Will you be my lover?

168 24 0
                                    

Hari mengelap, dan nael baru saja tertidur setelah hari panjangnya. Ia tertidur setelah menyelesaikan tugas kuliah miliknya. Nael tidur dengan kondisi tubuh yang kurang mengenakkan.

Rembulan menarik dirinya dari bumi, mempersilahkan mentari untuk mulai menyinari bumi. Terbitnya matahari menandakan bahwa hari baru akan di mulai.
Nael masih tertidur di kasur miliknya, tubuh kecilnya masih di baluti selimut yang tebal. Ia terbangun, dengan segera nael meraih ponselnya, terlihat jelas bahwa jam sudah menunjukkan pukul 07.49 pagi, menandakan 10 menit lagi  kelas pagi nael akan di mulai. Ia mengirim pesan singkat untuk sahabatnya, mengatakan bahwa ia tidak bisa mengikuti kelas hari ini. Nael meletakkan handphonenya lalu kembali tidur, nael terbangun pada pukul 2 siang. Ia terbangun karena merasakan gelonjak aneh dari perutnya, nael beranjak cepat ke arah kamar mandi, ia memuntahkan isi perutnya. Hal itu terus terjadi hingga jam menunjukan pukul 3 sore. Nael meraih ponselnya yang bergetar. Ia menggulirkan layarnya ke atas, menerima panggilan.

"Nael, kamu ga sekolah?" haka bertanya, tapi tidak ada jawaban.

"Nael jawab kakak."

"K-kakakk sakitt- hiks.." ucapnya sedikit terisak.

"Bangsat." umpat haka.

"Dimana?" tanya haka.

"R-rumah.."

Telepon mati sepihak, tentu dari haka. 10 menit berlalu, suara langkah kaki terdengar kemudian dilanjutkan suara pintu yang di buka secara kasar. Di balik pintu itu terlihat haka dengan kemeja putih, setelan kantornya. Haka  beranjak mendekati calon kekasihnya itu.

"Mana yang sakit?" tanyanya.

"S-semua.."

Haka mengendong tubuh lemas itu, "Lemes banget, berapa kali muntah?"

"Empat.."

"Oh shit."

"Perutnya kosong? Nael belum makan?"

"B-belum.."

"Nael."

"Maaf ka-"

Omongan nael terputus saat haka mulai beranjak keluar dari kamar miliknya.
Di bawah haka mengambil sendok, lalu beranjak ke meja makan dimana sekotak bubur sudah tersedia disana, ia sempat menyuruh seseorang membeli bubur serta obat.

"Makan nael."

Nael menggeleng hebat, "Gakk mauu!'

"Nael berani ngelawan kakak hm?"

"G-ga gitu.."

"Terus?"

"Kalo makan nanti nael muntah!"

"Sedikit, biar bisa minum obat." ucap haka.

Dengan terpaksa nael menuruti kemauan haka. Saat bubur sudah hampir habis, nael menutup mulutnya rapat.

"Na-" ucapnya haka terputus karena nael lebih dulu beranjak, ke arah wastafel untuk memuntahkan isi perutnya.

Haka mengela napas, ia beranjak mendekati kecilnya lalu ia merangkul pinggang milik nael dan mengelus perutnya. Haka juga memijat
tengkuk leher nael.

"Sudah?" tanya haka dan di balas anggukkan.

Tanpa rasa jijik haka membersihkan mulut nael yang kotor.

"Nael bilang.. apa pasti muntah.." ucap nael sembari menyenderkan kepalanya pada dada bidang milik haka.

Haka menggendong tubuh nael, "Mau ke dokter?"

Nael menggeleng, "Mau tidur.."

"Will you be my lover?" tanya haka pada nama di pelukannya.








^^

Waduh.. waduh ngegantungg nih ye? Jangan lupa vote gess! Btwe maaf banget kalo kependekan, ga punya ide aku:v



Buntelan kapasWhere stories live. Discover now