02 || Gara-gara Mochi 🍓

Mulai dari awal
                                    

Manuel masuk ke dalam rumah besar milik Gasena, Manuel melihat Gasena dan bunda nya yang sedang mengobrol atau lebih jelasnya Gasena sedang merengek terlihat dari wajahnya yang sendu dan bibirnya melengkung kebawah.

Mama nya pernah bilang, Gasena itu sangat menyukai Mochi jadi setiap ingin mochi selalu rewel dan bunda nya itu keras jika tidak maka tidak akan di berikan walaupun Gasena menangis.

Manuel keluar dari mobil, suara pintu mobil yang di tutup membuat keduanya menoleh. "OM MANU!!" teriakan itu membuat Manuel mendongak, Gasena berlari menghampiri Manuel dan langsung memeluk tubuh besarnya.

Manuel terdiam, mencerna apa yang Gasena lakukan. "Bunda nakal, tidak berikan Asen mochi. Asen ingin Mochi Om, marahin bunda Asen Om." Gasena menunjuk ke arah sang bunda, mengadukannya pada Manuel.

Manuel mendongak menatap sang bunda, Manuel menurunkan jari telunjuk Gasena dan sedikit menunduk. Sampai menangis hanya menginginkan mochi, Manuel mengusap pipi basah Gasena.

"Jangan di denger manu, Gasena ini semalam rewel karena terlalu banyak memakan Mochi." Sang bunda melarang Manuel memberikan Gasena mochi. "Asen tidak apa-apa bunda, bunda ini!" Gasena melepaskan pelukannya dan menghentakan kaki nya kesal.

"Asen, dengarkan om coba sini om lihat gigi Asen." Gasena berbalik arah dan melihat Manuel, Manuel menangkup wajah Gasena. Anak manis itu membuka mulutnya lebar memperlihatkan Gigi sehat dan wangi, Manuel terkekeh ada Gigi bayi sedikit tajam disana.

"Bagaimana Jika Mochi nya Om ganti dengan mainan, Asen mau?" tanya Manuel berusaha untuk bernegosiasi dengan Gasena. "Benar? Om akan berikan mainan apa untuk Asen?" tanya Gasena dengan semangat.

"Apapun yang Asen mau, Asen mau apa?" tanya Manuel lagi, Gasena melihat ke arah bunda nya meminta Izin. "Halah, Asen meminta Izin bunda tetap jika tidak bunda Izinkan Asen marah kan?"

"Bunda," rengek Gasena meminta bunda nya mengizinkan. "Iya, bunda Izinkan tapi jangan terlalu mahal kasian Kak Manu nya harus jajanin Asen yang tidak cukup uang sedikit." Sang bunda mengizinkan, Gasena mengangguk semangat.

"Yay!! Ayo Om kita berangkat sekolah Asen ada Ujian, nanti pulang sekolah Om jemput Asen lagi Okie?" Manuel mengangguk kecil, Manuel menjawil hidung Gasena.

Manuel menuntun tangan kecil itu ke arah kursi penumpang, Manuel membuka pintu mobilnya Gasena duduk disana tak lupa Seatbelt Manuel pasangkan juga di tubuh Gasena.

Manuel menutup pintu pelan dan kembali berjalan ke kursi kemudi, Manuel menunduk hormat ke arah bunda Gasena. "Manu izin bawa Gasena, Bunda." Sang bunda mengangguk kecil, Manuel masuk ke dalam Mobil dan menutup pintu mobil.

Suara klakson terdengar karena mobil Manuel segera berjalan keluar dari pekarangan rumah besar milik Gasena, Gasena melihat ke arah depan dan seperti mencari sesuatu disana.

"Mencari apa?" tanya Manuel dan Gasena menoleh pelan. "Asen mencari sesuatu tidak ada permen om?" tanya Gasena pada Manuel, Manuel menggelengkan kepalanya.

"Om tidak pernah membeli Permen, nanti Pulang Asen sekolah Om belikan permen ya supaya Asen tidak bosan." Gasena cemberut tapi tak ayal tetap mengangguk dengan senang, Manuel mengusap rambut Gasena. 

🍓🍓

Mobil milik Manuel berhenti di depan gerbang sekolah Gasena, Manuel terkekeh kecil ketika si manis tidak bisa membuka Seatbelt.

Manuel membantu Gasena melepaskan Seatbelt, Gasena menoleh ke arah Manuel. "Om, terimakasih banyak ya Om! Sudah antarkan Asen ke sekolah, nanti Jangan lupa jemput Asen untuk beli mainan yang Om bilang tadi!" Seru Gasena mengayunkan tangan Manuel.

My Little Baby (END) ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang