-Part 14-

460 81 12
                                    

Wakta yang mendebarkan bagi Chaeyoung sudah tiba dimana sekarang dia sudah berada didepan mansion orang tuanya bersama sosok Lisa yang berada disampingnya.

"Jangan takut" bisik Lisa menenangkan gadisnya itu.

Chaeyoung menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum dia beralih menekan bell mansion.

Ding dong~

Tidak butuh waktu yang lam, pintu mansion dibuka dan keluarlah sosok wanita paruh baya yang langsung saja membawa Chaeyoung kedalam dakapannya.

"Chaeyoung sayang"

"Eomma" lirih Chaeyoung membalas pelukan sang Eomma dengan erat.

"Eomma rindu banget sama kamu" ujar Jiyeon dengan mata berkaca kaca.

"Eomma, maafkan Chae" lirih Chaeyoung.

"Semuanya bukan salah kamu. Jangan menyalahkan diri kamu lagi Nak" ujar Jiyeon.

Pandangan wanita itu akhirnya tertuju kearah Lisa membuat Lisa bergegas membungkuk sopan.

"Permisi Tante. Nama aku Lisa"

"Kamu pasti sahabat Chaeyoung. Ayo kita masuk" ajak Jiyeon membawa keduanya memasuki mansion.

Langkah kaki Chaeyoung menjadi pelan ketika menyadari sosok sang Appa yang sudah berada disofa diruang tamu mansion.

"A-Appa" panggil Chaeyoung dengan pelan.

"Akhirnya pembunuh kembali juga"

Dahi Lisa mengernyit. Dia tidak menyukai kata kata yang terlontar dari pria yang dipanggil Appa itu.

"Oppa!" Marah Jiyeon kepada sang suami.

Ha-Won mendengus "Kata kata aku benar bukan? Gara gara dia, aku kehilangan anak laki laki aku"

"Appa, maafkan Chae" lirih Chaeyoung.

"Kamu ingin dimaafkan?" Tanya Ha-Won.

Chaeyoung menatap sang Appa dengan tatapan memohon. Dia menunggu kalimat seterusnya yang akan disampaikan oleh sang Appa.

"Kamu bisa kembali kemansion ini dan melanjutkan kehidupan kamu sebagai pewaris keluarga Park tapi sebagai syaratnya, kamu harus menikah dengan pewaris keluarga Jeon"

Deg

Dada Lisa seakan ditancap oleh sesuatu yang tajam. Apa apaan itu!? Kenapa gadis yang dia cintai harus menikah dengan cowok yang lain!?

Tidak! Pokoknya Chaeyoung itu miliknya jadi dia tidak akan membiarkan mana mana cowok mendapatkan gadisnya.

"Om tidak bisa seenaknya saja!" Ujar Lisa pada akhirnya.

"Kamu siapa hah!? Jangan ikut campur urusan keluarga saya!" Marah Ha-Won.

Lisa menggenggam satu tangan Chaeyoung "Aku sahabat Chaeyoung dan aku tidak akan membiarkan Chaeyoung menderita!"

Ha-Won berdecak sinis "Kamu tidak tahu apa apa mendingan jangan ikut campur! Asal kamu tahu, saya kehilangan anak laki laki kesayangan saya gara gara anak yang tidak berguna ini!"

"Bagaimana pun juga Chaeyoung tetap anak Om!" Balas Lisa dengan tegas.

"Dia bisa menjadi anak saya jika dia mengikuti syarat yang saya berikan" balas Ha-Won beralih menatap Chaeyoung "Jadi, bagaimana? Apa keputusan kamu?"

Chaeyoung menunduk dengan air matanya yang sudah mengalir keluar "C-Chae tidak bisa Appa"

"Ternyata masih pembangkang seperti dulu" sinis Ha-Won.

"Chaeyoung punya trauma Om! Chaeyoung takut sama cowok dan sekarang Om malah ingin menikahkan dia dengan cowok yang dia tidak kenal!? Apa Om pantas dipanggil sebagai Appa!?" Sambar Lisa.

"Kurang ajar!"

Plakkk

"Lisa!" Chaeyoung berseru kaget ketika melihat pipi Lisa menerima tamparan dari Ha-Won.

"Cukup Oppa! Oppa tidak bisa seenaknya saja menyakiti anak orang!" Marah Jiyeon.

Ha-Won berdecih "Anak kurang ajar seperti ini pasti tidak punya orang tua!" Sinisnya.

"Appa! Appa bisa menghukum Chae tapi tolong jangan menyakiti sahabat Chae!" Mohon Chaeyoung.

"Kamu lebih membela sahabat kamu yang tidak berguna itu hah!?" Marah Ha-Won.

"Appa, Chae mohon. Jangan seperti ini lagi Appa. Chae tahu semuanya memang salah Chae. June Oppa meninggal gara gara Chae. Dan Chae menyesalinya semuanya. Chae janji akan melakukan semuanya agar Appa memaafkan Chae tapi tolong jangan memaksa Chae untuk menikah sama mana mana cowok. Chae tidak ingin menikah Appa!"

"Penyesalan kamu juga tidak akan membuat anak laki laki saya kembali! Pergi dari sini! Saya muak melihat wajah kamu!" Usir Ha-Won.

"Chaeng, ayo" ajak Lisa yang sudah tidak sanggup melihat Ha-Won yang terus menyakiti hati Chaeyoung.

Dengan isakannya, Chaeyoung berganjak keluar dari mansion itu bersama sosok Lisa yang menggandeng tangannya.

"Apa yang sudah kamu lakukan hah!? Aku sudah kehilangan anak laki laki aku dan kalau aku kehilangan anak gadis aku juga, aku tidak akan pernah memaafkan kamu Oppa!" Marah Jiyeon berganjak pergi meninggalkan sang suami.








Mobil yang dikendarai oleh Lisa sudah terpakir disamping jalan. Itu juga gara gara Chaeyoung yang masih menangis membuat Lisa merasa tidak tega.

"Chaeng, lupakan saja kata kata Appa tadi ya" bujuk Lisa menggenggam tangan Chaeyoung.

"Hiks aku tidak ingin menikah sama pewaris keluarga Jeon itu Li. Tapi kalau aku tidak menikah dengan pewaris keluarga Jeon, Appa tidak akan memaafkan aku. Hiks aku harus bagaimana?"

Lisa menghela nafasnya dengan kasar "Bagaimana kalau kamu menikah sama aku saja?"

"Nde!?" Tangisan Chaeyoung sontak terhenti. Kini gadis ini sudah menatap Lisa dengan matanya yang dipenuhi air mata.

"Jangan gila Li! Kita sama sama cewek!" Ujar Chaeyoung.

"Tapi aku suka sama kamu Chaeng" jujur Lisa. Ingin sekali dia membongkar identitas aslinya namun sekarang bukan saat yang tepat. Dia hanya takut Chaeyoung menjauh darinya ketika mengetahui kalau dirinya itu adalah seorang cowok.

"Hantar aku pulang sekarang!" Ujar Chaeyoung.

"Chaeng-"

"Pulang!" Potong Chaeyoung.

Tidak ingin membuat gadis itu semakin marah, Lisa akhirnya kembali menjalankan mobilnya dengan suasana hati yang buruk.

Hah~

Semuanya menjadi semakin rumit.







Tekan
👇

Sacrifice of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang