16

4K 323 4
                                    


Jaemin mengerjap pelan, pemuda manis itu merasakan berat pada perut hingga dada nya.

Pemuda manis itu menatap ke arah samping, mendapatkan Jeno yang masih terlelap dengan memeluk dirinya juga tubuh kecil Jino yang berada diatas nya.

Dengan pelan Jaemin melepaskan pelukan Jeno, menatap jam yang menunjukkan pukul tujuh pagi.

Mengangkat Jino pelan lalu menaruh tubuh kecil itu di samping Jeno, mengambil pecifer karena Jino terus mengecap.

Berjalan kearah meja kecil untuk membuatkan susu, setelah selesai Jaemin tak lupa mencicip. Apa suhu nya sudah pas juga rasa manis nya. Dirasa cukup, Jaemin mendekat kearah Jino yang kini merengek pelan.

Membawa tubuh kecil itu dalam gendongannya menuju sofa, membiarkan Jino dengan rakus menyusu.

Tangan Jaemin terulur mengusap kening Jino yang mengeluarkan keringat.

"Masih pagi loh, dingin juga kenapa bisa gerah begini?" Ucap Jaemin pelan.

Jino hanya diam menikmati usapan Jaemin dan kembali memejamkan mata, di rasa anaknya sudah kembali tidur Jaemin perlahan bangkit dan menaruh tubuh mungil itu pelan. Pemuda manis itu juga mengecek suhu tubuh Jeno yang tak panas.

Turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan berlalu keluar kamar menuju dapur untuk membantu Tiffany membuat sarapan.

"Gimana keadaan Jeno?" Tanya Tiffany.

"Panas nya udah turun, ma." Tiffany mengangguk.

"Nanti mama arisan, mau bawa Jino." Ucap Tiffany.

"Ngerepotin mama gak?"

"Nggak, sayang."

"Jam berapa, ma?"

"Jam sepuluhan." Jaemin mengangguk.

"Nanti aku mandiin dulu."

"Oke, mungkin pulang agak sore karena sekalian mau jalan-jalan sama papa. Kamu siapin susu aja." Jaemin mengangguk paham.

Setelah sarapan selesai ketiganya makan, Donghae pun bertanya bagaimana keadaan Jeno dan sedikit mengobrol setelah mereka selesai makan.

Jaemin ingin membantu Tiffany mencuci piring namun wanita menggeleng.

"Nggak apa-apa, sayang."

"Aku mau ke kamar dulu ma." Tiffany mengangguk, membiarkan Jaemin membawa dua mangkuk bubur dengan porsi berbeda juga dua gelas air dan obat.

"Terima kasih bi." Ucap Jaemin saat bibi membukakannya pintu.

Pemuda manis itu masuk ke dalam, mendapatkan Jino yang sudah bangun dengan memainkan botol susu nya begitu dengan Jeno yang menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang. Menatap Jino dalam diam.

"Udah bangun? Sarapan dulu habis itu minum obat." Ucap Jaemin, duduk di tepi ranjang sebelah Jino setelah menaruh nampan itu di atas nakas.

"Ke kamar mandi dulu sebentar."

"Mau di bantuin?" Jeno menggeleng.

"Udah gak apa-apa na." Jaemin mengangguk, pemuda manis itu mengangkat tubuh Jino lalu mendudukkan di pangkuannya.

"Maaf papi lama, kita sarapan dulu ya, sayang." Ucap Jaemin lembut.

Tak lama Jeno kembali, pemuda tampan itu kembali duduk. Mengambil Jino untuk duduk di pangkuannya.

"Suapin."

Jaemin mengangguk, pemuda manis itu menyuapi kedua bayinya bergantian.

"Habis ini minum obat." Jeno mengangguk, pemuda tampan itu dengan pandangan yang sulit diartikan itu menatap Jaemin dalam diam.

accident | nomin [✓]Where stories live. Discover now