Bab 10 : Sorry sir

85 8 0
                                    


"M.. maaf, maafkan Eve" ucap Eve dengan nada ketakutan. Tubuhnya gemetar, air mata membendung di matanya yang indah seolah-olah ingin menangis bebas.

"What did you say?! Sorry?!" , bentak William dengan kasar.

William semakin menjambak rambut Eve dengan kasar hingga membuat Eve berteriak kesakitan

"Why are you crying? Hmm, It hurts little bunny?". Suara tak berperasaan itu membuat suasana Eve seketika tak bisa berkutik.

Kejadian ini sudah sangat tak asing di sekitar mansion, William Maxime terkenal sangat sadis bahkan tak kan ada seseorang yang berani melawannya.

Suasana seketika menjadi hening. Itu semakin membuat Eve membeku ditempat sekaligus tak berani memandang William.

"Hmm, Why don't you cry for me?!", bentaknya dengan kasar sambil memandang Eve dengan tatapan tajam.

"E..Eve ingin pulang, tuann" pinta Eve.

"Do you want to go home? This is your house little bunny. Everything is here for you, jewelry, gems, diamonds all for you" sebelum menyelesaikan perkataannya, William berkata dengan nada yang cukup dalam.

"And unfortunately, you can't accept expensive gifts from me, You little bitch!!" Teriaknya keras hingga menggema di seluruh ruangan yang ada.

"Come with me, I will punish you!!"
titah William tegas. Ia lalu menyeret Eve hingga ke ruang bawah tanah di mansion.

Ruangan itu terkenal akan siksaan yang tak masuk akal, bahkan musuh dan orang orang yang mengusik hidupnya akan terbunuh hidup hidup di ruangan ini.

William melempar Eve hingga Eve terjatuh di lantai. Lantai itu sangat kotor dan berdebu. Dinding ruangan tersebut juga tak kalah menyeramkan, banyak cap tangan bahkan goresan tinta maupun darah seseorang.

"E..Eve takut,hikss.. hikss.." Eve meringis ketakutan.

"Takut,hmm?"

"I will make you obedient under my grasp little bunny!!" ucapnya dengan nada mendominasi.

"What if I shot you in the head, then installed it in my room little bunny?" ucap William dengan nada yang cukup sadis dan menyeramkan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"What if I shot you in the head, then installed it in my room little bunny?" ucap William dengan nada yang cukup sadis dan menyeramkan.

Eve menggelengkan kepalanya, air matanya menetes dari bulir ke bulir.

"T..tidak" jawab Eve dengan ragu-ragu.

Tanpa pikir panjang, William langsung mengeluarkan pistol dari saku celananya. Ia mencondongkan pistol tersebut tepat di kepala Eve.

"Hmm? Still want to reject my affection?" ucapnya dengan nada seperti ingin menantang.

Eve mendongak menatap pistol itu dengan ketakutan di matanya, pandangan nya seketika ingin hilang dari dunia.

"N..no sir" mohon Eve dengan ekspresi wajahnya yang manis, dan kondisi mata indahnya yang penuh tangisan.

William memandangnya dengan tatapan dingin. Tanpa sepatah katapun, ia langsung menarik pelatuk pistol dengan kuat. Eve yang mendengar suara tembakan pistol tersebut, ia memejamkan matanya karena situasi ketakutan yang luar biasa. Namun, William menembakan pelatuk itu tepat di samping Eve, sehingga peluru itu tidak mengenai dirinya.

"Huh?" Eve mulai bersuara, suaranya sangat lembut hingga meluluhkan setengah hati William.

"K.. kepala Eve? Hufttt.." Eve memegangi kepalanya seperti kelinci kecil yang ketakutan.

"You're lucky I didn't kill you little bunny"  tutur William dengan nada tenang namun tetap menyeramkan.

"Remember! This is just the initial punishment" sambung William yang membuat Eve bergidik ngeri.

Ia berjalan ke arah singgahnya dan duduk di sana. Pandangannya memandang Eve dengan tajam seakan-akan ingin membunuhnya hidup hidup.

"Kneel before me!" Perintahnya dengan arogan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kneel before me!" Perintahnya dengan arogan.

"Kneel now or I will kill you little bunny!!" teriaknya.

Eve yang menyadari bahwa dirinya sedang terancam, ia berjalan ke arah William. Gadis kecil itu berlutut tepat dihadapannya.

"Good, now close your eyes honeyy"
Sambungnya dengan suara yang dalam dan seringai jahat di wajahnya.


WILLIAM MAXIME Where stories live. Discover now