LV. The Day He Ruined Our Life

Start from the beginning
                                    

Saat pertama kali mereka bertemu di rumahnya, Luke mengenalkan diri sebagai Collins kerabat jauh Mrs. Pamela, pemilik rumah di sebrang barat desa. Alro lumayan mengenal baik Nyonya Pamela dan keluarganya, tapi tidak untuk kerabat jauhnya. Semula Alro belum mempercayai Luke kerabat jauh Nyonya Pamela. Baru ketika Luke menceritakan orang seperti apa Nyonya Pamela kemudian menyebutkan satu per satu nama keluarganya beserta panggilan kecil mereka di desa, Alro baru mau mempercayainya.

Dia bilang datang bersama istrinya. Jadi, apa orang itu istrinya?

“Istri Anda baik-baik saja, Mr. Collins?” Entah mengapa Alro perlu menanyakan persoalan ini kepadanya.

“Istri saya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Kepingin sih begitu, tapi Alro tak mampu berhenti memikirkannya terlebih semenjak melihat bagian belakang kepalanya. Setelah melihatnya bagaimana Alro tak mengkhawatirkan seseorang sekalipun itu istri orang laim?

“Mr. Collins kurasa istri Anda—”

“Istri saya baik-baik saja.”

“Tapi itu—”

Luke mendadak berhenti, memutar setengah badannya menghadap Alro, si pria desa, yang terus saja menanyakan keadaan Kaiâ. “Saya anggap kekhawatiran Anda murni karena mengkhawatirkan keadaan istri saya saja. Kamu paham kan, Mr. Alro, saya tidak suka jika seseorang menyukai istri saya.”

“Ah, maksud saya ... A—anda salah paham, Mr. Collins. Saya benar-benar ....” Alro segera menutup mulutnya ketika dirasa penjelasannya tak dibutuhkan lagi karena pria yang dipanggil Collins telah berjalan meninggalkan dirinya, dan sikap tak acuhnya, terkesan seolah-olah ingin mengabaikan upaya Alro menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka.

Alro sungguh tak punya pikiran buruk terhadapnya apalagi berpikir untuk menyukai istri orang lain. Dia tidak sebejat itu. Dia telah berkeluarga dan sangat mencintai istrinya juga sepasang anak kembarnya. Kekhawatirannya murni atas kepeduliannya terhadap sesama manusia. Lebih-lebih dia melihat sesuatu dari perempuan itu yang bagaimanapun akan membuat orang melihat akan menanyakan keadaannya.

Apa dia menyadarinya atau tidak menyadarinya?

Alro sekarang bertanya-tanya dari mana mereka, mengapa dia muncul sambil mengendong istrinya yang tak sadarkan diri, dan apa yang membuatnya sampai berakhir begitu?

Sebelumnya pria itu mengatakan sesuatu tentang istrinya sakit parah sehingga tak bisa mengikutinya ke desa untuk sekadar berkenalan bersama Alro dan keluarganya. Dia juga menceritakan alasannya jauh-jauh dari ibukota datang kemari demi permintaan sang istri yang ingin merasakan kehidupan di desa sekali seumur hidupnya.

Bagaimana mungkin Alro, pria desa berhati lembut, meragukan omongannya ketika diberi cerita yang menyentuh? Kisah seorang suami menyayangi istrinya yang sedang sakit parah. Bahkan istri Alro sewaktu mendengar kisah mereka ikut menitikkan air mata sebelum meminta Alro membantunya mengurus mesin kendaraannya. Padahal, istrinya tahu sendiri kalau Alro tidak becus mengurus hal begituan, tapi tetap memaksanya membantu hingga di sinilah Alro berada alih-alih mengurus sapi-sapinya.

Sepuluh menit kemudian, mereka tiba di halaman rumah Nyonya Pamela yang sudah lama kosong. Seorang pemuda berusia pertengahan 20 tahun terlihat menunggu kedatangan mereka di dekat mobil. Pakaian pemuda itu kelihatan lusuh, banyak noda hitam, dan bagian atas kaosnya sediki robek. Postur tubuhnya lumayan bagus dan otot-otot di lengannya cukup menonjol. Dia lumayan tinggi, lebih tinggi dari Alro, dan sedikit pendek dari Luke. Rambut ikal grondongnya dibiarkan begitu saja berantakan, tidak diikat apalagi disisir rapi. Orang yang tak mengenalinya bisa-bisa mengiranya gelandangan nyasar ke rumah warga setempat.

The Day I Ruined Your Life [✔️]Where stories live. Discover now