"assalamualaikum" salam mereka kepada elisa yang sudah menyambutnya dengan senang hati.

" waalaikum salam" jawab elisa .

"gimana kak.. Apa jawaban mas zidan ?" sela elisa tak sabar .

" dia mensetujui percerean ini, tapi dia terlihat murung dan depresi kakak turut prihatin dengan keadaanya " ujar zahra .mereka memilih duduk terlebih dahulu sebelum membicarakan topik permasalahan.

Elisa yang mendengarnya merasa bersalah atas tindakanya ini. " terus gimana kak? Apa aku harus kembali ke sana?" ungkap elisa . Zahra yang mendengar itu ia langsung menatap dalam elisa ia masih belum bisa mengizinkan adiknya untuk kembali ke sana .

" jangan elisa , kondisimu belum benar² sembuh, kakak masih khawatir jika nanti kamu akan di sakiti zidan lagi." tungkas zahra tak trima.

" benar elisa... Kita juga mengkhawatirkan keadaanmu " saut abraham yang duduk di sebrang tempat duduk elisa dan zahra.

" baiklah ... Elisa akan ikut perkataan kakak " jawabnya. Zahra mangguk dan tersenyum mendengar jawaban elisa. Ia menyenderkan kepala elisa di pundaknya seraya berkata.

"elisa.... Bukanya kakak mau melarang kamu untuk kembali ke suamimu hanya saja umi' sudah berpesan untuk menjagamu dek... Aku juga nggak akan terima jika kamu terus di sakiti zidan terus menerus . Kakak harap kamu bisa mengerti itu..." tutur zahra.

"iya kak.. Elisa ngerti...." jawab elisa lirih.

"nanti sore kita ke makam umi'" ajak abraham merekapun tersenyum mangguk².

Pukul 16.30 mereka sudah tiba di T P A tempat makam ibunda . Setelah tahlil dan yasin yang telah di pimpin abraham , elisa menaburkan bunga mawar di atas makam qulsum dengan siraman air mawar yang di siram zahra .

"umi'... Aku minta maaf , aku tidak bisa bertahan di pernikahan ini , elisa nggak bisa menjalankan wasiat umi' , elisa minta maaf umi'..." katanya dalam hati.

" ayo elisa kita pulang.... Cuacanya mau hujan" ajak zahra di samping elisa. Elisapun berdiri dari tempatnya merekapun pulang karna cuaca yang tidak mendukung.

ZIDAN

Krek....krek.....krek.....

Suara itu terus mengusik telinga zidan yang sedang menonton tv . Dia mencari sumber suara dari mana datangnya suara tersebut , karna di luar hujan deras yang menambah berisik di dalam rumah.

" dari mana suara itu...?" tanya nya pada diri sendiri . Ia naik ke lantai atas mencari asal suara tersebut , ternyata suara itu dari pintu atas yang belum kekunci rapat lalu dia menutup pintu tersebut dan menutup gorden jendela . Iapun berjalan menuju tangga, tapi zidan menghentikan langkahnya ketika berada tepat di depan kamar elisa ia menoleh ke kamar dan tanpa rasa canggung iapun masuk ke kamar itu , untunglah tidak di kunci.

Ia melihat sekeliling kamar dan sudut² kamar elisa sungguh rapi dan nyaman untuk di pandang dan bau aroma ruangan yang sejuk nan harum . Matanya sekarang tertuju pada buku tebal berwarna coklat di atas meja . Zidan mendekat dan membuka buku tersebut , ternyata itu adalah buku deary elisa yang dia tulis semenjak di pondok. Zidan mencoba membuka halaman pertama yang isinya.

Aku sangat senang hari ini, entah kenapa aku mendadak merasa beruntung hari ini. Hari ini, Aku tak sengaja mendengar pembicaraan abah dan umi' di saat aku piket ndalem. Aku mendengar jika abah akan menjodohkanku dengan fazal , santri putra yang diam² aku mengaguminya . Dia adalah santri putra dari ponpes kami ,dia juga tangan kanan abah dan dia adalah kepala pondok ponpes putra .

Betapa beruntungnya aku jika perjodohan itu akan terjadi , aku memang sudah lama menyimpan rasa kepada fazal, aku terpesona bukan karna ketampananya atau derajatnya yang tinggi .

Aku mencintainya karna akhlak nya karna ke alimanya, kecerdasanya dan juga ke solihanya. Sehingga dia banyak di incar oleh kyai² lain yang akan memilihnya menjadi menantu mereka.

Zidan membuka lembaran berikutnya ia sudah menahan sesak di dadanya.

Hal terberat dalam hidup ialah, ketika kita di tinggal oleh orang yang kita cintai . Ya , itulah yang aku rasakan sekarang, aku kehilangan seorang ibu , orang yang paling ku cintai dalam hidupku, umi ' adalah segalanya bagiku, orangtua satu²nya yang aku punya ketika abi sudah meninggalkanku di saat umurku masih 5 tahun .

Umi ' adalah madrasah pertamaku dan juga orang tua yang paling ku sayang. Kehilanganya , begitu berat dalam hidup , dan hal yang paling aku sesali dalam hidupku ialah... Ketika terakhir umi' sakit²an , aku tidak ada di sampingnya, bahkan aku tidak tahu kondisinya pada saat itu , dan aku ingin membalas menunjukan baktiku kepada umi' ketika umi' berwasiat untuk menjodohkan ku kepada anak sahabat umi' yaitu budhe hanum .

Aku hanya bisa diam tidak protes saat umi' memilihkan jodoh untuku , karna aku yakin jika pilihan umi' adalah yang terbaik untuk ku.

Di saat aku sudah khatam , dan segera mempersiapkan barang²ku, tiba² aku di panggil abah umi' ke ndalem aku sangat gerogi dan ketakuan , kenapa mendadak beliu memanggilku ?, akupun segera ke sana .

Se tiba di sana aku melihat ada tamu spesial yaitu kyai abdullah, kakaknya abah beliu juga membawa istri dan anaknya gus al a'la . Aku tak menyangka jika kedatangan mereka kesini untuk melamarku, aku juga merasa senang bisa di pilih menjadi menantu kyai dan menjadi istri seorang gus .

Tapi aku lupa jika aku sudah di jodohkan dengan laki² pilihan umi' aku juga sudah mensetujui perjodohan ini, dengan berat hati , aku menolak lamaran gus a' la . Dan akhirnya mereka bisa memahami posisiku, aku juga merasa tidak enak dengan abah dan umi' karna aku belum bisa menjadi santri yang sami'na watho'na . Tapi beliu bisa mengerti perasaanku , akupun boyong dari pondok lalu menikah dengan lelaki itu.

Aku tak menyangka jika di malam pertamaku , aku akan mengalami seperti ini, aku pikir... Ia adalah lelaki yang baik dan taat pada agama, yang bisa kenjagaku dan menjaga hafalanku . Ternyata jauh dari kata itu, ia malah memperlakukanku sebaliknya , aku juga tak pernah habis fikir jika dia bukan lelaki impianku.

Aku mencoba bertahan dengan pernikahan ini karena ini adalah wasiat umi ' aku tidak mau jika aku mengecewakn umi' di sana aku hanya ingin menjadi anak yang berbakti pada orang tua dan menjadi istri yang sholikhah walaupun semua itu, harus melalui proses yang amat menyakitkan .

Aku hanya bisa berdo' a kepada allah, agar aku bisa bertahan di pernikahan ini , dan bisa menjadi istri yang sholikhah untuk suamiku.

Tanpa sadar, zidan sudah membasahi buku tersebut dengan air katanya , ia tak kuat memenbendung air matanya . Seketika ia tutup buku tebal tersebut lalu ia terjatuh ke lantai seperti orang tak berdaya lagi.

" maafkan aku elisa... Aku sudah menyakitimu, aku bahkan tidak bisa menjadi suami yang baik untukumu, aku memang suami yang jahat, bodoh.... Benar² bodoh...!!!" zidan mulai sadar akan kesalahanya ia menekuk lututnya dan bersender di kasur elisa dengan isak tangisnya malam itu.

Cinta Di Akhir  Surah Asy-syarhWhere stories live. Discover now