Part. 2

192 21 12
                                    

Author POV.

Pria tampan itu menolehkan wajahnya yang terlihat sangat dingin, dia tidak peduli dengan pria di sampingnya.

Hah....

Manajer Cha hanya menghelai nafas melihat respon Lee Baek Hyeon mau bagaimana lagi pemuda tampan bukan hanya berbakat tapi juga sangat tampan yang membuatnya menjadi sangat arogan, Lee Baek Hyeon juga di sebut-sebut sebagai aset berharga milik Korea Selatan.

Belum lagi keluarga Lee Baek Hyeon bukan keluarga sembarangan, ayahnya adalah seorang Milioner nomor satu Korea dan ibunya lahir di keluarga politik, nyonya Lee adalah putri satu-satunya di keluarganya itu juga yang membuatnya sangat berharga.

Jadi tentu saja Lee Baek Hyeon sudah hidup layaknya tuan muda bangsawan kaya raya yang lahir dengan sendok emas di mulutnya.

"이번 연주회에 장관이 참석하든지 대통령이 참석하든 상관없어 반주자들이 감히 늦으면 다 해고하겠다 ( Aku tidak peduli jika konser ini di hadiri oleh para menteri atau bahkan presiden sekalipun, jika para pengiring brengsek itu berani telat aku akan memecat mereka semua )" kata Lee Baek Hyeon santai.

Manajer Cha berusaha mati-matian berdoa di dalam hatinya, berharap agar konser ini berjalan dengan baik tanpa ada masalah sedikit pun.

Atau konser ini harus di tunda lagi, dia dan Pak manajer umum sudah berusaha susah payah mengirim permintaan maaf pada para tamu yang harusnya datang saat konser pertama di gelar tapi konser itu harus gagal karena mood Lee Baek Hyeon yang buruk waktu itu.

Pak manajer umum bahkan sampai membeli ginseng mahal untuk setiap tamu terhormat sebagai permintaan maaf.

Hah.....

Manajer Cha lagi-lagi menghelai nafas berat sambil menatap pemuda tampan yang di sebelahnya yang sering di gadang-gadang sebagai aset berharga Korea Selatan ini.

"백현아 너 먼저 6층으로 올라가라 나중에 따라갈게 박 선생님 먼저 만나고 싶어
( Baek Hyeon kamu naik duluan ke lantai 6 nanti aku menyusul mu, aku ingin bertemu dengan tuan Park terlebih dahulu )" kata Manajer Cha.

Desi kaget saat melihat lift berhenti di lantai 3.

Manajer Cha keluar dari lift meninggalkan Desi dan Lee Baek Hyeon yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Baik Desi dan Lee Baek Hyeon sama-sama tidak peduli satu sama lain.

Mereka sama-sama diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Brakkk....

Desi spontan merapatkan tubuhnya Kedinding lift saat tiba-tiba saja lift bergetar dan tiba-tiba berhenti.

"Ya tuhan, ini lift kenapa lagi ?" Desi yang panik.

Langsung menekan tombol darurat yang ada di lift hingga memukul-mukul pintu lift dengan keras.

"닥쳐줄래? 너 너무 시끄러워 ( Bisakah kau diam ? kau terlalu berisik )" kata Lee Baek Hyeon pelan.

Desi yang tidak mengerti bahasa bahasa Korea mengabaikan perkataan Lee Baek Hyeon dan membalikan badannya ingin membalas makian Lee Baek Hyeon.

Tapi dia langsung tersentak kaget saat suara berat dan lemah pria itu.

Desi yang tadinya panik karena Lift yang tiba-tiba berhenti kini menjadi cemas saat melihat wajah pucat dan tubuh gemetar serta nafas yang tersengal-sengal pria di belakangnya.

"Hey, what's wrong with you? You're okay, right? Please don't die here
( Hei kau kenapa ? Kau baik-baik saja kan ? Aku mohon jangan mati di sini )" kata Desi panik.

Desi buru-buru melangkah kearah pria itu dan menyentuh keningnya tapi di tepis dengan kasar oleh Lee Baek Hyeon.

"What are you doing ? Don't touch me carelessly
( Apa yang kau lakukan ? Jangan sembarangan menyentuh ku )" kata Lee Baek Hyeon sengit.

Lee Baek Hyeon yang tahu jika wanita di depannya ini tidak bisa bahasa Korea mengunakan bahasa inggris dengan fasih.

"I just wanted to check your condition, why would I touch you, if not to check your condition. It's better if you just keep quiet now. I'll check your condition first
( Aku hanya ingin mengecek kondisi mu memangnya untuk apa aku menyentuhmu, kalau bukan untuk mengecek kondisi mu. lebih baik kau diam saja  sekarang aku akan mengecek kondisi mu dulu )" balas Desi kesal.

Lee Baek Hyeon "......"

Mata dingin Lee Baek Hyeon tidak lepas dari gerakan Desi.

"I'm fine, I just had a mild panic attack
( Aku baik-baik saja, aku hanya mengalami serangan panik ringan )" kata Lee Baek Hyeon.

Kening Desi berkerut dalam, dia belum pernah bertemu dengan orang yang memiliki trauma panik seperti ini.

"OK now follow me, first close your eyes and think about the beautiful memories you have ( Baiklah sekarang ikuti aku, pertama-tama tutup matamu dan pikirkan kenangan indah yang kau miliki )" kata Desi sambil memberikan contoh.

"What do you mean by beautiful things? I don't have any happy memories
( Hal indah apa maksudmu ? Aku tidak punya kenangan indah )" balas Lee Baek Hyeon sambil mengalihkan wajahnya kearah lain.

Dari kecil dia sudah hidup dengan pengasuh dan kepala pelayan, orang tuanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing ibunya adalah seorang aktris cantik papan atas dan ayahnya sibuk dengan urusan bisnis kakak laki-lakinya sibuk dengan sekolahnya.

Melihat tatapan pria itu membuat Desi merasa tidak nyaman, apa lagi jika mengingat sikap sombong dan kasar pria itu tadi.

"Try to imagine that right now you are in a vast meadow with a cool, comfortable breeze and a beautiful expanse of green grass full of mountains and the soft sound of a clear river.
( Coba banyangkan jika saat ini kau sedang ada di padang rumput luas dengan angin sejuk yang nyaman dan hamparan rumput hijau yang indah penuh dengan gunung dan suara lembut sungai yang jernih )" kata Desi lembut.

"Come on, try doing it. After that, try to regulate your breathing slowly and gently
( Ayo coba lakukan setelah itu coba atur nafasmu secara perlahan dan lembut )" lanjutan Desi saat pria itu hanya menatapnya saja.

Lee Baek Hyeon menutup matanya dan membayangkan semua yang di katakan Desi dia mulai bernafas dengan perlahan dan lembut.

Wajah yang awalnya pucat dan penuh keringat kini mulai tenang dan nyaman.

Lee Baek Hyeon membuka matanya dan menatap wajah Desi dengan lekat membuat Desi sedikit gugup.

Lee Baek Hyeon menyenderkan kepalanya di pundak Desi sambil memejamkan matanya dengan perlahan dia tidur dengan nyaman di samping tubuh Desi yang terduduk kaku layaknya patung.

Tangan besar dan kekar pria itu meremas lembut tangan Desi sambil tersenyum manis membuat Desi yang awalnya ingin marah dan mendorong tubuh tinggi tegap itu menjadi tidak tega.

'Ini orang kelihatan kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya deh, kasihan banget' batin .

...........

TBC

Modern Cinderella series fat girl Where stories live. Discover now