-Part 12-

424 71 12
                                    

Deru nafas Chaeyoung yang sudah teratur membuat Jennie yang menemaninya itu bernafas lega.

Sekarang Chaeyoung sudah tertidur dengan tangannya yang terus memegang tangan Jennie seakan tidak ingin Jennie pergi meninggalkan dirinya.

"Jen" Joy memasuki kamar Chaeyoung dengan perlahan.

"Hurm?" Sahut Jennie.

"Keluar yuk. Ada yang perlu gue sama Irene ngomong sama lo" ajak Joy.

Jennie mengangguk lantas dia melepaskan genggaman tangan Chaeyoung dengan perlahan lahan agar tidak membangunkan gadis itu.

Setelah memastikan Chaeyoung sudah tidur dengan damai, Jennie bersama Joy akhirnya berganjak keluar dari kamar untuk menghampiri Irene yang sudah berada diruang tamu apartment.

"Bagaimana kondisi Chaeyoung?" Tanya Irene.

"Tadi dia menangis terus tertidur" jelas Jennie.

"Gue sama Irene berfikir kalau kita ingin membawa Chaeyoung ketemu Psikiater" ujar Joy tanpa basa basi.

"Kalian serius?" Tanya Jennie memastikan.

"Iya. Lagian kita juga tidak tega melihat Chaeyoung ketakutan mulu gara gara dibayangi oleh masa lalunya" sahut Irene.

"Gue setuju si. Tapi kita tetap saja membutuhkan persetujuan dari Chaeyoung" ujar Jennie.

"Ya sudah, nanti lo ngomong saja sama Chaeyoung" ujar Joy.

"Kok gue!?" Protes Jennie.

"Chaeyoung lebih patuh sama omongan lo si" jelas Joy dengan santai.

Jennie mendengus "Ya sudah deh, nanti gue ngomong" pasrahnya.

"Tapi sekarang bagaimana sama Lim? Apa kita harus menjauhkan Lim dari Chaeyoung?" Tanya Irene.

"Mendingan jangan deh. Kalau dilihat, Chaeyoung nyaman si bersama Lim walaupun Lim berada dalam wujud Lisa" balas Joy.

"Kita lihat saja nanti bagaimana. Lagian Lim juga memang kelihatan serius mencintai Chaeyoung" ujar Jennie.

"Bagaimana sama lo?" Tanya Joy.

Dahi Jennie mengernyit "Gue? Gue kenapa?"

Joy memutar bola matanya dengan malas "Jangan fikir kita tidak tahu kalau lo cemburu karena Jisoo balikan sama Krystal"

Raut wajah Jennie sontak berubah menjadi kesal "Jangan diingatin dong. Makin kesal gue sama si chicken bodoh itu!"

Kedua sahabatnya malah terkekeh "Makanya lo tidak boleh galak galak sama dia. Tuh kan dia malah diambil sama yang lain" ledek Joy.

"Bacot ya lo. Lagian nasib kita juga sama. Lo suka sama Wendy, terus Irene suka sama Seulgi. Tapi sayangnya ketiga cowok bodoh itu tidak peka sama perasaan kita" balas Jennie.

"Gue tahu si beruang sipit itu suka sama gue dan dia terlalu polos. Dia bahkan tidak pernah ngerdusin mana mana cewek tapi sayangnya dia terlalu cupu untuk mengungkapkan perasaannya kepada gue" ujar Irene seketika merasa greget dengan tingkah Seulgi si beruang sipit.

"Tapi Wendy tidak suka sama gadis yang lebih tinggi dari dia. Apa itu artinya gue tidak ada peluang?" Tanya Joy sedih.

Jennie merangkul pundak Joy "Mungkin lo dikecualikan si. Coba saja lo yang ngejar dia duluan"

Joy bersmirk "Akan gue pastikan cowok buaya itu bucin setengah mati sama gue!"

"Tunjukin pesona kita. Kita primadona kampus bukan?" Smirk Jennie disetujui oleh kedua sahabatnya.

*
*

Sudah hampir 3 jam Jisoo menunggu diparkiran kampus namun sosok yang ditunggu tunggu masih saja belum kelihatan.

Sedari tadi juga perut Jisoo sudah meronta meminta makanan karena dia belum sempat menikmati sarapan namun saat ini dia harus segera menemui Krystal walaupun dia yakin pacarnya itu bakalan marah.

"Ck, kenapa juga si gue harus balikan sama tuh orang" gumamnya kesal.

Beberapa menit kemudian, sosok yang ditunggu akhirnya kelihatan.

"Krys!" Panggil Jisoo berlari menghampiri Krystal.

"Ngapain kamu kesini!?" Ketus Krystal.

"Maaf ya. Tadi aku kesiangan makanya aku lupa untuk menjemput kamu" ujar Jisoo memelas.

Krystal memutar bola matanya dengan malas "Dulu juga alasan kamu seperti ini. Ck, kamu hanya ingin main main sama perasaan aku bukan? Kita putus saja deh. Aku capek dijadikan mainan oleh kamu mulu!"

"Putus!?" Kaget Jisoo.

Krystal bersmirk "Iya, kita putus" sahutnya yang berfikir kalau Jisoo akan memohon untuk kembali kepadanya.

"Bagus! Kamu memang yang terbaik deh. Kita putus ya! Bye bye!" Dengan hebohnya Jisoo berlari pergi dari sana.

Sementara Krystal sudah kelihatan speechless. Apa apaan itu? Kenapa cowok itu malah kesenangan? Ck, seharusnya cowok itu memohon untuk minta balikan bukan!?

"Aku akan memastikan kamu memohon untuk balikan sama aku!" Gumamnya kesal.

*
*

Di apartment para cowok, terlihatlah sosok Seulgi dan Wendy yang lagi menemaninya Lisa yang kelihatan galau.

"Gue harus bagaimana si?" Tanya Lisa melepaskan wig yang dipakai olehnya.

"Makanya jangan gegabah. Lo tidak boleh bikin Chaeyoung ketakutan" ujar Seulgi.

Limario mengusap wajahnya dengan kasar "Iya gue tahu dan gue menyesal Hyung. Gue hanya ingin Chaeyoung melupakan masa lalunya saja"

"Lakukan dengan perlahan lahan Lim. Chaeyoung itu trauma dan trauma itu sulit untuk disembuhkan" ujar Wendy.

"Chaeng harus sembuh! Gue akan memastikan dia sembuh!" Balas Limario dengan penuh yakin.

Drttt drttt

Raut wajah Limario langsung berubah ketika melihat nomer Jennie yang menghubunginya.

"Lim-"

"Apa Chaeng baik baik saja?" Potong Limario.

"Chaeyoung masih tidur. Mendingan lo kesini deh. Lo perlu bicara sama Chaeyoung. Gue yakin lo bisa menenangkan dia"

Limario sontak tersenyum "Baiklah Kakak ipar, gue kesana sekarang!"

Setelah panggilan dimatikan, Limario langsung saja kembali memakai wig dan dia ikut memperbaiki penampilannya.

"Ingin kembali ke apartment mereka?" Tanya Seulgi.

"Iya Hyung. Gue harus menemani Chaeyoung. Semoga saja kehadiran gue bisa bikin dia melupakan cowok brengsek itu" balas Lisa.

"Ya sudah, hati hati. Ingat sama nasihat gue tadi. Jangan terlalu buru buru" ujar Wendy.

"Baiklah, gue mengerti" balas Lisa lalu dia langsung berganjak pergi dengan membawa mobil kesayangannya.


















Hurmmmm🙃

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hurmmmm🙃




Tekan
👇

Sacrifice of LoveWhere stories live. Discover now