Gulali 01

44 9 11
                                    

Spoiler‼️

"Ramadhan ini sahur, buka puasa, tanpa Ibu. Sedangkan Ayah, entah pergi ke mana dia." Nazwa menghela napasnya kasar. Berusaha untuk Ikhlas tetapi, sulit sekali untuk mengikhlaskan kepergian Ibunya itu.

"Bareng, yok, cari takjil."

"Hah, buka puasa pakai gulali? Kaga sakit, tuh, gigi?"

. . .

Nazwa Erika Putri. Gadis kelahiran tahun 2009 dari kota Brebes, Dan, sekarang dirinya masih menginjak pendidikan tingkat smk.

Berkehidupan sederhana tanpa seorang Ibu. Membuat dirinya bertambah semangat untuk mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Sedangkan Ayahnya bersikap cuek dan bodoh amat dengan Putrinya itu. Boro-boro untuk memberi nafkah, memberi kasih sayang saja setengah-setengah.

Allahuakbar...Allahuakbar.

Suara Adzan pun berkumandang, menandakan sudah memasuki waktunya sholat Ashar. Nazwa saat ini sudah memakai mukenah untuk menunaikan sholat Ashar di rumahnya. Setelah itu, dirinya akan berangkat ke madrasah untuk mengajar tahsin dan tahfidz anak-anak di dekat rumahnya itu.

Nazwa mengangkat kedua tangannya dan melakukan takbiratul ihram.

"Allahuakbar," Pandangannya menunduk sembari melihat sejadah di bawahnya itu.

. . .

Keadaan di dalam masjid.

"Kak Awa ke mana?" tanya Caca kepada Vira yang sedang membuka iqranya.

Vira menoleh dan berkata, "Gak tau, kita mau ke rumahnya, kah?" tanya Vira menatap Caca.

"Boleh aja, sih, Yang duluan sampai ke rumah Kak Awa dapat cokelat," balas Caca menuruni anak tangga satu persatu.

"Caca! Tungguin aku, ih." kejar Vira yang masih di belakang Caca.

. . .

Nazwa sudah selesai menunaikan sholatnya itu. Saat ini dirinya sudah siap untuk pergi ke masjid untuk menemui anak-anak itu.

Dia yakin pasti mereka sudah menunggunya. Tiba-tiba ada suara berisik dari depan rumahnya, terdengar seperti suara Caca dan Vira.

"Kak Awa," panggilnya dengan bersamaan.

"Kakak ngajar gak?" tanyanya lagi, tetapi, pintu belum di buka juga oleh Nazwa.

Mereka bingung dan menoleh satu sama lain, "Kak Awa gak ngajar? Atau dia tidak ingin bertemu kita lagi?" balas Vira dengan memasang ekspresi wajah sedihnya.

"Gak mungkin, masa iya, Kak Awa marah sama kita tanpa alasan yang jelas." sambung Caca tak percaya.

Pintu akhir nya di buka. Menampakan seorang gadis dengan baju gamis dan hijab segi tiganya. "Eh, kalian samper aku? Aaa! Makasih, ini terlalu sosweet," ucap Nazwa kesenangan ketika melihat dua bocah yang dirinya kenali sebagai anak muridnya itu.

Caca menjawab, "Iya, Kakak marah, ya, sama kita? gara-gara kemarin gak sengaja tumpahin air ke Al-Qur'an Kakak. Maafin kami, Kak."

Vira membalas nya lagi, "Sebagai permintaan maafnya, nanti Vira beliin Kakak cilok sepuluh ribu."

Nazwa yang terlihat gemas dengan tingkah laku mereka langsung berkata, "Ya Allah, gak papa Sayang. Kakak juga tau, kok, kalian ngga sengaja." lanjut Nazwa mencubit pipi Vira pelan.

Gulali terakhir Untuk Ayah [Hiatus]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora