4. Anti Decive - Kano Shuuya

30 1 0
                                    

Character: Kano Shuuya
From: Mekakucity Actors (Kagerou Project)
Story by:Alisa_non0

=======

"Pencuri!" langkah Kano terhenti karena seseorang menahan pergelangan tangannya. Sontak laki-laki pendek itu menoleh ke belakang.

"Kau melihatnya?" yang ditegur malah bertanya balik.

"Tentu saja, kau terang-terangan keluar dari toko membawa coklat itu tanpa membayar." (Y/n) berpegang teguh pada kesaksiannya.

Kano malah dengan santainya tertawa kecil "Luar biasa, kira-kira mengapa ya penjaga toko tadi tidak menegurku padahal sudah jelas aku tadi tidak membayar?" entah mengapa ia mulai berlagak seperti pura-pura tidak tahu.

"Lupakan itu, cepat kembalikan coklatnya." (Y/n) terus mendesaknya.

"Ayolah, kau tidak penasaran mengapa hanya kau yang bisa melihatku melakukannya? Itu artinya.." si pendek itu menjentikkan jarinya "Kau itu spesial."

Kesal dengan omong kosong Kano, (Y/n) langsung menarik jaketnya, memaksa pencuri itu ke toko untuk mengembalikan coklat yang diambilnya.

Pada akhirnya Kano tetap membawa pulang coklat itu, tentu saja setelah gadis disampingnya memaksa untuk membayar dan meminta maaf pada penjaga toko. Sebenarnya fakta bahwa tidak ada orang yang menyadari tindakan Kano sedikit mengganjal di pikirannya.

Sepasang mata kucing itu mengamati wajah bingung disampingnya, "Sudah kuduga (Y/n) itu spesial."

(Y/n) berusaha memalingkan wajah dari bocah menyebalkan itu namun ada sesuatu yang aneh dari Kano hari ini. Mata yang sekilas terlihat runcing seperti mata kucing, kali ini terlihat berbeda "Mengapa matamu menjadi merah?"

Dalam satu kedipan warna netranya kembali menjadi normal, "Akhirnya kau menyadarinya, mata ini adalah kutukan dari sang 'ular'." seusai kalimatnya, sebuah tawa kecil memecah udara kaku diantara mereka, "Tidak tidak, aku hanya bercanda. Singkatnya aku melakukan trik untuk menipu penjaga toko tadi."

"Bohong." langsung saja (Y/n) menentang kalimat terakhir Kano, "Semua yang kau katakan itu bohong kecuali bagian tentang sang 'ular'."

"Ayolah, aku hanya bergurau tentang itu. Kau sungguh percaya pada karanganku?" si mata kucing hanya tersenyum sambil mengangkat bahu.

"Bukankah itu yang kau dapat dari Heat haze daze?" kata kata yang membuat Kano terdiam seketika, senyum jahil dua detik lalu hilang tak tersisa.

Heat haze daze atau kagerou. Sebuah fenomena ketika dua orang atau lebih terjebak dalam suatu tragedi mengerikan secara terus-menerus dimana hanya satu orang saja yang bisa selamat di antara mereka. Setiap orang yang selamat dari tragedi itu akan mendapat satu kekuatan mata dari ular sang monster dengan bayaran nyawa orang yang tidak bisa keluar.

Mata kucing itu kembali berubah warna semerah darah. Entah apa kekuatan mata yang dimiliki Kano, namun sepertinya hal itu tidak memiliki efek sama sekali pada (Y/n) karena sosok Kano yang ia kenal masih terlihat jelas dari sudut pandangnya.

Suara tawa pecah dari mulut si mata merah, "Jadi kau memang sudah tau ya, tapi.. darimana kau tahu hal itu?"

"Sama seperti ibu angkatmu, kakek buyutku dulu juga mencari tahu sesuatu tentang 'monster' dan 'ular'. Pada akhirnya beliau bisa membuat sebuah perlindungan dari kekuatan mata dan mewariskannya di keluargaku. Tapi ini pertama kalinya aku bertemu pemilik kekuatan mata asli." tak disangka ternyata orang yang sering dirumorkan tetangga itu ternyata memang benar-benar memiliki kekuatan psikis.

"Keren, jadi kau tidak terkena efek dari kekuatan mata apapun? Pantas saja Seto tidak bisa membaca pikiranmu." Kano menutup mulutnya setelah menyadari apa yang ia ucapkan di kalimat terakhir, "Tidak-tidak, aku tidak memaksanya berusaha mencari tahu tentangmu atau semacamnya."

Sebuah jitakan mendarat di jidat Kano. Si mata kucing itu mengaduh kesakitan.

Kano memegangi jidatnya yang perih "Tapi senang rasanya ada orang yang bisa melihatku dengan normal."

"Tetap saja kepribadianmu tidak normal."

"Eh, mengapa? Padahal aku sudah berharap jika (Y/n) bisa memahami ku lebih baik daripada orang lain." tanya Kano dengan wajah memelas.

"Kau terlalu menyebalkan. Kadang aku heran bagaimana aku bisa suka terhadap orang menyebalkan sepertimu-" (Y/n) mengutuk lidahnya sendiri karena mengatakannya, terutama di depan orang itu.

"Eeeeh..?" senyum licik itu. Sudah bisa ditebak bahwa Kano akan terus menggodanya tentang hal itu selama beberapa hari kedepan. (Y/n) hanya bisa pura-pura marah untuk menyembunyikan rasa malunya.

Namun di dalam hati ia senang karena Kano tidak menjauh.

***

"Sebenarnya apa yang terjadi?" (Y/n) menatap sepasang mata kucing yang berubah merah.

Warnanya sudah merah bahkan sebelum pemakaman Ayano Tateyama dimulai. Seorang siswi SMA yang bunuh diri dengan alasan yang kurang jelas. Pelayat yang datang melihat mayatnya sedang terbaring kaku di dalam peti mati. Namun yang dilihat (Y/n) hanya adik angkat dari sang korban, Kano yang sedang menggunakan kekuatan matanya.

Bangku dekat toko itu terasa kosong setelah pemakaman. Orang yang dipanggil kakak oleh Kano dan teman-temannya itu tidak terlihat dimanapun. Tidak ada yang menghiraukan Kido karena ia menghilang, Seto sepertinya lari ke hutan lagi. Seseorang yang familiar akhirnya mendatanginya.

Kano menyodorkan sebuah camilan manis "Jangan khawatir, aku sudah membayar coklat ini." wajahnya sungguh tidak terlihat seperti orang yang sedang berkabung.

(Y/n) hanya menatap bungkusan coklat itu, tidak selera. Baru beberapa Minggu yang lalu keluarga Tateyama kehilangan sosok ibu karena kecelakaan, sekarang putri sulungnya dikabarkan bunuh diri. Hal yang serius pasti sedang terjadi di keluarga itu. Sepertinya anak angkat Tateyama di sampingnya itu tahu sesuatu.

"Onee-chan tidak bunuh diri." Kano akhirnya buka mulut.

"Apakah dia ditelan?"

"Ya, onee-chan mendapat kekuatan mata dari sang ular, tetapi dia memutuskan untuk tidak kembali." akhirnya wajah penipu itu menunjukkan perasaan yang sebenarnya, "Ular mengambil tubuh ayah setelah kecelakaan, monster itulah yang memaksanya.. yang bisa dilakukan onee-chan hanya membiarkan dirinya ditelan agar ular itu tidak bisa mengumpulkan semua mata merah."

(Y/n) membiarkan pundaknya basah oleh air mata Kano "Onee-chan mengorbankan dirinya agar sang ular tidak bisa melakukan rencananya. Tapi aku takut.. bagaimana jika ular itu tetap membunuh kami?"

Kano merasakan sepasang tangan memeluk tubuhnya. Tepukan lembut yang mengatakan bahwa, "Semuanya akan baik-baik saja." Sementara dirinya mengubur dalam-dalam air matanya di pundak (Y/n).

Musim panas sore itu sungguh menyebalkan. Dua kematian beruntun dan rencana licik sang ular. Serta Kenjiro Tateyama yang tersenyum sambil menyodorkan sebuah pistol tepat di kepalanya.

Kano tidak bisa melihat apa yang ada di belakangnya karena ia sibuk menangis di pundak (Y/n). Atau mungkin kilauan mata merah dari sang ayah sangat mirip dengan milik Kido yang entah dimana saat ini, menyembunyikan tubuh pria tua itu dari pandangan orang lain. Apapun kekuatan matanya, hanya (Y/n) yang tidak bisa terpengaruh sepasang netra merah itu.

Tidak ada alasan lain bagi sang ular untuk membunuh orang biasa kecuali jika ia menghalangi rencananya. Sepertinya orang yang kebal terhadap kekuatan mata itu cukup mengganggu baginya. Jadi inilah ular yang dimaksud Kano, kekuatan mata yang memiliki kesadarannya sendiri. Sungguh licik.

Dari kejauhan aku bisa melihat Seto berjalan kembali bersama gadis asing yang sedang menangis. Tanganku yang tengah mendekap Kano bersiap untuk mendorongnya jauh-jauh.

Sang ular tersenyum di antara cahaya matahari tenggelam. Pelatuk ditarik bersama dengan tangannya yang menjauhkan Kano dari peluru.

Dor

"Aku menyukaimu, Shuuya." tiga kata terakhir sebelum peluru menembus pelipis (Y/n) sambil diwarnai cipratan merah seperti syal yang tertiup angin.

✧⁠*⁠。Imagination✧⁠*⁠。| Husbu X Reader Where stories live. Discover now