2

2 2 0
                                    

Selamat membaca (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡





Bruk...

Kurebahkan diriku di atas kasur. Ini hari yang cukup melelahkan, selama perjalanan pulang aku dan Arthfael hanya diam saja. Arthfael hanya berbicara dengan adikku.

Esok sudah waktunya aku kembali bekerja. Kira kira ibu di alam sana melihat kami tidak ya? Ah sudahlah lebih baik aku beristirahat.

Oh iya! Aku langsung membangunkan tubuhku. Hampir saja aku lupa bahwa baju teman kerjaku masih berada di Arthfael!

Tapi ngomong ngomong aku belum punya nomor Arthfael jadi aku tak bisa menghubunginya. Mau tak mau aku harus ke kamarnya.

Kini aku sedang berdiri di depan pintu kamarnya. Aku ingin mengetuknya tapi entah mengapa aku malu sekali, ini pertama kalinya aku ke kamar laki laki selain adikku.

Saat aku hendak mengetuk pintunya Kiara tiba tiba datang. Haruskah aku menyapanya? Ya tentu saja, bagaimanapun kami tetap 1 atap.

"Hai Kiara" Setelah kusapa dia hanya menatapku dengan sinis dan menghampiriku.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kiara.

"Oh aku ingin berbicara dengan Arthfael-" Dia langsung menarik tanganku menjauh dari pintu kamar Arthfael.

"Hei!" Aku langsung menarik kembali tanganku.

"Kuperingatkan kau! Jangan coba coba menarik perhatian Arthfael, mentang mentang kalian bukan saudara kandung dan Arthfael tampan kau mencoba mendekati nya kan!?" Ucap Kiara, dia benar benar sudah gila.

"Kau salah paham, aku tak mencoba mendekatinya" balasku.

"Kau pikir dirimu itu sudah cukup cantik untuk menarik perhatian Arthfael? Dia hanya menganggapmu sebagai kakak! Bukan sebagai wanita!" Dia pergi sambil menabrak lenganku.

"Astaga...HEII KAU SALAH PAHAM!!" Kucoba meneriaki nya agar dia berhenti tapi dia malah tetap pergi.

Aku tak mau punya masalah dengan orang rumah, jadi aku ingin bersikap baik pada Kiara, aku tak menyangka dia sendiri yang mencari masalah denganku.

"Define?" Sapa Arthfael. Astaga dia muncul di belakangku tiba tiba, aku bahkan tak merasa kehadirannya.

"Kau seperti hantu" Aku langsung menutup mulutku, sial kenapa aku tak mengatakan itu di dalam hati saja? Kulirik dirinya, ternyata dia malah tersenyum, syukurlah dia tak marah.

"Ada yang mau kau bicarakan?" tanya Arthfael.

"Iya itu...soal baju teman kerjaku, pasti dia kemarin bekerja menggunakan baju lain karena aku belum mengembalikan bajunya" jawabku.

"Pfft...baiklah ayo ke kamarku" ucap Arthfael. Mengapa dia tertawa sih?

Aku masuk ke dalam kamarnya, tak kusangka sangat rapih dan wangi, kupikir kamar laki laki akan sangat berantakan.

"Kamu boleh duduk dimana saja"ucap Arthfael. Aku memilih duduk di atas karpet.

"Ngomong ngomong haruskah aku memanggilmu kakak?" tanya Arthfael yang ikutan duduk di sebelahku.

"Itu terserah kamu saja"

"Oke, kalau begitu aku akan memanggilmu kakak!" Dirinya tersenyum gembira.

"Ngomong ngomong, kakak sudah tidak bersekolah?" tanyanya. Kujawab dengan anggukan.

"Kau sendiri masih sekolah kelas berapa?" tanyaku.

"Kelas 2 SMA"

"Kau sekolah dimana?" tanyaku.

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: Mar 31 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Platonic Soulmate Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt