Saat Haechan ber adu tatap dengan Jaemin, Haechan dengan panik langsung akan masuk lagi ke dalam kamar mandi, tapi gerakan Haechan terlalu lambat, Jaemin dengan mudah menahan tubuh Haechan.

"Mau kemana kau?" tanya Jaemin yang sedang memeluk Haechan dari belakang.

"Hemm kau wangi sekali" ucap Jaemin saat mencium tengkuk Haechan.

"L-lepas" berontak Haechan.

"Ck, sudah tubuh mu kecil, tenaga mu juga kecil, sekarang mau melawan ku?, manusia bodoh" hina Jaemin.

"Aku tidak bodoh!" balas Haechan meninggikan suaranya.

Jaemin langsung menyeret Haechan menuju ranjang dan menghempas kan tubuh Haechan ke atas ranjang tersebut.

Jaemin mulai menindih tubuh Haechan dan menahan ke dua tangan Haechan karna terus berontak.

Jaemin mulai menyibak kemeja yang Haechan gunakan, memperlihat kan tulang selangka yang mulus.

"Aku tidak mau!, lepas!" berontak Haechan.

"DIAM!" bentak Jaemin.

Haechan yang takut langsung terdiam dengan tubuh yang bergetar Haechan dan menangis.

"Pintar, aku lapar, jadi kau diam" ucap Jaemin

Jaemin mulai mengendus leher Haechan yang masih mulus, Jaemin tidak mau mengigit leher Haechan yang terdapat taring bekas adik nya itu.

Jaemin menjilat titik dimana dia akan menancap kan taring nya, Jaemin akhirnya menggigit leher Haechan.

"Eunghhh" lenguh Haechan saat menahan rasa sakit dan perih.

Jaemin terus menghisap darah Haechan, bahakan sampai darah Haechan mengalir keluar.

"Hmmm" gumam Jaemin yang masih menghisap darah Haechan.

Sudah puas, Jaemin menghentikan acara makan nya itu, Jaemin juga harus ingat bahwa darah Haechan adalah milik bersama, bukan hanya untuk dinikmati seorang saja.

Haechan bernafas dengan ter engah-engah, tubuh nya mulai lemas, sama setelah Jisung menghisap darah nya.

Mata Jaemin sendiri sedari tadi memperhatikan darah yang berada di bekas gigitan nya, yang mengalir ke dada Haechan.

Jaemin mulai membuka dua kancing kemeja Haechan, dan mulai menjilati bekas darah yang mengalir sampai menuju dada Haechan.

"Engh janganhh" desah Haechan.

'Mencobanya sedikit, tidak akan membuat Jeno mengetahuinya kan' ucap Jaemin dalam Hati.

Di sisa-sisa tenaga nya Haechan terus berontak, menurut Jaemin itu percuma saja, itu hanya membuat tubuh Haechan semakin lemah.

Jaemin mulai mengulum puting Haechan, memainkan lidah nya memutari puting yang mulai menegang itu.

"Ehmm, hiks, hiks, ahss" Haechan terus menangis dan menahan desahan nya.

"Sutt, jangan berisik, kau tau Jeno dia memiliki pendengaran yang sangat tajam di banding yang lain, lebih baik kau diam dan nikmatin saja, aku akan bermain dengan lebut tenang saja" ucap Jaemin.

"Aku tidak mau, hiks aku mohon" melas Haechan.

Jaemin tidak mendengarkan permohonan Haechan, karna Haechan hanya memakai baju kemeja kebesaran tanpa bawaan itu sangat mempermudah Jaemin melancarkan aksinya.

Jaemin segera membuka setengah celana luar dan dalam yang di pakai nya, Jaemin memilih posisi menyamping, merapatkan kedua paha Haechan.

"Aku tidak akan masuk" suara berat Jaemin.

Jaemin mulai, memasukan kejantanan nya di sela himpitan paha Haechan, desahan halus Haechan mulai terdengar seiring Jaemin mulai menghentak pinganggang nya.

"Ahh, emhhh, hiks, hiks, sudahh, ahh" desah Haechan

"shh, rapat kan yang bener" sura berat Jaemin.

'baru begini saja sungguh nikmat, apalagi masuk' batin Jaemin.

Jaemin membungkam mulut Haechan, dan terus mempercepat hentakan nya, kejantanan kedua nya terus bergesekan, sampai Haechan yang lebih dulu mengeluarkan putih nya.

Sedangkan Jaemin masih mengejar pelepasan nya, dengan mata yang sedari tadi sudah berubah menjadi merah.

Setelah beberapa saat akhirnya Jaemin mencapai putih nya yang mengotori sprei dan kedua paha Haechan.

"Ahhh nikmat" desah Jaemin.

Jaemin mulai membersihkan bekas-bekas seperma nya, dan segera membenar kan posisi celananya.

"Dengar kan aku manis, jangan beri tahu pada yang lain, sampai kau berani, kepala mu ini akan berpisah dari badan mau" ancam Jaemin.

"Bersihkan, jangan sampai mereka curiga" lanjut Jaemin sebelum keluar dari kamar Haechan.

Walaupun tubuh nya masih lemas, ancam Jaemin lebih menyeramkan menurut Haechan, Haechan mulai membersihkan bekas-bekas seperma nya dan milik Jaemin.

Menganti baju nya dengan baju lain, sebenar nya Haechan tidak membawa baju apapun saat dibawa ke kastel.

Jadi sementara Haechan memakai kemeja milik Jaehyun terlebih dahulu, bukan maksud menggoda atau pun sengaja.

VAMPIR (HAECHAN HAREM)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora