44. surat ancaman

1K 68 5
                                    

______________________
___________________
_______________
Sudah satu Minggu semenjak kelahiran Zidan. Hari ini akan diadakan aqiqah di pondok pesantren Al-furqan.

Malam ini semua orang sudah berkumpul di Ndalem dalam acara aqiqah Zidan.

Nazira juga mengundang Aqila untuk datang. Hanya Aqila, karena gadis itu masih tidak siap untuk bertemu dengan ibu kandungnya.

"Zira." Aqila menyalami tangan Nazira dengan senyuman manis.

"Maaf ya waktu kamu lahiran aku nggak bisa dateng, soalnya aku lagi ada urusan di luar kota."

Nazira tersenyum. "Nggak papa kok kak, yang penting sekarang kak Aqila bisa dateng."

"Eh aku boleh gendong dedenya gak?" Tanya Aqila.

Dengan senang Nazira mengangguk dan memberikan Zidan kepada Aqila.

"Masya Allah gantengnya ponakan Tante. Siapa namanya?"

"Zidan kak."

"Ya ampun Zidan ganteng banget. Mirip banget sama Farzan." Aqila tak berhenti tersenyum saat menggendong bayi mungil yang begitu menggemaskan itu.

"Anaknya digendong sama penjahat, awas loh nanti ketularan jahatnya lagi," celetuk seseorang berhasil mengambil alih atensi mereka berdua.

"Asha ih, nggak boleh ngomong kayak gitu. Nggak sopan," tegur Nazira.

Asha berdecak. "Udah ah aku males debat. Ayo kita ke sana, Ghea udah nungguin tau, acaranya juga sebentar lagi dimulai."

"Ya udah ayo." Nazira berjalan terlebih dahulu. Aqila yang hendak berjalan mengikuti Nazira tiba-tiba dihadang oleh Asha.

"Kamu, nggak usah ikut. Sini ponakanku." Asha mengambil alih gendongan Zidan dengan kasar.

Saat digendong Asha, Zidan langsung menangis keras. Entah apa penyebab bayi itu menangis.

"Sttt sayang sayang,cup cup cup." Asha menimang-nimang Zidan agar bayi itu tenang, namun usahanya itu sia-sia karena tangisan Zidan tak kunjung berhenti.

"Kok tadi kamu anteng sih digendong sama dia, sekarang sama aunty malah nangis. Denger ya Zidan, dia itu jahat sama bunda kamu, jangan mau digendong sama dia."

"Ekhem." Dehem Nazira yang ternyata masih berada di sana.

Gadis itu mengambil alih gendongan Zidan dari Asha. "Jangan hasut putraku dengan kata-kata itu sha. Aku nggak mau putraku memiliki rasa kebencian kepada seseorang tanpa dia tau orang itu siapa."

"Terus aja belain dia. Kayaknya otak kamu emang udah dicuci sama perempuan licik ini sampe kamu lebih membela dia daripada aku," ucap Asha sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Udahlah Sha, aku nggak mau berdebat sama kamu. Hari ini hari bahagia, jangan merusak suasana hari ini." Setelah itu Nazira melangkahkan kakinya menghampiri Aqila.

"Ayo kak." Nazira menggandeng tangan Aqila kemudian mereka pergi ke tempat acara aqiqah berlangsung.

"Zira!" Panggil seseorang berlari menghampiri mereka.

"Ya ampun Ghea, udah lama kita nggak ketemu," ucap Nazira tersenyum riang.

"Oh ya. Kenalin, ini kakak aku, kak Aqila. Kak, kenalin dia Ghea, temen kuliah aku."

Ghea tampak pucat saat menatap Aqila.

"E-ee... halo kak. Oh ya, gue duluan ya." Setelah itu Ghea langsung pergi dari sana seolah sedang menghindari Aqila.

"Ghea dan Nazira berteman? Tapi kenapa dia nggak ngenalin gue?" Batin Aqila bingung.

"Ya udah yuk kak, acaranya udah mau mulai," ajak Nazira.

Aku Dan Gus kembar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang