"Aku hanya bertanya bukan berarti aku mengkhawatirkan mu! M-mama yang menyuruh ku menanyakan itu!" Ucap singto dengan wajah juteknya.

"Katakan pada nyonya anna, aku sudah baik-baik saja" ucap krist sambil tersenyum.

"Ini kali pertama kamu tersenyum, krist. Teruslah tersenyum... Aku suka melihat senyum mu" ucap gun.

"Huh, benarkah?" Ucap krist.

"Ya, kamu bahkan terus menangis seminggu ini" ucap gun sambil terkekeh kecil.

Singto hanya diam memperhatikan interaksi krist dan gun, mereka bahkan terus bicara tanpa mengingat jika singto masih bersama mereka sekarang.

"Apa kamu lapar? Aku akan memasak sesuatu untukmu" ucap gun.

"Ya" ucap krist.

Gun beranjak dari duduknya berjalan menuju dapur krist.

"Apa dia tinggal disini bersama mu? Ku lihat dia terus bersama mu setiap hari" ucap singto sinis setelah gun pergi dari sana.

"Tidak... Dia hanya setiap hari datang kesini, bukan berarti tinggal bersama ku" ucap krist.

"Oh"

"Kamu setiap hari melihatnya? Apa itu artinya kamu juga setiap hari ke rumah ku?" Ucap krist.

"Cih, tidak. Aku hanya kebetulan lewat" ucap singto.

"Oh..."

"Kapan kamu masuk kuliah?" Tanya singto.

"Entahlah..." Gumam krist.

Sejujurnya krist sudah berniat akan berhenti kuliah dan ingin mencari pekerjaan, sekarang dia hanya seorang diri, itu artinya krist harus bekerja keras untuk hidupnya 'kan? Dia tak akan punya waktu untuk kuliah meskipun dia kuliah gratis karna orang tua singto yang akan membayar biaya kuliahnya.

Ponsel singto berdering sehingga membuat singto melihat layar ponselnya melihat siapa yang menghubunginya. Singto beranjak dari duduknya berjalan keluar rumah krist mengangkat panggilan itu sedangkan krist berjalan ke dapur melihat gun memasak.

"Apa ada yang bisa ku bantu?" Ucap krist sehingga menyadarkan gun dari lamunannya.

"Bisakah kamu membantu ku memotong sayur?" Ucap gun.

"Ya" ucap krist.

"Kamu harus banyak makan sayur dan daging hari ini, aku berjanji akan memasak makanan yang nikmat untukmu" ucap gun.

Setelah bicara dengan temannya, singto berjalan ke dapur menghampiri krist dan gun, mereka terlihat sedang bercanda tawa, entah apa yang mereka ceritakan rasanya singto sedikit kesal melihat itu.

Singto berdehem kecil sehingga membuat krist dan gun menatap ke arah singto.

"Apa ada yang bisa ku bantu?" Ucap singto sehingga membuat krist sedikit terkejut mendengarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa ada yang bisa ku bantu?" Ucap singto sehingga membuat krist sedikit terkejut mendengarnya.

Apa benar yang di katakan singto tadi? Krist tahu sendiri, singto tak pernah menyentuh dapur, bagaimana dia bisa membantu?

"Kamu bisa memotong sayur ini" ucap krist.

Singto tersenyum mendengarnya, dia berjalan menghampiri krist dan kini berdiri di samping krist.

Krist memberikan pisau yang di pegangnya pada singto, ia memegang pisau di tangan kanan dan sayur di tangan kiri, singto mencoba memotong sayurnya namun karna dia kurang hati-hati hampir saja pisaunya mengenai tangannya sendiri, beruntung ada krist yang langsung memegang tangan singto.

"Biar ku ajari" ucap krist sembari memegang tangan kanan singto dan tangan kirinya memegang tangan kiri singto, krist menggerakan tangannya memotong sayur dengan hati-hati sedangkan singto? Tubuhnya mendadak kelu sekarang, mereka sangat dekat bahkan tubuh keduanya terasa menyatu.

"Jangan sampai pisau ini melukai tanganmu" ucap krist membuat singto tersenyum kecil mendengarnya.

"Sing, bisakah kamu mencuci beras? Aku lupa belum memasak nasi" ucap gun.

"T-tapi--"

"Biarkan krist memotong sayur itu sendiri" potong gun.

Singto mengangguk sedangkan krist langsung melepas pegangan tangannya di tangan singto.

Singto berjalan mengambil rice cooker dan menuang beras di sana, singto mencuci beras di westafel tak lupa dia memasukan sabun cuci piring ke dalam air beras agar berasnya semakin bersih, singto tersenyum kecil memainkan busa-busa yang mulai melimpah karna terus di mainkannya sejak tadi.

"K-kenapa berasnya berbusa?" Ucap krist yang tanpa sengaja melihat itu.

"Aku memberinya sabun agar lebih bersih" ucap singto sambil tersenyum bangga.

Gun terkejut mendengar apa yang baru saja di ucapkan oleh singto, dia mencuci beras menggunakan sabun!?

"K-kenapa? Apa aku salah? Apa seharusnya aku menggunakan sabun khusus untuk beras? Bukan sabun cuci piring, maaf aku tak tahu" ucap singto dengan perasaan bersalah.

"K-kenapa? Apa aku salah? Apa seharusnya aku menggunakan sabun khusus untuk beras? Bukan sabun cuci piring, maaf aku tak tahu" ucap singto dengan perasaan bersalah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Sekarang aku paham, kamu hanya tahu membully tanpa tahu melakukan apapun" ucap gun sinis.

*Deg... Ucapan gun benar-benar menusuk di hati singto sekarang.

"Gun, cukup. Singto memang tak tahu" ucap krist membela singto.

Krist menghampiri singto dan membawa singto agar berdiri di sisinya, ia juga mengelap tangan singto agar tak basah.

"Sebaiknya kamu duduk, biar aku yang membantu gun" ucap krist.

"Apa menurut mu aku tak tahu apa-apa krist!!" Teriak singto.

"B-bukan itu maksud ku" ucap krist.

"K-kalian sama saja! Aku membenci mu" ucap singto marah, dia mendorong tubuh krist kemudian singto berlari pergi dari dapur sambil menangis, entah kenapa dia merasa di rendahkan oleh krist dan gun, dengan mereka mengatakan dia tak tahu itu sama saja dengan penghinaan menurutnya.

"Sing..." Ucap krist sembari memegang tangan singto.

Krist memang mengejar singto.

"K-kamu... Hikss... K-kamu jahat!" Ucap singto sambil menangis.

"Maafkan aku, tapi bukan itu maksud ku" ucap krist.

"Aku ingin pulang, lepaskan aku!!" Ucap singto sembari berusaha melepas tangannya yang di pegang oleh krist.

"Kamu boleh pulang, tapi jangan sambil menangis seperti ini" ucap krist sembari menghapus air mata singto.

Singto berhenti menangis saat krist menghapus air matanya, kini keduanya saling menatap dengan tatapan yang sulit di artikan, singto menatap krist dengan mata sembabnya.

"Wajahmu benar-benar merah jika kamu menangis" ucap krist sambil tersenyum kecil.

*Cup... Tiba-tiba singto menyatukan bibir mereka sehingga membuat krist terkejut dan reflek melepas ciuman singto.

"A-aku pulang" lirih singto, tanpa mendengar ucapan dari krist dia langsung berlari pergi dari sana sedangkan krist hanya diam membiarkan singto pergi.













Tbc.

You're Mine✓Where stories live. Discover now