- ❝ t w e n t y ❞ ·˚ ༘

Mulai dari awal
                                    

Bill Remmer takut nanti sikap dingin dan kerennya akan hilang akibat tingkah laku dua perempuan itu yang berhasil melelehkan hati bekunya.

Bill Remmer adalah contoh muka sangar, hati hello kitty.

[ Bonding Time dengan Layla dan Paman Bill ]

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kau ada masalah apalagi, Riette?"

Dirinya menghela napas, menatap pria yang sedang murung dan terduduk lemah di sofa. Matthias hanya singkat, sepupunya dalam kondisi suram ini adalah hiburan yang menyenangkan.

"Tolong aku....... aku telah membuat Claudine salah paham." Lesunya.

Irene hanya menghela napas kembali, memijat pelipisnya pelan. Here we go again.

"Tadi aku bertemu dengan Claudine di Balai Kota. Kami berjalan-jalan bersama......."

Riette menceritakan awal kisah bagaimana kencan manisnya berubah jadi asin di akhir.

"Saat pulang, aku berniat memberikan Claudine kotak yang berisikan gaun untuknya.......... Aku mengajaknya untuk pergi bersamaku ke suatu pesta...."

"Lalu?"

"Masalahnya, aku meminta salah satu pelayanku untuk memberikan kotak itu padanya."

"Aku berpesan untuk memberikan kotak ini pada Nona yang memakai gaun ungu. Tapi ternyata ada Nona lain yang memakai gaun ungu juga. Dan sialnya pelayanku malah memberikan kotak itu padanya di depan Claudine!!!"

Riette berteriak dengan frustasi, rambutnya ia tarik sembari menangis tersedu-sedu.

"Irene!!! Bagaimana ini!!!! Claudine bahkan tidak mau mendengarkan penjelasanku!!! Aku tidak mau pergi dengan Nona itu! Dia itu mata duitan!"

"Itu salahmu."

BUGHH.....!!!!!

"Aku tidak menanyakan pendapatmu, Gagak sialan!!!" Gerutu Riette melemparkan bantal sofa ke wajah Matthias.

"Aku punya telinga, dan aku berhak menyampaikan pendapatku."

Pria itu dengan acuh berkata, lalu menghindari lembaran Riette padanya.

"Hahh..... nanti akan kuperjelas kesalahpahaman ini pada Claudine. Sekarang berhentilah merengek." Irene berkata.

Riette langsung dengan semangat berteriak, "Akhirnya!!!!!", dan kembali ke dirinya yang periang seperti biasa.

"Kau berani di medan perang, tapi giliran memberikan gaun langsung pada Claudine kau tak berani. Pantas saja Lady Brandt tidak mau bersamamu"

Matthias kembali mencibir membuat Riette kembali pundung di pojokan.

[ Membantu Riette pdkt dengan Claudine, ft. Matthias yang selalu ngeroasting Riette mengenai percintaannya. Seolah-olah percintaan dirinya dengan pasangannya itu bagus ]

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Madam Mona!!!!! Kali ini kita akan memasak apa?"

Irene menggulung lengan gaunnya dan memakai apron. Menatap sang juru masak dengan semangat.

"Oh, Lady! Kebetulan saya akan memasak makan siang untuk Duke." Madam Mona tersenyum sembari mempersiapkan bahan-bahan untuk memasak.

"Malan siang untuk Matthias?" Irene bergumam.

Di sisi lain.......

"...................."

𝗜𝗥𝗘𝗡𝗘 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang