Bab 3 - Tiba di sebuah desa

Bắt đầu từ đầu
                                    

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

.
.
.

Sekitar satu jam perjalanan menyusuri setapak kecil yang terjal, Wang Yibo bersama pak Qiren kini tiba di depan sebuah gerbang katu yang terlihat usang. Di sana tertulis :

'Desa Wangxian'.

'Inikah tempatnya?'

Dengan skill-nya sebagai seorang pembalap dalam menaklukan sebuah kuda besi, Wang Yibo berhasil membawa pak Qiren dengan selamat sampai di sana.

"Qiren!".

Kedua pria itu menoleh ke sumber suara, terlihat seorang pria paruh baya dengan kepala plontos melambai kepada mereka.

Pak Qiren tersenyum sembari membalas lambaian tangan si pria berkepala plontos itu. "Oh, Yifan!". Ujarnya.

'Jadi, dia orangnya?'.

Wang Yibo kembali melirik pergelangan tangan kirinya sementara kedua pria paruh baya itu tengah berpelukan saling melepas rindu.

Pukul 05.18

Pantas saja sinar mentari mulai terlihat.

"Jadi anak ini?". Tanya pria paruh baya tanpa rambut itu sembari menoleh ke arah Yibo, Wang Yibo membungkuk memberi hormat.

"Iya, anak ini sebatang kara pergi merantau ke Beijing dan terbawa olehku karena tertidur di dalam bus. Namanya Wang Yibo". Jelas pak Qiren, pak Yifan- si pria botak itu mengangguk.

"Nak, dia temanku. Orang yang ku ceritakan semalam sekaligus kepala desa di desa ini. Kalau ada apa-apa, kau bisa menghubungi aku lewat Yifan". Lanjutnya dengan mata memerah berkaca-kaca. Wang Yibo mengangguk patuh.

"Kalau begitu aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik". Wang Yibo mengangguk kembali.

"Baik pak".

Pak Yifan menatap sang teman dengan tatapan nanar, ia tahu jika temannya itu tengah menahan tangis. Karena sejujurnya dirinya sendiri kaget, pemuda yang dibawa temannya itu terlihat sangat mirip dengan mendiang keponakan sang teman. Seperti anak kembar.

"Kau jangan khawatir Qiren, aku akan menjaganya dengan baik. Berkunjunglah kapan-kapan". Sahut pak Yifan.

Pria yang berjenggot lebat itu tersenyum sembari mengangguk, kemudian kembali menaiki sepeda motornya bersiap-siap untuk berangkat.

"Aku pergi!".

BRUUUUMM~

.
.
.

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

.
.
.

Di sebuah rumah mewah dengan interior yang didominasi warna coklat-emas, seorang wanita dewasa di penghujung usia empat puluhan tengah melamun sembari memegang gelas teh di tangannya.

SETT—

PRAAAANGG!!!

"Astaga!". Wanita itu memekik terkejut, lamunannya buyar karena kakinya terciprat teh panas miliknya yang tanpa sadar terlepas dari genggaman tangannya.

Dua orang perempuan muda berpakaian maid datang dengan peralatan mereka untuk membersihkan kekacauan.

"Yibo...". Ucap wanita itu lirih. Berkali-kali melamun sesekali mengucapkan nama sang putra tanpa sadar.

"Nyonya Wang, mari saya bantu untuk berganti pakaian". Ujar salah seorang dari kedua maid tadi sembari menuntun si wanita dewasa untuk berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

Kediaman Wang yang kini menjadi hening dan sepi setelah pertengkaran hebat dari sang kepala keluarga bersama putra semata wayangnya, suasana hangat di sana menghilang. Tergantikan oleh dinginnya kekosongan dari bangunan mewah yang luas itu.

Hari berganti sejak Wang Yibo keluar dari rumah itu, nyonya Wang yang tiba-tiba sikapnya berubah setelah menangis histeris selama tiga jam. Wanita itu selalu melamun sampai harus dibantu para maid untuk melakukan ini-itu. Sementara sang kepala keluarga mengurung diri di ruangan kerjanya.

"Kasihan sekali nyonya Wang, semenjak tuan muda kabur beliau seperti orang gila".

"Hush! Jaga bicaramu, kalau sampai terdengar tuan kau akan dipecat!".

"Tapi aku berkata jujur, lagipula menurutku tuan Wang itu terlalu memaksa. Urusan pernikahan tuan muda itu seharusnya biarkan saja tuan muda yang mencari cintanya sendiri".

"Benar juga, tapi tuan muda sudah kabur dari rumah. Kini entah ada di mana. Haaah~ pria tampan di rumah ini menghilang".

"Ah kau tidak lihat waibu semalam? Banyak foto tuan muda di halte beredar, dan sepertinya tuan Wang akan sibuk dengan berita gosip tentang tuan muda".

Kira-kira begitulah percakapan para maid di sela-sela kesibukan pekerjaan mereka. Membicarakan (baca : menggosipkan) keluarga majikannya sendiri.

.
.
.

TBC

Gimana menurut kalian sejauh ini? Kaku banget ya kesannya? 🤧

Tenang, masih pemanasan. Kedepannya dijamin makin ancur, haha 😭👍

#kapalselamantikaram

Ban, 2024.

Ineffable - Indescribable [YiZhan]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ