04: Benang yang Tidak Tersambung

18 4 0
                                    

Seluruh nama tokoh dan tempat adalah nama samaran, pembaca bebas berspekulasi dengan nama tempat asli cerita tetapi jadikanlah itu sebagai imajinasi kalian dalam membaca.

Mohon maaf semuanya dikarenakan kemarin tidak Up cerita karena ada sesuatu yang membuat aku tidak bisa menulis cerita 🙏🏻🐥

----------------------------------------------------------------------------------

Langit mulai meredup, suara kicau burung gagak mulai terdengar memenuhi telinga mereka, para pemuda yang sudah kehilangan harapan duduk ditepi jalan yang sepi sambil memikirkan nasib mereka kedepannya.

Dilihatnya langit senja yang indah tetapi terasa mencekik mereka dan memerintahkan mereka untuk tetap tinggal disana, "semuanya duduk jadi satu disini, bentar lagi udah mau buka," sang ketua memerintahkan dengan nada suara putus asa.

Para anggota tidak ada yang melawan karena mereka sudah kehilangan tenaga, mereka duduk melingkar menundukkan kepala tidak berani menatap mata yang lain.

Hanya keheningan yang terasa menyakitkan, badan serta pikiran mereka benar benar lelah tenaga mereka sudah habis hanya untuk mendaki gunung yang rendah.

'Allahuakbar Allahuakbar, Allahuakbar Allahuakbar, Ashaduala ilahailallah'

Mata mereka melebar mendengar kumandang adzan magrib di telinga mereka, air mata mereka tidak bisa lagi ditahan, mereka menangis atas Kemangan.

Para wanita mulai mengeluarkan makanan dari ransel mereka dan menyajikannya untuk 10 orang di sana, "Alhamdulillah, sekarang baca doa sesuai agama masing masing," ujar Damar.

"Engak kalian baca aja yang kenceng, lagian ini puasa pertama kalian," Fajar tersenyum kearah teman temannya.

"Makasih Fajar dan Ivy juga," Damar mulai memberikan arahan untuk membaca doa.

"Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina, Aamiin," mereka semua tersenyum dan kemudian tertawa.

Mereka mulai menyantap makanan mereka, "aghhh entah kenapa gue ngerasa seneng banget," Ucap Haidar.

"Dara kok gak makan?"

"Eh emm bentar vy,"

"Makan dulu dikit nanti maag Lo kambuh gimana?" Kalau jelita sudah mulai mengomel maka mau tak mau Dara harus menuruti.

Saat mereka tengah asik menyantap makanan, tiba tiba terlihat sorot lampu yang menyala terlihat silau di mata mereka sorot lampu itu datang bersama suara mesin yang sangat bising.

Suara bising mesin itu terdengar lebih dari satu yang membuat mereka kebingungan, dan dari keributan itu terdengar pula suara orang yang berteriak.

Suaranya terdengar sangat samar dan tidak jelas itu semakin dekat dan terdengar sempurna, suara orang yang sedang mencari sesuatu.

Mereka semua berhenti makan, menatap satu sama lain dengan wajah penuh kebingungan. Sorot lampu semakin dekat, dan suara mesin semakin keras.

"Kenapa ni?" tanya Fajar dengan suara serak. Damar berdiri, wajahnya tampak tegang.

"Kita harus sembunyi," ujarnya, "Kita gak tahu siapa mereka dan apa yang mereka mau."

Semua orang segera berdiri, mengambil barang-barang mereka dan berlari ke arah hutan. Mereka bersembunyi di balik pepohonan, menahan napas saat suara mesin semakin dekat.

Segerombolan orang? Aneh itu tampak berhenti di dekat motor yang mereka tinggalkan. Meskipun tidak terlihat jelas mereka tampak aneh sangat aneh.

Sorot cahaya yang mereka lihat tadi berasal dari senter yang orang aneh itu bawa, saat sorot senter terlihat menyorot kearah orang aneh itu sendiri.

DEWANDARU [RAMADHAN EDITION]Where stories live. Discover now