5. Sebuah kejanggalan yang tidak disadari

Start from the beginning
                                    

Tidak ingin pusing, dia pun kembali menutup pintu dan membawa makanan tersebut memasuki rumah. Kemudian, langsung menikmati hidangan sarapan pagi yang cukup berat tersebut.

Setelah perutnya kenyang, barulah dia beranjak dari kursi dan keluar dari rumah tersebut.

Lagi-lagi dia mendapati tatapan aneh dari para tetangga, tetapi dia mengabaikan hal itu dan segera memasuki mobilnya.

Dia langsung mengendarai mobilnya meninggalkan rumah tersebut, tetapi sebelum menuju kampus, dia menyempatkan diri untuk mampir terlebih dahulu ke sebuah konter.

Dia ingin memperbaiki ponselnya. Jika tidak memungkinkan untuk diperbaiki, maka dia akan membeli yang baru karena ponsel adalah benda yang cukup penting.

“Bagaimana? Apakah bisa diperbaiki atau diservis?” tanyanya kepada orang konter tersebut.

Pria itu masih memperhatikan ponsel Megan sembari memeriksanya, kemudian mengembalikan ponsel tersebut kepada Megan.

“Tidak ada yang salah dengan ponsel Anda. Semuanya baik-baik saja,” ucap pria tersebut, membuat Megan seketika merasa bingung.

“Apakah Anda keliru? Semalam baterainya masih full, tetapi baru beberapa saat digunakan untuk menelepon langsung mati. Tadi pagi juga seperti itu, padahal sudah semalaman di charger,” jelas Megan.

“Sungguh, tidak ada yang salah dengan ponsel Anda. Semuanya baik-baik saja dan baterainya saat ini masih full. Mungkin akan bertahan hingga sore bahkan jika Anda telponan seharian,” balas pria tersebut.

Lagi-lagi Megan merasa bingung, tetapi dia tidak ada pilihan lain selain meninggalkan tempat itu sembari membawa ponselnya.

Dia kembali memasuki mobilnya dan memperhatikan ponsel tersebut. Setelah itu, barulah dia benar-benar meninggalkan tempat itu sembari mengendarai mobilnya menuju kampus.

***

Seperti yang dikatakan oleh pria konter sebelumnya, hingga sore ponsel Megan masih baik-baik saja, padahal dia sudah membuktikan dengan cara selalu memainkannya dan menelepon orang tuanya dan ponselnya masih baik-baik saja.

“Kami lumayan ada waktu luang sore ini hingga malam, maka kami akan ikut ke rumahmu,” ucap Rose kepada Megan yang diangguki teman yang lain.

“Baiklah, ayo!” ajak Megan. Mereka keluar dari pekarangan kampus dan mengendarai mobil masing-masing dengan jalanan yang dituntun oleh Megan.

Tidak membutuhkan waktu yang begitu lama, akhirnya mereka sampai di rumah yang ditempati oleh Megan, dan mereka berdecak kagum melihat rumah tersebut cukup besar dan terlihat mewah dari luar. Terlebih, Megan membelinya dengan harga yang sangat murah.

“Kamu yakin membelinya, bukan menyewanya?” tanya seorang teman kepada Megan setelah mereka keluar dari mobil.

“Ya, aku membelinya dan rumah ini sudah atas namaku. Ayo, kita masuk!” ajak Megan.

Mereka pun berjalan ke arah pintu, tetapi mereka merasa aneh dengan tatapan para tetangga. Namun, mereka mengabaikan hal itu dan segera mengikuti langkah Megan ketika memasuki rumah tersebut.

Namun, hawa dingin yang mencekam langsung menyambut mereka dan mereka sedikit merasa merinding.

“Kenapa rumahmu sangat dingin?” tanya Rose.

“Memang seperti ini semenjak pertama kali aku sampai di sini. Hitung-hitung menghemat biaya AC. Mungkin karena rumahnya cukup tinggi,” jawab Megan.

Sama halnya dengan Megan, diantara teman-temannya tidak ada yang merasa curiga dengan rumah itu meski mereka merasa cukup merinding.

Megan langsung meminta mereka untuk duduk dan mengeluarkan makanan dan minuman yang sempat mereka beli sebelumnya.

Kemudian, mereka pun berbincang-bincang dan memainkan beberapa game.

Ketika sudah malam, mereka pun berpamitan dan meninggalkan rumah Megan. Sehingga, saat ini suasana rumah tersebut kembali sepi.

Megan kembali memeriksa ponselnya yang masih menyala. Dia terlebih dahulu mengunci pintu rumahnya dan kembali ke lantai atas, menuju kamarnya.

Dia langsung memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Beberapa saat kemudian dia pun keluar dengan balutan bathrobe di tubuhnya dan rambutnya masih kering karena dia sengaja tidak keramas.

Dia meraih ponselnya dan mencoba menghubungi kekasihnya, tetapi tidak ada jawaban dari seberang sana, sehingga dia memutuskan untuk menempati meja belajarnya dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosennya.

Namun, hingga pukul dua belas malam dia masih mengerjakan tugas tersebut. Akan tetapi, dia merasakan matanya mulai berat dan dengan perlahan dia menempatkan kepalanya di atas meja dan detik itu juga matanya mulai terpejam.

Aura dingin dari ruangan itu seketika semakin terasa mencekam, tetapi Megan masih tertidur lelap di meja belajarnya sembari tubuhnya masih mengenakan bathrobe.

(Cek info seluruh novel author di sosial media author, ig : secrett_zr, fb : secrett_zr, TikTok : secrett_zr, dan join grup fb : Readers SecretZR)

Hantu Tampan Penghuni Rumah Kosong (21++) Where stories live. Discover now