biggest regret

33 2 0
                                    



mentari menyinari pagi hari kala itu.

seorang gadis mulai membuka matanya setelah tertidur lelap kemarin malam.

"hoaamm, udah pag- anjir! gue dimana." ucap seorang gadis yang diketahui a
adalah seorang ellena.

ia langsung bergegas keluar dari kamar tersebut menuju ruang utama dari apartment itu.

" lo udah bangun?" tanya travis sambil memasak di dapur.

" heh, gausah sinting lo. ngapain lo bawa gue ke apartment lo?!" balas ellena sedikit marah.

" karena lo tidur semalam, ya gue terpaksa bawa lo ke apart gue. gausah mikir macem macem, gue cuman mau bantuin lo. lagian ngapain sih pake acara ke bar segala?" ucap travis membalas perkataan ellena dengan tinggi nada yang sama.

" gausah sok peduli sama gue! dan gak usah sok bantu gue karena gue udah bantu lo! " ujar ellena langsung pergi keluar dari apartment.



brak.

" anjir, pagi pagi udah maen sinetron aja lu berdua. gue kawinin juga ni-"

" berisik lo, gausah komen komen. ga mood gue." ucap travis memotong permbicaraan justin.

" lah lo mau kemana? " tanya justin lagi.

brak.

" si anjir, gue ditinggal lagi. emang betina lo bedua!" umpat justin kesal sendiri.

▪︎

" dok, keluarga pasien tidak ada yang datang.  padahal saya sudah memberitahukan kepada pihak kerabat terdekat pasien untuk datang ke rumah sakit ini kemarin malam. tapi sampai sekarang belum ada yang datang. "

" telfon kembali kerabat dekat pasien lagi. pastikan ada keluarga pasien yag datang. apakah ia tidak memiliki istri?" tanya dokter itu.

" dalam data, ia sudah bercerai dengan istrinya. dan baru baru saja meninggal karena kejadian tragis. "

" orang tuanya?"

" kami sedang mencoba menghubungi mereka, diketahui orangtua pasien jauh dari sini."

" anaknya?"

" dialah yang tidak merespon permintaan saya. mungkin sedang sibuk. anaknya sangat terkenal, jadi mungkin karena itu ia susah di hubungi."

" lakukan dan usahakan sehingga membuahkan hasil. pasien tidak bisa bertahan lama. "

" baik."

▪︎

" llen. dengerin gue dulu." ucap travis sambil menarik tangan ellena dengan pelan.

" apasih?! gue udah bilang gausah sok peduli sama gue! " jawab nya.

" gue ngerti lo gamau diganggu len! dengerin gue dulu."

" apalagi yang harus gue dengerin ?! dihidup gue gaada yang namanya tenang! jadi gausah ngebantu gue agar keluar dari semua masalah ini! " teriaknya lagi.

" llen! i know you have a problem, We are human, it's normal for problems to come at any time. kadang lo hanya butuh bercerita ke seseorang agar masalah lo berkurang! seengaknya lo bisa lega! " tegas travis sambil menatap mata ellena.

ellena langsung meneteskan air mata mendengar perkataan travis.

bukan karena ia terharu ada yang memedulikannya.

ia teringat kapan ia terakhir kali bercerita dengan seseorang, dan itu hanya membuat traumanya semakin parah.

orang terakhir yang mendengar cerita keluh kesah nya adalah mamanya.

Broken Life [Treasure] Haruto Where stories live. Discover now