"Kenapa sayang??"

Kiana mengernyit dengan panggilan Khanza menyebut diri nya sayang,mau gimana pun ia sedikit canggung sejak kejadian di RS yang dimana kiana menangis karna mimpiin suami nya,sikap Khanza berubah drastis mulai dari perlakuan lembut,kosa kata yang berubah lalu kadang panggilan 'sayang' sering keluar dari mulut nya,dia tidak merasa senang atau pun risih hanya saja tidak terbiasa dengan kelembutan Khanza yang sedikit ambigu itu...

"G-gak apa-apa kak"

💞💞💞💞

Seperti biasa di jam istirahat kiana akan membawa bekal nya ke taman belakang,ia tak terbiasa makan di kantin meski pun begitu Raisa suka menyeret nya kesana di bantu kedua teman nya,tapi entah kenapa ia tak melihat ketiga teman nya menghampiri kiana kekelas,tapi kiana tak banyak berpikir mungkin mereka sibuk.

Ia juga berniat mendatangi cewek yang mendorong nya,mau minta penjelasan kenapa ia di dorong tapi gosip yang beredar kalo cewek itu sudah pindah,Nadia Ervina yaa cewek itu yang terakhir kiana lihat sebelum ia jatuh,kiana tidak tau ia sengaja atau tidak yang jelas waktu itu raut wajah Nadia tak bisa ia artikan,karna kejadian nya sangat cepat.

Harus nya Nadia tidak perlu melakukan itu,jika Nadia merasa diri nya adalah ancaman untuk merebut Faldo,Nadia salah besar karna kiana tak berniat merebut Faldo atau siapa pun,ia murni ingin berteman dengan Faldo karna wajah cowok itu sangat mirip dengan suami nya,kiana hanya ingin berteman tidak lebih biar gimana pun hati kiana cuma milik sang suami.

Tapi ia masih penasaran video yang beredar,kata murid yang memiliki hp video itu adalah video diri nya yang jatuh di tangga,disana juga terlihat wajah pelaku nya dengan jelas tapi tidak ada yang memberi nya tahu siapa pelaku sesungguh nya,yang pasti mereka bilang cewek itu bukan Nadia??
Ia jadi bingung pelaku asli adalah Nadia tapi di video malah orang lain?? Gimana bisa???

Bruuk

Suara terjatuh membuyarkan pikiran kiana tentang gosip itu,ia menoleh kearah persimpangan kiana merasa dejavu saat melihat persimpangan,pertengkaran Davin dan Nadia terjadi saat ia di persimpangan koridor,peristiwa adu mulut Faldo dan Nadia juga terjadi di saat ia di persimpangan juga,sekarang ada suara terjatuh di sana...

Apa perlu ia mengecek nya??

"Raisa!!" Panggil kiana saat ia mengintip,ia kaget melihat Raisa dan kedua teman nya Revi dan lira disana,ada juga seorang cewek jatuh terduduk di lantai ditambah lagi gadis itu dalam keadaan berantakan.

"Kalian ngebully dia??" Tanya kiana membantu cewek itu berdiri.

"Gak kok kiana!!" Elak lira menggeleng.

"Terus dia kenapa jadi begini?" Tanya kiana memindai penampilan sang gadis.

"Kalian kan yang bully?" Tuding kiana,kalo mereka gak bully kenapa gadis itu berantakan.

"Kami gak-

"Hiks hiks!" gadis itu menangis,mata ketiga gadis itu ingin copot mendengar nya tangisan sang gadis,ingin sekali mereka menambah kan penampilan menyedihkan nya dengan cara menjambak.

"Kalian beneran ngebully dia!!" Ujar kiana kembali.

Ketiga nya sedikit gelagapan mendengar nada kecewa kiana,mata gadis itu menatap mereka sendu...

"G-gak kiana kami gak ngebully dia,kami gak sengaja ketemu dia di sini dengan penampilan yang-

"Hiks hiks,,, maaf" kembali tangisan gadis itu sesegukan,kiana mengusap bahu gadis itu pelan sebagai penenang.

"Maafin temen aku ya!" Ucap kiana lembut,Raisa mengerut kan dahi tidak suka melihat kiana minta maaf pada gadis menye di depan nya ini,karna mereka tak bersalah.

"Na Lo gak perlu minta maaf,karna kami gak ngebully dia!!" Ujar Raisa tidak senang.

"Raisa kamu gak boleh bilang gitu,,, kalo kita melakukan kesalahan kita memang harus minta maaf" ucap kiana tegas.

"Tapi kita gak ngelakuin itu"

"Hiks huhuhu huwaaaa sakit" tangis gadis itu semakin keras.

"Aduuuh,,, dimana sakit nya?? Ayo kita ke UKS kita obati" ajak kiana panik lalu menuntun gadis itu ke arah UKS.

"Kalian ikut ke UKS" sambung kiana tegas,ketiga gadis itu mengangguk lesu,kiana pergi membawa gadis itu keuks sedang kan Raisa dan kedua sahabat nya menatap nyalang pada gadis bersama kiana.

"Dasar cewek licik,,, padahal dia sendiri yang nabrak kita" geram lira.

"Malah dia sendiri yang sok tersakiti!" Sahut Revi.

Raisa hanya bisa diam menatap kepergian kedua nya,hati nya gusar di lihat dari sikap kiana gadis itu seperti nya salah paham dengan mereka,mungkin dulu ia memang di cap sebagai pembully apa lagi kepada orang yang lemah,tapi sejak kejadian malam itu ia sudah tak membully siapa pun,namun hari ini malah terjadi lagi sama persis seperti dulu.

"Ayo kita ikuti aja,siapa tau kiana mau dengerin penjelasan kita!" Ucap Raisa di angguki kedua nya mereka pun mengikuti langkah kiana yang sudah menjauh.

Sesampai di UKS kiana mendudukkan gadis itu di brankar,bukan dia yang mengobati tapi petugas di sana,ia menatap ngeri melihat beberapa lecet di lutut gadis itu,juga di sekitaran pipi kiana yakin gadis itu ditampar atau di dorong,ia menatap iba walau gimana pun ia pernah merasakan di bully,tapi sekarang ia bersyukur jika tak mendapatkan perundungan lagi.

Karna Raisa sudah menjadi teman nya,sedangkan tiga cewek yang membully nya dulu juga sudah keluar dari sekolahan itu...

"Kamu udah baikan?" Tanya kiana setelah cewek itu di obati.

"Iya,makasih sudah menolong ku,,, jika gak ada kamu aku gak tau akan seperti apa nanti!!" Ucapnya tersenyum polos.

"Eemm sama-sama,,, sekali lagi aku mewakili teman ku,maaf ya soal tadi" ujar kiana lembut di sertai senyum tipis.

"Gak apa-apa kok, aku sudah biasa jadi gak kaget lagi"

"Waah kamu baik banget" seruh kiana ceria...

Gadis itu tersenyum tipis melihat keceriaan di wajah kiana.

"Oh ya nama ku kiana!!! Kayak nya kita pernah ketemu beberapa kali,,, siapa nama kamu?" Tanya kiana polos ia mengulurkan tangan nya.

"Aku Lily,,, Liliane Sabrina"

Love Kiana❤️❤️❤️Where stories live. Discover now