia melongo, "Bisa-bisanya berkata seperti itu disaat kondisi genting begini." Ujar Thalia kesal—ia memang tak menyadari kondisi serta penampilannya saat ini.

🌹🌹🌹

Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati ijinkan Saya Mengucapkan *"Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H"*

Minal Aidin Wal Faidzin Taqabalallahu minnaa wa minkum

Ning Sri🙏🏻😘

I WANT YOU (END)Where stories live. Discover now