"Di mana dia?"

"Tuan cari siapa?" Celetuk tukang kebun di rumah itu.

"Lihat anak remaja, yang tinggi nya sedada saya" ucap Dirga.

Tukang kebun itu baru saja selesai, membersihkan bekas air hujan yang membanjiri selokan di dekat rumah.

Mencoba untuk berpikir sejenak.

"Oh, iya tuan saya lihat"

"Keman dia?"

"Pergi tuan, dia berlari keluar gerbang"

Mendengar itu Dirga panik, dia merasa Alvin tidak akan jauh jadi dia mencari nya dengan jalan kaki menggunakan payung.

"Sial!!" Kesal nya.

Dia berlari mencari Alvin, dan untung nya dia benar Alvin tidak jauh dari rumah nya.

"Alvin!!" Panggil nya.

Sang empuh tidak menoleh dia mempercepat kan langkah nya.

"Alvin!!"

Alvin berlari menjauhi Dirga, di dalam hujan deras dengan air mata yang untung nya tertutup oleh hujan jadi tidak terlihat.

"Alvin Tolong berhenti!!" Teriak nya.

Tot

Tot

Tot

Sebuah mobil truk besar pengangkut batu, melaju di tengah-tengah hujan. Alvin menyeberang untuk menjauhi pria itu, Dirga yang melihat nya dia berlari melepaskan payung yang ia pegang.

"Alvin, tolong berhenti!!!"

Grab...

Untung dengan cepat, Dirga menarik tangan Alvin menjauh dari jalan raya saat truk itu melewati nya.

Dirga memeluk nya erat-erat, mereka sekarang sudah di pinggir jalan.

"Apa kau bodoh!!!"

"Kau tidak lihat, ada truk sebesar itu!!"

"Apa kau sudah hilang akal!!"

Dirga memarahi nya, dengan suara keras di dalam hujan.

"Biar kan saja gua mati!!"

"Apa peduli bapak sama gua!!"

"Lagi pula gua udah nggak punya siapa-siapa lagi!!"

"Biar—"

Plak

Dirga menampar wajah Alvin sekencang-kencangnya, dia sudah tidak sanggup mendengar ucapan lagi dari remaja itu.

Alvin diam, dia menangis tersedu-sedu merasakan pipi nya yang sakit.

"Ikut saya" ajak Dirga.

Dirga meraih tangan Alvin, sementara remaja itu mundur dari nya.

"Nggak mau" ucap nya sambil menggelengkan kepalanya.

Pak Guru  - BL √Where stories live. Discover now