35 | Asia

1K 198 26
                                    

"Boleh minta ditambahkan rhinestones di eye makeup, nggak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh minta ditambahkan rhinestones di eye makeup, nggak?"

Permintaan Asia itu dituruti makeup artist yang datang ke apartemen. Sementara itu, Ambar dan Orion berdesakkan di sofa dekat jendela.

"Fancy amat lo, hari ini." Ambar berkomentar.

"Gue bakal ngobrol di depan orang banyak, tentu aja harus cantik."

Pipinya pakai blush merah muda, bibirnya nanti bakal dipakaikan warna serupa. Setelah ditempelkan manik-manik di sekitar mata, periasnya memakaikan fake eyelashes ala Douyin. Matanya tampak lebih besar dan panjang.

"You do, Girl." Orion menimpali. "Dress lo cakep banget. Komisi, 'kan? Berapa?"

Ambar yang menjawab, "Enam belas atau tujuh belas ya, kemarin?"

"Tujuh belas." Asia memberi jawaban yang benar.

"Masuknya murah, sih. Well, bukan murah. Affordable. Hasilnya bagus banget, gue suka korsetnya. Bikin badan lo lebih kelihatan curve-nya." Mendapat pujian dari si pemuja fashion, Orion, itu sulit. Jadi, Asia merasa harus memuji desainer dress-nya ini.

"Cocok buat dipeluk pinggangnya."

Orion menahan tawa. "Cocok buat dipeluk lak-laki yang tingginya hampir seratus sembilan puluh sentimeter, punya eye smile, dan pakai parfum gelato choco mint.

Lewat cermin meja riasnya, Asia mendelik ke arah admin media sosialnya itu.

"Am I wrong tho?"

Asia memutar bola matanya. "Whatever."

"I mean he is a gentleman." Orion mengangkat bahu. "He is the best choice, daripada aktor yang itu."

"Yang mana?" Ambar bertanya. Entah pura-pura tak tahu atau otaknya sedang lambat bekerja.

"Yang kayaknya nggak pakai deodoran." Orion pura-pura mau muntah. "Mending si daratan sangat luas. I love that for you."

Orion tidak langsung menyebut nama Benua.

Asia tidak mengatakan apa-apa, hanya menyesap air hangatnya.

Hari itu, Neira dan Grace tak ikut. Jadi mereka hanya pergi bertiga saja. Setelah selesai dirias dan makeup artist-nya pergi, Asia berdiri di depan cermin vertikal kamar, memutar badan. Rok dress-nya bergerak cantik. Rambutnya ditata seperti Aurora di film Maleficent.

Asia feels like a princess.

Benua's princess.

Or her own princess. Ia bisa merasa cantik dan spesial tanpa perlu validasi siapa-siapa.

Talk show dengan In You Beauty di stage hall utama adalah satu-satunya agenda yang Asia miliki hari itu. Mungkin itu alasannya Asia all out dan melakukan segalanya semaksimal mungkin, lebih dari usaha biasanya yang sudah di atas rata-rata.

Benua & AsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang