I.Z | Insignia

10 1 0
                                    

Sang Ratu Penguasa Kegelapan lalu mengeluarkan sebuah  kartu tarot dari sakunya. Lalu, ia menempelkan kartu tersebut pada punggung salah satu siswa yang telah ia ambil seluruh waktunya. Sebuah mantera dirapal dan sebagian waktu miliknya juga dikembalikan. Namun, dari kartu tarot tersebut, keluar akar menjalar yang merambat ke segala tubuh murid itu, seperti pohon yang ingin kokoh menempel dengan inangnya.

Siswi itu kembali tersadar untuk sesaat. Melihat bayangan hitam melahap tangan dan seluruh tubuhnya, ia berteriak histeris sebelum akhirnya berubah menjadi sosok monster bertemakan medusa

 Melihat bayangan hitam melahap tangan dan seluruh tubuhnya, ia berteriak histeris sebelum akhirnya berubah menjadi sosok monster bertemakan medusa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jinan!" teriak yang lain saat melihatnya berubah menjadi sebuah monster.

Dia, sang Ratu Kegelapan pergi menghilang begitu saja saat ia masuk kedalam sebuah bayangan di ruang yang sangat gelap. Saat tak ada yang memandang, seluruh siswa yang membeku juga menghilang seketika bersamaan dengan monster tersebut.

"Kemana, mereka?" tanya Cindy. Alat di pergelangan tangannya yang berbentuk seperti jam, ia lepas dan ia kembali seperti manusia biasa lagi.

 Alat di pergelangan tangannya yang berbentuk seperti jam, ia lepas dan ia kembali seperti manusia biasa lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

"Tadi itu apa?" tanya Cindy kepada Kinal. Ia bersama Eve kini berada disebuah ruangan, tepatnya ruangan untuk murid dan wakil kepala sekolah, tepatnya bagian kurikulum.

Kinal mempersilahkan mereka duduk. Sambil menunggu seseorang lagi untuk datang, ia mencari sebuah buku yang berada di lemari belakang kursinya. Setelah menemukannya, ia segera membuka secara spesifik halaman tertentu dan memberikannya kepada mereka. "Dia Ratu Kegelapan, dia mengambil elemen waktu dari setiap remaja yang ada!" ucapnya.

"Elemen waktu?" tanya Eve.

Seseorang yang ditunggu kemudian masuk dan membawa beberapa benda alat seperti jam pasir. "Hourglass, elemen yang menentukan kemampuan manusia untuk bergerak!" selaknya. Alat-alat itu kemudian ia letakkan diatas meja.

"Terima kasih, Amanda," balas Kinal. Setelah itu ia mempersilahkannya untuk duduk. "Gunakan ini untuk mengambil kembali setiap Hourglass mereka yang sudah diambil, dan mengembalikannya kepada mereka!"

Eve dan Cindy masih bingung, namun juga masih mencoba memahami apa yang baru saja terjadi. Mereka berdua hanya mengangkat kedua pundak dan saling menatap.

*****

"Kamu sepertinya cukup kuat untuk melawan ya!" ucap sang Ratu Kegelapan. Medan energinya ia gunakan untuk mengangkat Jinan yang kehabisan tenaga akibat makhluk yang mengambil alih dirinya. "Tidak pernah, Saya, melihat  remaja yang bisa melawan kendali makhluk itu!"

Wajahnya terlihat menahan sakit, ia berusaha menjaga tenaganya agar makhluk itu tidak dapat mengambil alih dirinya.

"Ngomong-ngomong, kamu tahu rumah temanmu yang berubah menjadi Idol itu kan?" tanyanya.

Jinan tidak menjawab, ia menggelengkan kepalanya, walaupun medan energi itu sedang meremukkan dirinya.

Wanita itu kemudian menghampiri dua siswi lainnya yang berada disana. Ia tersenyum saat melihatnya, kemudian mengeluarkan dua buah kartu dan menempelkannya di punggung mereka. Setelah merapalkan mantera, kedua siswi itu berubah menjadi sosok monster dan mulai perlahan bergerak. "Bunuh gadis itu dalam satu minggu, atau mereka akan mengambil energi hidupmu setelahnya!" ucap sang Ratu.

 "Bunuh gadis itu dalam satu minggu, atau mereka akan mengambil energi hidupmu setelahnya!" ucap sang Ratu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Schwartz - Siren

Schwartz - Sphinx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Schwartz - Sphinx

Setelah transformasi itu selesai, Ratu kegelapan membuka sebuah pintu yang akan membawa mereka kesebuah tempat yang sudah dituju. "Bunuh anak itu, dan juga bawakan kepadaku si Kinal itu!"

"Jangan!" lirih Jinan.

Sang Ratu lalu menatapnya dan menambahkan, "Kalau kau beritahu aku dimana dia tinggal, maka mereka akan tetap hidup!"

"Tapi dia akan mati!"

****

Beberapa hari sudah berlalu, setelah upacara setengah tiang di Senin pagi itu, Ketua OSIS memberikan pidatonya di depan murid-murid yang tersisa. Di dalam sebuah aula, ia berdiri diatas sebuah mimbar, matanya menatap ke kanan dan ke kiri seperti mengawasi sesuatu. Di balik podiumnya, terdapat sebuah senjata khusus untuk berjaga-jaga bila sosok tersebut kembali.

Di tengah pidato itu, dua murid yang menghilang tiba-tiba masuk melalui pintu utama dengan tergopoh-gopoh. Mereka berjalan dengan wajah lesu dan sangat ketakutan.

 Mereka berjalan dengan wajah lesu dan sangat ketakutan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maafin kita, Kak Cindy!" ucap mereka berdua. Setelah tidak kuat menahan kendali monster yang berada di masing-masing tubuh mereka mengambil alih dan membuat mereka menjadi sebuah monster yang menakutkan. Siren dan Sphinx.

HourglassWhere stories live. Discover now