[2] Pak ... Nikah Yuk!

2.2K 8 0
                                    

"Pokoknya, ya, gue pengen tu botol, kena ke Raihana pas gue yang dapet giliran ngasih tantangan. Soalnya kalian nanti bakalan liat, sebuah fakta menakjubkan yang gue temuin."

"Fakta apaan tuh?" Mereka sangat penasaran.

"Fakta yang bakalan bikin kalian tercengang, pokoknya ikutin aja, kalau kalian pengen tau banget."

"Gak bercanda kan lo?"

"Buat apa bercanda? Enggak lah. Karena ini pasti bakalan seru banget, soalnya gue nemu sesuatu hal paling menggelikan sekaligus menjijikan, dari guru muda jelek abis tapi sok iya itu. Itung-itung, ngasih dia pelajaran, kalian semua kan juga pada dendam sama dia? Iya gak?"

"Dia itu sebenernya ...."

Cewek pemberi dare itu senyam-senyum melihat Raihana dan Pak Abra tampak berhadap-hadapan. Raihana tampak membuang pandangan ke sana kemari sementara Pak Abra, menatap dingin sok kegantengan.

"Ada apa, Raihana? Jika tak ada keperluan, sebaiknya kamu keluar saja." Raihana terperanjat karena suara Pak Abra, menariknya ke kenyataan segera dari pikiran yang linglung serta gugup.

Sejenak, dia meneguk saliva. "Pak ...."

"Ya?" Pak Abra menjawab seraya mendengkus pelan.

"Bapak jangan marah, ya."

"Kenapa demikian?"

"Pak, nikah yuk!"

Raihana berucap dengan cepat, dan Pak Abra tampak menatap datar sementara Raihana semakin kelabakan. "Maafkan saya, Pak. Saya disuruh soalnya main dare, mereka emang menyebalkan, nilai saya gak akan kenapa-kenapa kan, Pak? Nilai saya udah ngepas, kalau kurang nanti ortu saya makin ngomel. Maafin saya, ya, Pak. Maaf."

Pak Abra masih menatap Raihana, seakan tanpa berkedip dari balik kacamatanya. "Oke ...."

Mendengarnya, Raihana menghela napas lega.

"Kalau kamu mau jadi istri Bapak."

"Hah?!" Raihana tentu terkejut akan penuturan sang guru muda tersebut, teman-temannya pun demikian, tetapi si pemberi dare seakan tahu hal ini akan terjadi.

"Beneran ya ternyata Pak Abra suka sama Raihana?" Salah seorang temannya berbisik.

"Iya, kan gue udah bilang, si jelek itu juga mesum, foto Raihana dia pake di wallpaper! Mampus lu Rai!" Dia tertawa seraya berbisik balik. "Rasain tuh!"

"Kok gitu, sih? Tuh Pak Abra bercandain Rai balik keknya!" Yang lain berusaha berpikir positif.

Sedang Raihana semakin gugup. "Ka-kami cuman main dare, Pak. Ma-maaf lancang--"

"Abraham, bisa kamu bantu saya? Kenapa anak-anak ini ada di sini? Kalian kembali sana!" Suara seorang guru pria membuat Raihana dan Pak Abra menoleh, dia tampak mengusir teman-teman Raihana di luar sebentar, setelahnya menghampiri Pak Abra.

"Kamu ngapain juga ke sini? Masih ada keperluan?" Raihana menggeleng cepat. "Ya udah kembali sana."

Raihana mengangguk. "Sa-saya permisi dulu, Pak." Tanpa menoleh lagi dia berbalik dan menemui teman-temannya.

Sementara Pak Abra, sejenak menatap punggung Raihana yang menghilang bersama teman-temannya menjauh.

"Kurang ajar lo!" Saat sampai di gudang lagi, Raihana mendorong si pemberi dare, hampir saja terjatuh andai tak ada menahan. "Gegara elo!"

"Gegara gue, lo kan baru aja dapetin cinta sejati, ya gak apa dong?"

"Kepala lo cinta sejati! Pak Abra sekarang keknya marah sama gue, makanya bilang kek tadi buat nyindir! Abislah nilai gue udah kecil, jadi debu gegara lo! Sini lo gue pukulin!" Raihana terus menggebu ingin memukulinya tetapi ditahan kuat-kuat. "Argh, lepasin!"

"Ya enggaklah, Rai. Gue yakin dia serius. Karena Pak Abra kan cinta sama lo, buktinya foto lo gue liat jadi foto wallpaper dia lho." Mata Raihana membulat sempurna kaget. "Seriusan, gue gak bohong, kalau gak percaya cari tau aja sendiri. See? Harusnya lo emang bersyukur lho, cewek preman kek elo pasti susah dapet jodoh, jadi gue bantuin."

Beberapa orang tertawa, tetapi yang lain tercengang, termasuk Raihana ....

Cerita ini cerita spesial yang tersedia di KARYAKARSA: anurie

Silakan mampir, murah meriah saja ;)

Pengasuh Duda [21+]Where stories live. Discover now