(12) -kejutan untuk Dahata

15 6 0
                                    

Dahata sedang memakan sebuah masakan yang dimasak oleh Knoble.
Masakan itu bernama "rawon". Hampir mirip dengan yang di dunia Dahata, masakan dari pulau Jawa dengan rasa manis dan gurih, teksturnya empuk dan berkuah kental. Dahata yang mengajari Knoble cara untuk memasaknya. Ia ingat resep yang diberikan oleh ibunya.

Setetes air mata jatuh ke meja,
"Ibu..."
rasa masakan ini membuat Dahata rindu kembali kepada Ibunda tercintanya.

Ketiga Ratu Iblis tampak merasa bersalah karena membuat sang lelaki ramalan itu merasa sedih, terlebih lagi Zero yang telah menyakiti Dahata beberapa hari yang lalu karena latihan keras waktu itu.

"Hei kakak, Greaze, mengapa kita menjadi serba salah begini ya?" Tanya Zero.

"Bukankah wanita itu selalu benar?

Ketiga Ratu Iblis itu nampak bingung.

"Tenanglah teman-teman,"
Ucap Knoble yang memecah heningnya suasana. Membuat Zero dan Greaze menoleh ke arahnya.

"Ia hanya rindu kepada ibunya, dengan begitu ia pasti akan bersikeras untuk lebih giat meningkatkan kekuatannya agar bisa mengalahkan si raja s*alan itu" ujar Knoble.

"Tetapi aku tidak tega melihat Dahata murung seperti ini semenjak latihan yang lalu, aku sudah jarang melihat Dahata tersenyum,"
Terlintas sejenak wajah dahata ketika ia tersenyum kepada Zero sewaktu awal-awal bertemu.

"Aku ada ide!"
Seru Greaze.

"Apa itu?" Tanya Knoble.

Ketiga Ratu Iblis itu langsung berbisik-bisik membicarakan sesuatu, sementara Dahata masih sibuk dalam kesedihannya.

"Bagaimana teman-teman?" Tanya Greaze.

"Baiklah aku setuju," ucap Knoble dan Zero secara bersamaan.

"Baiklah... Kita lihat besok..." Greaze tersenyum miring.

****

Beberapa hari telah berlalu,

Knoble, Zero, dan Greaze diam diam membangun sebuah rumah yang menyerupai rumah Dahata. Knoble mengetahui rumah Dahata karena ia telah mengirim bayangan tubuh Dahata untuk menyerupai kegiatan Dahata yang asli seperti biasanya, dan bayangan itulah yang memberitahu Knoble bagaimana bentuk dan spesifikasi rumah Dahata di dalam dunianya.
Greaze juga memberikan bantuan Dana untuk menyewa beberapa penyihir pembangunan, sehingga mereka dapat menyelesaikannya beberapa jam lagi.

"Aku yakin, Dahata pasti akan senang melihat ini," Ucap Zero dengan perasaan riang.

"Hmmm... Rumah ini tidak terlalu buruk, mungkin bisa dahata bisa menjadikannya untuk mengenang dunianya," Ucap Greaze.

"Emm... Apakah kalian yakin untuk melakukan ini? Maksudku, ini terlalu berlebihan," Ucap Knoble.

"Mengapa tidak??? Ini-kan untuk Dahata supaya ia bisa betah tinggal di dalam dimensi ini," Ucap Greaze.

"Hmmm... Hmmm... Aku setujuuu!"
Zero mengangguk riang.

"Baiklah...! Kita akan mengejutkan Dahata Besok!" Seru Greaze.

"Hmmm!!!" Seru Knoble dan Zero disertai anggukan kecil.

Suara gesekan gergaji, ketukan palu, balok kayu yang disusun, dan suara batu bata yang ditumpuk, membisingkan area sekitar.
Greaze, Zero, dan Knoble memperhatikan hal itu dengan seutas senyum di masing masing wajah mereka.

****

Ke esokan harinya,
Dahata diajak berlari oleh ketiga Ratu Iblis itu, dengan dengan mata yang tertutup oleh kain merah, dan tangan yang terikat oleh kain yang berwarna selaras, mereka ber empat berlari dari rumah Greaze menuju suatu tempat yang lumayan jauh jaraknya dari sana.

"Hei... Kalian ingin mengajakku kemana?" Tanya Dahata dengan wajah heran dan sedikit panik.

"Suatu tempat," Ucap Greaze.

"Mataku harus ditutup seperti ini kah?" Tanya Dahata, lagi.

"Iya!" Lanjut Zero,
"Karena ini kejutan untukmu!" Seru Zero.

"Kejutan? Kejutan apa?" Dahata semakin di buat heran oleh ketiga Ratu Iblis itu.

"Nanti kamu juga akan tau sendiri,"
Ujar Knoble.

Mereka ber-empat terus berlari menuju suatu bangunan yang telah selesai dibangun pagi tadi.

****

"Satu," Knoble.

"Dua," Greaze.

"Tigaa!!!" Zero.

Mereka bertiga membuka penutup mata yang mengikat di kepala Dahata secara bersamaan. Pandangan mata Dahata mem-blur sesaat dan kembali normal. Betapa senangnya dia dengan tatapan yang berbinar-binar, dan hatinya pun merasa tersentuh.
Sebuah rumah yang berdiri kokoh tepat berada dihadapannya, dan menakjubkannya lagi, rumah tersebut sama persis seperti rumah yang menyerupai rumah Dahata di Kota Nusantara, Indonesia.

"Kalian... Kalian yang membuat ini?"
Tanya Dahata dengan tatapan mata yang berkaca-kaca.

Ketiga wanita itu mengangguk secara bersamaan, dengan mata terpejam dan tangan menyilang.

"Meskipun memakan sedikit biaya, tetapi itu tidak masalah bagiku, yang penting kamu merasa bahagia dan terlihat senang dengan adanya rumah ini sekarang," Greaze memandang riang Dahata, dan tersenyum manis kepada Dahata.

Dahata masih belum mengalihkan pandangannya, wajahnya berseri-seri dan bergembira karena dapat melihat rumah yang telah ia rindukan selama ini, sangat benar-benar mirip seperti rumahnya yang berada di kota Nusantara, Indonesia.

"Bagaimana kalian bisa mengetahui bentuk rumahku?" Dahata kini mengalihkan pandangan ke arah tiga Ratu Iblis itu.

"Mudah saja, kami hanya membutuhkan cermin bayangan dari kakakku," ucap Zero seraya menunjuk Knoble.

"Kamu tidak ingat? Aku tengah mengirimkan bayangan dirimu ke dalam dimensimu, Dahata," Ucap Knoble.

"Jadi?" Tanya Dahata, penasaran.

"Bayangan itulah yang memberitahuku tentang Desain dan bentuk dari rumahmu," Knoble memejamkan mata, menunduk, dan tersenyum.

Tak disadari olehnya, air mata Dahata mengalir ke pipinya, dan menetes ke tanah.
"Terima kasih... Teman teman..."
Reflek, ia pun menyeka air matanya, dan tersenyum manis.

"Tenang saja Dahata... Jika kamu membutuhkan bantuan, bilang saja, kami akan membantumu sebisa mungkin," ucap Zero.

"Loyalitas adalah sebuah kehormatan, Dahata...," lanjut Greaze,
"Aku senang bisa membuatmu tersenyum kembali ..."

"Sudah lama aku tidak melihat senyuman itu, Dahata..." Lanjut Zero,

"Kamu bisa menjadi teman sekaligus keluargamu jika kamu mau..."

"aku bisa menganggap mu menjadi adikku, dan kamu bisa menganggapku sebagai kakakmu,"

"Dan aku juga tidak keberatan jika kamu menganggapku sebagai kakakmu juga," Ucap Knoble.

"Aku juga Dahata..." Ucap Greaze.

"Sekarang ada kami, kami akan membantumu jika kamu ada masalah... Tidak perlu sungkan atau khawatir... Tenang saja..."
Ketiga Ratu Iblis itu langsung tersenyum tipis kepada Dahata.

Dahata mengangguk senang,
Ia memasuki rumah bersama Tiga Ratu Iblis, dan berbalik badan menatap Knoble, Zero, dan Greaze dengan wajah senang,

" Mulai sekarang... Ini adalah markas kita... Inilah tempat dimana nanti seluruh Ratu Iblis berkumpul, dan tempat inilah yang akan menjadi tempat istirahat kita semua," Ucap Dahata.






































































































Go Into Iseekai Its Game On 1stWhere stories live. Discover now