13 || Istri Kecil 🍓

Start from the beginning
                                    

"Coba jelaskan pelan-pelan sayang," pinta Manuel menatap Gasena dengan sedikit menunduk. "Butterfly hiks... Mati, Asen kuburkan Om. Tadi saat Asen menonton ada butterfly masuk ke dalam, terus Asen tangkap karena butterfly nakal asen hukum dengan patahkan sayapnya tapi butterfly mati Huahhh!!"

Manuel terkekeh kecil, sangat menggemaskan istrinya ini. Manuel mengusap pipi Gasena, Gasena masih terlihat segukan. "Sudah tidak apa-apa butterfly tidak akan marah, sayang kan tidak sengaja." Gasena mendongak pelan.

"Benar Om? Tidak marah dengan asen? Asen tidak sengaja," ujar Gasena dan Manuel mengangguk kecil. "Bener sayang, tidak akan marah butterfly pada anak baik ini." Gasena kembali memeluk Manuel.

"Sayang belum mandi ya?" tanya Manuel dan Gasena tersenyum bayi. "Hihi... Om bobo tadi jadi asen menonton," jawab Gasena semangat, Manuel menjawil hidung Gasena Gemas. 

🍓🍓🍓

Manuel menghela napasnya pelan, Gasena tidak mau pergi dan malah merajuk. Manuel berdiri di samping tempat tidur, Gasena menyembunyikan dirinya di balik selimut.

"Sayang,"

"Tidak, Om jangan nakal dengan asen! asen marah dengan om pokoknya tidak mau berbicara panjang sedikit saja!" Manuel tersenyum tipis tidak mau berbicara panjang tapi Gasena daritadi terus mengomel.

"Om tidak akan berikan Kiss jika sayang Nak—"

"Ish!! Om seperti itu dengan asen, om tidak sayang Asen lagi kan? Om ancam Asen tidak berikan Kiss lagi, om nakal." Gasena duduk dengan menatap Manuel, bibirnya melengkung ke bawah karena sedih mendengar ancaman Manuel.

"Ganti Cake saja bagaimana? Jangan mochi." Manuel menawarkan makanan lain tapi Gasena menggelengkan kepalanya ribut. "Om tidak paham terus! Asen mau mochi tidak mau cake, Asen mau mochi Om."

"Jika sakit gigi tidak om berikan peluk okey? Om belikan Mochi sekarang tap—"

"Om, nakal dengan asen." Gasena kembali memotong ucapan Manuel, Manuel tidak boleh luluh dengan tatapan polos itu. Manuel harus sedikit tegas dengan Gasena agar kesehatan Gasena terjaga, Manuel mengusap rambut Gasena pelan.

"Ayo berangkat, om gendong ya?" tawar Manuel dan Gasena mengangguk kecil, Manuel mendekati Gasena kemudian menggendong istri kecilnya itu. Gasena memeluk leher Manuel, kakinya mengayun pelan.

"Mochi Om, yang strawberry dan cokelat." Gasena kembali meminta makanan favoritnya dan Manuel menghela napas lagi, Gasena melonggarkan pelukannya. "Om mau pukul-pukul pantat asen lagi tidak? Nanti mochi ganti dengan pukul-pukul." Manuel berhenti berjalan ketika Gasena mengatakan itu.

"Nanti jika merah lagi asen menangis minta berhenti," ujar Manuel memancing. "tidak-tidak, om berikan mochi Asen tidak akan menangis, janji." Manuel terkekeh kecil, Gasena memiliki umpan agar dirinya bisa mengizinkan dan membelikan mochi.

"Gak sayang, lelah jangan setiap hari Asen butuh istirahat. Om belikan Mochi untuk hari ini besok jangan okey?" Gasena berbinar dan mengangguk senang. "Asen kiss-kiss Om!"

Cup!!

Cup!!

Gasena mengecup pipi dan Bibir Manuel, Manuel tersenyum dan kembali menuruni tangga untuk ke lantai bawah. Mereka harus segera pergi, tidak enak dengan orang tua Gasena jika terlambat.

My Little Baby (END) ✓ Where stories live. Discover now