1 : Kelulusan Minju

8 1 0
                                    


Seoul Nation University, 14 April 2022

Hari yang indah tengah dirasakan oleh lebih dari tiga ratus mahasiswa dan mahasiswi kedokteran dari berbagai bidang spesialis.

Tepat pada wisuda kelulusan hari ini, mereka semua siap dengan gelar yang akan mereka sandang serta tugas dan pengabdian mereka selaku dokter spesialis.

Han Min Ju. Gadis yang kini  menjadi bagian dari tiga ratus orang terpilih juga turut di wisuda hari ini. Minju mengambil program spesialis kedokteran jiwa. Ia merasa bahagia dengan pilihannya tersebut.

Walaupun cita-citanya sedari kecil ialah menjadi seorang psikolog, namun menjadi psikiater juga sama halnya dengan psikolog. Hanya saja, apa yang Ia dapatkan hari ini adalah hasil dari keinginan kedua orang tuanya.

15 Tahun yang lalu

"Ayah, sepertinya minju ingin menjadi seorang psikolog." Ucap Minju saat makan malam bersama keluarganya.

Alih-alih mendapatkan persetujuan dari sang Ayah, Ayahnya justru meletakkan sendok makannya di atas meja hingga berbunyi. Pertanda bahwa Sang Ayah akan menentang keinginan putrinya untuk menjadi seorang psikolog.

"Apa kau lupa? Ayah dan Ibumu saja seorang pureblood. Masa kau ingin memutus darah dokter di keluarga kita." Seru Sang Ayah kepada putrinya.

"Tapi Ayah, aku pengen jadi psikolog."

Ayahnya menghela nafas kasar, "Kan bisa jadi psikiater."

"Psikiater?" Minju sedikit heran dengan kata tersebut.

"Psikiater itu sama dengan psikolog, hanya saja psikiater adalah seorang dokter yang mengambil spesialis kedokteran jiwa. Kau pilih itu aja." Kalimat yang dilontarkan Ayahnya tersebut sukses membuat Minju bernafas lega. Akhirnya Ia bisa mengikuti keinginannya tanpa harus menentang Ayahnya.

"Tapi sayang, pendidikan untuk menjadi psikiater lama. Kasihan sama Minju." Ibunya berujar.

"Ya terus mau bagaimana lagi? Toh dia juga mau jadi seorang psikiater. Hal terpenting adalah, darah dokter kita harus tetap mengalir."

"MINJU!!!" Seorang lelaki menghampiri Minju diantara banyaknya wisudawan.

"Jaejun-ahh!" Minju menoleh ke arah lelaki tersebut dan memeluknya.

Lee Jae Jun, seorang pria yang selalu menjadi support sistem bagi Minju selama menjalani masa-masa sulitnya kedokteran.

Jaejun juga seorang detektif yang bekerja di kepolisian Seoul. Jaejun sendiri sudah lama dekat dengan Minju bahkan saat usia mereka masih menginjak delapan tahun.

"Sehabis ini, jika aku stress mengatasi kasus ku. Kau lah orang pertama yang akan aku hubungi Minju." Gurau Jaejun sembari memeluk sahabatnya itu.

"Ya, aku akan menganggap itu sebagai ucapan terima kasihku kepada kau Jaejun. Soalnya selama aku koas pun, yang pertama kali aku telepon ya dirimu." Balas Minju.

Jaejun tersenyum bangga kepada sahabatnya itu. "Oh iya, orang tuamu kemana?"

"Mereka sibuk dengan pasien mereka. Jadinya, aku wisuda sendiri." Wajah Minju tampak sedikit kecewa. "Namun, sekarang aku wisudanya tidak sendiri. Kau yang menemani aku sekarang."

"Kalo begitu, mau merayakan kelulusan ini bersamaku? Bagaimana kalo kita makan daging?" Tawar Jaejun

Minju tersenyum bahagia saat mendengar kata daging. "Sepertinya daging bukanlah hal yang buruk."

🌸🌸🌸

"Jadi, apa kesulitanmu selama ini menjadi seorang residen jiwa?" Tanya Jaejun disertai dengan sebuah suapan daging pertama di mulutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear Psychiatrist DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang