46. menyelidiki

939 66 2
                                    

_______________________
______________________
_________________
Setelah beberapa hari berada di rumah sakit, kini Nazira sudah diperbolehkan pulang.

Nazira dan Gus Farzan memutuskan untuk tinggal di Ndalem sampai kondisi Nazira membaik.

"Assalamualaikum Humairaku." Gus Farzan memasuki kamar dengan membawa Zidan di gendongannya.

"Waalaikumsalam," balas Nazira yang duduk di tepi ranjang.

Gus Farzan berjalan menghampiri istrinya dan duduk di samping gadis itu.

"Dia siapa? Apa kita udah punya anak?" Tanya Nazira.

"Iya sayang, kita udah punya anak dan ini adalah anak kita."

"Wah cocok,ya ampun gemesnya." Nazira menciumi pipi putranya dengan gemas.

"Dia panggil aku apa?" Tanya Nazira lagi setelah puas menciumi pipi Zidan.

"Bunda." Mendengar jawaban Gus Farzan, Nazira mengembangkan senyumnya.

"Ih gemesnya anak bunda." Nazira mencubit gemas pipi putranya.

"Mau gendong?" Tawar Gus Farzan.

"Boleh?" Nazira tampak ragu.

Gus Farzan tersenyum lalu mengangguk. "Boleh dong, dia kan anak kita."

Dengan perlahan, Nazira mengambil alih gendongan Zidan dari tangan Gus Farzan. Gadis itu tersenyum tatkala melihat Zidan yang tersenyum menatapnya.

"Kamu pasti rindu sama bunda ya? Maaf ya, bunda juga nggak mau ninggalin kamu beberapa hari ini. Bunda juga nggak tau kenapa bunda ada di rumah sakit, dan maaf juga ya kalo bunda nggak inget sama kamu, bahkan bunda nggak tau nama kamu." Seraya mengusap-usap kepala Zidan.

"Namanya Zidan Aqil az-zayyan sayang," ucap Gus Farzan.

"Selama aku di rumah sakit, dia minum susu apa?" Tanya Nazira.

"Dia minum ASI sayang, ASI-nya kak Zayra."

Nazira mengerutkan keningnya. "Kak Zayra itu siapa? Apa perempuan yang pernah ngomong gak baik sama aku?"

"Bukan, itu Asha,adik aku. Kak Zayra itu istrinya Farhan, kembaran aku. Dia nggak bisa jenguk kamu karena dia ngurus anak-anak di rumah."

Nazira mengangguk paham.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu.

"Jagain Zidan dulu ya, biar aku yang buka pintunya." Gus Farzan bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu. Lelaki itu memutar krop pintu dan membuka pintu itu.

"Mas..."

Melihat sosok yang berdiri di depannya, Gus Farzan keluar dari kamar dan menutup pintu kamar tersebut agar Nazira tidak mendengar percakapannya.

"Ngapain lagi kamu? Kalo cuma mau nyari masalah, mending pergi!" Ketus Gus Farzan.

"Aku mau bicara, boleh minta waktunya sebentar?" Tanyanya.

"Bicara apa?" Tanya Gus Farzan dengan tatapan tajamnya. Lelaki itu masih belum bisa melupakan kata-kata gadis itu di rumah sakit.

Ya, tepat sekali, gadis itu adalah Asha.

"Kita duduk di sana ya." Asha menarik lembut tangan kakaknya dan membawanya duduk di sebuah sofa yang berada tak jauh dari kamar Gus Farzan.

"Cepat bicara, aku nggak punya banyak waktu," ucap Gus Farzan setelah duduk di sofa itu.

Asha menghela napas kemudian mengembuskannya. Gadis itu mengambil tangan Gus Farzan untuk ia genggam. Air matanya mulai menetes bahkan sebelum ia berucap apapun.

Aku Dan Gus kembar [END]Where stories live. Discover now