(name) menghela nafasnya kasar, ia merasa benar benar sial hari ini.

***

𝗥𝗲𝗻𝗴𝗼𝗸𝘂 𝗣𝗼𝘃

Setelah aku melakukan misiku aku kembali ke markas dan memikiran kejadian semalam. Sungguh memalukan bisa-bisanya aku menabrak seorang gadis.

Aku merasa sangat bersalah, hashira macam apa yang tidak bisa mengendalikan larinya. Huftt, tapi untung saja dia tak marah hanya berwajah datar.

Aku sempat menatap matanya yang berwarna biru seperti kristal salju, sungguh indah. Rambutnya yang sedikit bergelombang dibawah dan berwarna putih seperti salju. Tampak dingin namun sangat menarik.

Ah ya tapi kenapa dia bisa ada diatas rumah orang malam malam ya? dia juga membawa katana. Apakah dia pemburu iblis juga? Tapi kenapa dia tidak memakai seragam?

Memikirkannya membuatku lapar, lebih baik aku makan saja lalu istirahat.

𝗕𝗮𝗰𝗸 𝘁𝗼 (𝗻𝗮𝗺𝗲)

"akhh pantatku sakit sekali! ada apa dengan orang itu? apakah dia tidak punya mata? main tabrak saja, sungguh menyebalkan! mana badannya besar lagi! Awas saja kalau ketemu lagi." Batin (name) menggerutu.

Saat ini dia sedang berada di kedai yang masih buka meskipun sudah tengah malam. Namun pencahayaan di kedai itu sedikit remang-remang sehingga iblis bisa kapan saja masuk dan membunuh yang ada didalamnya.

Saat (name) sedang meletakan kepalanya di meja, tepukan dipundaknya membuat (name) reflek menarik nichirinnya dan mengarahkan ke orang itu.

Untung saja orang itu berhasil menghindar. "HEI APA YANG KAU LAKUKAN, AKU BISA SAJA TERPENGGAL BODOH!"

(name) hanya diam menatapnya lalu menghembuskan napasnya pelan dan kembali duduk. "Kau yang bodoh Akaza, kau hampir membuatku terkena serangan jantung."

Akaza berdecih lalu duduk disebelah (name). "Kenapa kau keluar tengah malam begini? Dan tumben kau langsung berbicara banyak."

𝗮𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗽𝗼𝘃

(Name) memang anak angkat yang di asuh muzan, alasan muzan mengasuh (name) masih belum di ketahui.

(Name) juga bisa di sebuah memburu iblis, tapi (name) bukan ingin menjadi pemburu iblis ataupun menjadi Hashira.

(Name) berlatih mengunakan nichirin untuk menjaga diri nya, tentu saja muzan tau tentang ini dan mengingat tidak semua iblis mengetahui identitas (name).

𝗕𝗮𝗰𝗸 𝘁𝗼 (𝗻𝗮𝗺𝗲)

Akaza berdecih lalu duduk disebelah (name). "Kenapa kau keluar tengah malam begini? Dan tumben kau langsung berbicara banyak."

"Bukan urusanmu." jawab (name)

"Lebih baik kau pulang (name) atau aku akan memakanmu." Ucap Akaza dengan senyum yang tidak dapat diartikan.

Seketika (name) menatap tajam kearah Akaza, namun yang di tatap malah cengengesan. (Name) tau betul kemana arah pembicaraan iblis itu. "Kau mau aku penggal duluan?!" Ketus (Name)

"Aku hanya bercanda (name)" jawab nya

(Name) selalu mengerti apa yang dikatakan Akaza begitupun sebaliknya. Dibanding dari uppermoon lainnya, (Name) paling dekat dengan Akaza bahkan saat bersama iblis itu (name) lebih banyak bicara.

Karena menurut (name), Akaza itu paling mengerti dirinya dibanding uppermoon lain dan Muzan. Walaupun Akaza kalau berbicara agak lain.

"Akaza." Panggil (name) membuat iblis itu menoleh kearahnya.

Akaza hanya memiringkan kepalanya tanda bertanya.

"Bagaimana jika kau mati?" ucap (name) sambil menunduk

Satu pertanyaan itu membuat Akaza terdiam cukup lama. Namun setelah itu ia tertawa keras

"Ahahaha aku tidak akan mati (name), aku ini iblis apa kau lupa? Aku hidup sudah beratus tahun dan aku adalah iblis kuat aku sudah memakan banyak manusia." jawab akaza bangga

"Bagaimana jika aku menjadi musuh kalian dan membunuhmu?" pertanyaan (name) membuat tawa Akaza terhenti.

Iblis itu mengerutkan dahi nya "Kau serius?"

"Ah tidak lupakan saja aku hanya mengajukan pertanyaan bodoh."

Hening sejenak bagi mereka, akhirnya Akaza membuka pembicaraan. "Kau boleh membunuhku jika kau mau, asal ada seseorang yang bisa menjaga dan membuatmu tersenyum (name). Itu artinya tugasku sudah selesai."

(Name) hanya terpaku mendengar ucapan seorang iblis bulan atas itu, yang tidak kenal ampun dan ingin hidup menjadi kuat selamanya. Seperti bukan Akaza yang dia kenal.

(name) mencoba mencerna apa yang iblis itu katakan.

Akaza bangkit dari duduknya lalu menepuk pelan puncak kepala (name). "Semua keputusan ada di tanganmu, apa kau akan berpihak pada kami atau kau akan berpihak pada manusia. Aku tau itu pilihan sulit bagimu, tapi apapun keputusanmu aku mendukungnya dan aku tidak akan memberitahu iblis lain. Jikalau kau memilih menjadi musuh kami, maka bunuh lah kami semua (name) dan jadilah kuat." ucap akaza panjang lebar

Setelah mengucapkan itu, Akaza langsung pergi begitu saja. Ada rasa menyesal didalam hati (name) karena menanyakan pertanyaan begitu.

Padahal ia hanya asal bertanya, lagian mana mungkin ada seseorang yang membuatnya tersenyum dan menjaga nya.

𝗮𝘂𝘁𝗵𝗼𝗿 𝗽𝗼𝘃

Disini (name) membenci manusia, karena di saat kedua orang tua (name) di bunuh oleh iblis bulan bawah (name) melihat dari kejauhan seorang pemburu iblis atau pun hashira yang menatap dari kejauhan.

Dimulai situ (name) berpikir bahwa manusia egois tidak memiliki hati untuk membantu, apalagi untuk seorang pemburu iblis yang hanya menatap dari kejauhan di saat iblis mulai memakan manusia.

Disisi lain (name) tidak pernah berpikir untuk menjadi pemburu iblis ataupun hashira, (name) berlatih mengunakan nichirin hanya untuk menjaga diri dari para iblis yang ingin memangsa nya.

(Name) pernah berpikir, apakah suatu saat nanti muzan dan para iblis lain nya akan memburu diri nya? Jika di ingat kedua orang tua (name) mati terbunuh iblis.

Tapi hingga saat ini muzan bersikap baik pada (name), seolah seperti anak nya sendiri.

[rengokuxreader] follow your heartWhere stories live. Discover now