Bab 10 - Pendekatan

1.4K 158 14
                                    

22 Maret 2024

Happy reading guys.


.
.
.

Wang Yibo kembali mematut penampilannya di cermin, ia punya baju baru hari ini. Memang bukan baju seperti yang selalu ia pakai dulu, yang harga satu potongnya saja bisa dapat satu sepeda motor. Tapi Wang Yibo merasa bangga mengenakannya, karena itu baju pertama yang ia beli menggunakan uang hasil keringatnya.

Pemuda itu belajar banyak hal selama berada di desa kecil itu, bahwa semuanya tidaklah bisa didapatkan secara spontan seperti yang ia lakukan dulu.

I want it, i got it.

Tapi tidak di desa itu, ia harus bekerja sampai keringat dan tenaganya habis terlebih dahulu.

Ngomong-ngomong selama tinggal di desa Wangxian, Yibo menempati pekarangan milik pak Yifan. Yang dulunya digunakan sebagai kamar putranya, karena ternyata putranya telah menikah dan menempati rumah baru maka tempat itu kosong.

Wang Yibo melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya, setelah mengunci pintu dirinya kembali membetulkan rambutnya.

"Oh, nak rapi sekali dandananmu. Mau kemana kau?". Tanya ama Ling'er yang tidak sengaja melihat putra angkatnya itu saat hendak menjemur jagung.

Wang Yibo tersenyum menatap wanita paruh baya itu. "Aku akan pergi kencan bersama Zhan ge ama, hehehe". Ujarnya sembari tersenyum polos.

"Astaga nak, berapa umurmu itu kenapa kau terlihat menggemaskan?". Tanya ama Ling'er dengan nada geli, "Kalau begitu pergilah. Semoga kencanmu berjalan dengan lancar".

"Terimakasih ama, kalau begitu aku pergi dulu".

"Mn, hati-hati nak". Wanita paruh baya itu menatap punggung si pemuda yang semakin menjauh dari pandangannya, pemuda itu berlari dengan raut wajah gembira, tanpa sadar sudut bibir wanita dewasa itu ikut terangkat.

Di bawah sinar mentari dengan cuaca yang cerah seakan-akan mendukung acara kencannya Wang Yibo, pemuda itu berlari menuju toko roti milik Xiao Zhan. Beberapa penduduk desa berdecak kagum melihat visual si pemuda, tak jarang para gadis desa juga memekik dengan rona merah menghiasi wajah mereka.

Satu minggu lebih kulit putih itu terpapar sinar matahari, akan tetapi kulit itu tidak menjadi gelap. Dan ketampanan Wang Yibo yang masih terjaga dengan baik dibalut dengan pakaian sederhana yang melokal sekali.

Setelah berlari selama lima belas menit, kini Wang Yibo sampai di depan sebuah toko roti milik Xiao Zhan, atau bisa dikatakan milik kekasihnya. Karena sejak siang itu di ladang, Xiao Zhan menerima si perasaan si pemuda.

Wang Yibo kembali melangkahkan kakinya dengan senyuman yang tidka luntur dari wajah tampannya, membuat wajah putih itu terlihat semakin tampan.

"Zhan ge". Panggilnya kepada si pemilik toko yang tengah berjongkok setengah menungging membelakanginya.

Ineffable [YiZhan] DISCONTINUEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu