"Maaf datang terlambat."
"Maaf? Untuk apa?"
"Karena udah ngebuat lo ngelakuin hal yang engga seharusnya lo lakuin dan ngerasain sesuatu yang seharusnya engga pernah lo rasain."
"Aku baik-baik aja."
"Jangan bohong"
"Engga. Itu benar. Seharusnya aku y...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🌊🍁-----🍁🌊
"Aduh! Jangan tarik-tarik dong! Sementang lo senior, bukan hak lo buat permaluin gue di sini!"
Teriakan itu mengambil atensi Mandra yang sejak tadi hanya diam saja dari kegiatan ospek ini.
Di sana, dilihatnya seorang gadis yang juga berpakaian sama sepertinya. Seorang MABA yang kini beradu cekcok dengan salah satu senior di sana. Perempuan juga.
"Lo yang harusnya ngaca! Masih junior juga udah engga ada sopan santun!"
Begitu kata yang lebih tua. Sambil terus menarik-narik lengan gadis itu kasar dan membawanya ke hadapan semua MABA yang hadir pada hari itu.
Sekarang gadis itu berdiri tak jauh dari pandangan mata Mandra yang gayanya sudah sangat muak dengan si senior yang tampaknya ingin mencari sensasi bahwa ada batasan antara senior dan junior. Ya kira-kira begitulah.
Hal itu jadi keasikan tersendiri bagi Mandra sampai-sampai membuatnya tak sadar sudah terkekeh. Melihat bagaimana si junior ini tak takut berhadapan dengan si senior yang sudah merah padam akibat kelakuan menjengkelkan dari junior yang Ia tarik-tarik tadi.
"Kurang ajar ya! Lihat aja! Setelah ini lo bakal berurusan lebih lanjut sama gue!"Seru si senior sambil mengambil paksa nametag yang dikenakan gadis itu.
"Inget itu baik-baik! Inikan nama lo? Anazaya Varisya!"
"Terserah! Mau sampe gigi lo copot juga gue ladenin!"
"Apa?! Emang engga ada sopan santunnya ya lo sia--"
"Naza. Nama gue Naza. Jadi, berhenti bersikap kayak lo yang paling harus ditakuti dan dipuja di sini senior goblok."
.
.
.
.
.
Deburan ombak kembali menyentuh kedua kaki Mandra yang tak terbalut apapun lagi.
Sebuket bunga mawar Ia pegang erat-erat begitu pula dengan sebuah foto yang berada di sebelah tangannya.
Ia kembali duduk di air pantai dengan pandangan menatap lurus ke sana. Jauh---jauh sekali.
Namun, setelahnya dia tersenyum simpul dan kembali mengayunkan buket bunga itu ke jauh dan dalamnya laut.
Namun, secarik foto di tangannya masih Ia genggam.
"Gue dateng lagi. Lo bisa lihat gue kan? Hari ini, gue udah masuk universitas yang lo mau. Gue juga ngambil jurusan yang lo impikan."
"Gue mau cerita."Tuturnya.
"Ospek tadi. Ada seseorang yang namanya---ah, nama panggilannya, sama dengan lo. Namun, dari segi apapun dia jauh berbeda dengan lo. Dia hampir dipermaluin sama senior di sana. Tapi, nyalinya boleh juga. Hahaha. Dia bahkan ngelawan senior itu dan ngebuat senior itu takut sama dia, Helfhina. Gue bahkan sampe ketawa ngelihat hal itu tadi."
"Andaikan lo juga ada di sana. Lo pasti udah ketawa dan dapat teman dengan nama panggilan yang sama dengan lo."
"Hari ini capek banget. Tapi, setelah gue duduk di sini dan ngerasain dinginnya air pantai, semua rasa capek gue hilang. Gue jadi penasaran, apa ini karena lo ada di sini dan ngebuat gue jadi semangat lagi ya?"Ucapnya lalu terkekeh.
"Hari ini gue dateng engga cuman ngebawa bunga mawar doang. Ada satu hal lagi yang ingin gue kasih ke lo."Katanya lagi, lalu beralih menatap selembar di tangannya itu.
"Gue engga tau siapa yang ngambil foto ini, dan ternyata setelah gue lihat di kamera punya lo, foto ini ada. Gue mau ngasih ini supaya lo tetap ingat, bahwa yang gue cintai itu cuman lo. Engga ada Naza lain atau Helfhina lain di hidup gue selain lo."
"Besok gue dateng lagi ya. Dengan mawar yang lebih banyak. Doain gue terus ya. Dan---selamat sore."
Begitu dia mengucapkan kalimat terakhir, selembar foto itu kembali Ia hanyutkan bersamaan dengan dirinya beranjak dari sana.
Dia menoleh sebentar ketika senja perlahan mulai hilang dan dengan begitu dia tersenyum simpul.
"Tidur yang nyenyak ya"
Dan langkahnya pun menjauh dari sana.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
-Di sebalik foto-
Abhim dan Helfhina. Di pantai untuk yang pertama kali berdua. Bermain bersama. Dan tertawa bersama. Tahun 20XX.
.
.
.
.
.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[No one can replace you. And there will be no one I will love besides you. We keep this promise. And when the time comes, I will come after you and give you a real warm hug again]