Singto sudah menunggu krist di ruang tamu, saat dia mendengar suara motor krist berhenti di depan rumah, singto langsung berjalan membuka pintu.

"Ayo pergi" ucap krist.

Singto menggunakan hoodie oversize sekarang sehingga jika di lihat sekilas perutnya tak akan terlihat.

Singto duduk di belakang motor krist dan krist menjalankan motornya pergi dari sana.

Di sepanjang jalan krist menggenggam tangan singto yang memeluk perutnya, singto menyandarkan kepalanya di pundak krist, menikmati perjalanan mereka.

Saat tiba di rumah sakit mereka langsung bertemu dokter karna singto sudah membuat janji tadi, jadi mereka tak perlu mengantri lama.

Setelah memeriksa kandungan singto dan bicara dengan dokter, kini krist dan singto keluar dari ruangan dokter.

"Aku tak sabar ingin bertemu anak ku" ucap krist sambil tersenyum bahagia.

Sebelum pulang, mereka ke apotik depan rumah sakit lebih dulu membeli vitamin yang sudah di resepkan oleh dokter.

"Krist?" Ucap Yada saat melihat krist berada di apotik yang sama dengannya.

Krist terkejut melihat keberadaan Yada. Yada melihat pria yang berada di samping krist, dia juga menyadari jika pria itu sedang hamil.

"Siapa dia?" Tanya Yada pada krist.

"Aku su--"

"Dia sepupu ku, suaminya meminta ku untuk mengantar dia memeriksa kandungannya disini" ucap krist sebelum singto menyelesaikan ucapannya.

Singto menatap tak percaya pada krist, kenapa Krist berbohong?

"Oh, hai, perkenalkan aku Yada. Pemilik kafe tempat krist bekerja" ucap Yada.

Singto seperti terkena hantaman yang begitu keras saat mendengar itu, jadi Yada pemilik kafe tempat krist bekerja masih sangat muda, bukan wanita tua seperti apa yang krist katakan padanya.

Singto menatap krist menuntut banyak penjelasan sedangkan krist terlihat sangat gugup sekarang, krist takut semua kebohongannya akan terbongkar hari ini, lebih tepatnya krist takut Yada tahu jika dia sudah menikah.

Singto langsung pergi dari sana saat melihat krist hanya diam seakan tak ingin mengoreksi ucapannya tadi, singto benar-benar benci, krist seperti tak mau mengakui dirinya.

"Dia kenapa?" Tanya Yada bingung.

"Aku pergi dulu" ucap krist pada Yada.

Krist langsung berlari mengejar singto.

"Sing..." Ucap krist.

Krist berhasil mengejar singto hingga tempat parkir rumah sakit.

"Aku ingin pulang" ucap singto.

Krist menghidupkan mesin motornya dan menjalankan motornya pergi dari sana, di sepanjang jalan hanya ada keheningan krist dan singto tak saling bicara.

Punggung krist terasa basah, terdengar isak tangis singto, hati Krist benar-benar sakit mendengar itu.

Saat tiba di rumah, singto langsung turun dari motor dengan di susul oleh krist

"Sing..." Ucap krist.

"Kenapa kamu berbohong, Krist?" Tanya Singto.

"Apa aku hanya sepupu bagi mu? Mana wanita tua yang berusia 50 tahun itu!? Kenapa kamu membohongi ku selama ini!!" Ucap singto marah.

"Aku hanya... Aku hanya tak mau kamu salah paham, aku terpaksa mengatakan itu, maafkan aku" ucap krist.

"Apa kamu selingkuh selama ini? Itu sebabnya kamu takut mengatakan jika aku suamimu?" Ucap singto.

"Tidak, aku bersumpah. Hanya saja syarat bekerja di kafe glora harus masih lajang, belum menikah. Itu sebabnya aku berbohong tadi, aku masih sangat membutuhkan pekerjaan itu, ku mohon mengerti aku" ucap krist.

"Sebentar lagi kamu akan melahirkan, jika Yada tahu aku sudah menikah dia pasti akan memecat ku dan akan sangat kecewa padaku karna aku membohonginya selama beberapa bulan ini. Jika aku di pecat dari mana aku harus mencari uang untuk biaya kamu melahirkan nanti?" Ucap krist.

"Itu bukan alasan, krist!" Ucap singto.

"Ku mohon maafkan aku, aku akan mengatakan pada Yada jika aku sudah menikah setelah kamu melahirkan nanti" ucap Krist.

"Aku kecewa padamu, aku membenci mu" lirih singto.

"Maafkan aku" ucap Krist sembari bersimpuh di bawah kaki singto.

Singto terus menangis sejak tadi, hatinya benar-benar hancur, dia sangat kecewa pada krist.

"Apa kamu mencintai ku?" Tanya singto tiba-tiba, mengingat jika selama menikah Krist tak pernah mengatakan cinta padanya.

"Aku sangat mencintai mu" ucap krist.

"Bohong" lirih singto.

"Apa semua perlakuan ku padamu belum cukup untuk menjadi bukti? Apa yang kamu inginkan selalu ku lakukan, apa yang kamu butuhkan bahkan selalu ku berikan, aku benar-benar sangat mencintai mu. Aku selalu memastikan jika kamu selalu cukup, aku bekerja banting tulang hanya demi kamu, sing" ucap krist.

"Entahlah krist, aku merasa kamu tak pernah mencintai ku, jangan ganggu aku" ucap singto sembari berjalan pergi dari sana, singto berjalan ke kamar dan mengunci pintu kamar, singto menangis meluapkan emosinya di dalam kamar sedangkan krist juga menangis di depan pintu kamar, Krist duduk di lantai bersandar di daun pintu sembari meremas rambutnya.

Jika bukan karna terpaksa Krist tak akan menyembunyikan statusnya, dia akan dengan senang hati memperkenalkan singto sebagai suaminya, tapi bagaimana bisa? Keadaan yang memaksa krist untuk menyembunyikan status pernikahannya.













Tbc.

You're Mine✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ