42. penjelasan

1.1K 82 2
                                    

_____________________
___________________
_______________
Nazira bergegas menuju ke kamar di sebelah kamarnya.

"Mas buka pintunya Mas!" Nazira menggedor-gedor pintu kamar tersebut.

"Mas Farzan, aku mau jelasin semuanya. Aku udah ngerti kejadiannya gimana, tolong jangan salah paham dulu Mas."

"Pergi! Jangan ganggu saya." Terdengar Gus Farzan menyahut dari dalam.

"Tolong buka pintunya sebentar, aku mau jelasin semuanya Mas."

Tidak ada suara dari dalam dan pintu itupun tidak terbuka sedikitpun.

"Mas Farzan...." Terdengar suara isakan dari bibir mungil Nazira. Gadis itu menundukkan kepalanya.

"Ekhem." Gadis cantik itu kembali mendongak tatkala mendengar suara deheman seseorang yang tak lain adalah Gus Farzan.

"Mas..." Lirihnya.

"Apa yang mau kamu jelasin hah?! Kanu mau bilang kalo kamu dan Farhan itu masih saling mencintai dan saya hanya tembok pembatas di antara kalian, begitu? Kalo kamu emang nggak cinta sama saya,pisah aja lah. Saya ridho pisah sama kamu kalau memang kamu nggak bahagia dengan pernikahan ini."

Deg!

Lemas, itulah yang dirasakan oleh tubuh Nazira saat mendengar kata-kata itu. Sakit sekali saat Gus Farzan sendiri yang ingin berpisah dengannya.

"Mas aku nggak mau pisah. Gimana nasib anak kita? Tolong jangan Mas, jangan ceraikan aku." Nazira meraih tangan Gus Farzan untuk ia genggam.

"Soal anak kamu tenang aja, saya akan tetap menafkahi anak kita dan menjenguk dia sesekali. Kamu boleh mengambil hak asuh anak kita dan merawatnya bersama dengan masa lalu kanu itu." Gus Farzan menebalkan kalimat terakhirnya itu.

Nazira menggeleng kuat dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. "Enggak! Aku nggak mau pisah Mas, tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Aku mohon Mas, dengerin aku dulu."

"Ya udah cepet to the poin kalo emang niat ngejelasin. Dan kalo enggak, tunggu aja anak itu lahir dan setelahnya saya akan menjatuhkan talak sama kamu."

Deg!

Lagi-lagi tubuh Nazira dibuat lemas oleh ucapan Gus Farzan yang terdengar sangat menyakitkan. Mati-matian gadis itu menguatkan dirinya agar bisa menjelaskan semuanya, meskipun saat ini bibirnya seakan sudah tak mampu lagi berkata apa-apa.

"Mas..." Lirih Nazira. "Kejadiannya tidak seperti yang kamu kira, aku dan kakak ipar tidak memiliki hubungan apapun. Mas, tadi sekitar jam sembilan malam, aku ditelpon sama nomor tak dikenal dan dia bilang kalo kamu kecelakaan. Setelah itu dia ngasih tau lokasi di mana kamu kecelakaan. Aku buru-buru buat pergi ke sana dianter sama pak Amir dan sesampainya di sana aku nyuruh pak Amir pulang. Awalnya pak Amir juga udah curiga kalo aku pergi ke sana karena tempat itu sepi dan nggak ada kecelakaan sama sekali, tapi aku nggak peduli dan tetep nyariin kamu di sana. Tiba-tiba perut aku kram dan aku nggak bisa berdiri,kakak ipar yang kebetulan lewat sana pun langsung nolongin aku. Karena posisinya aku nggak bisa jalan sama sekali dan nggak ada siapapun di sana, akhirnya dengan terpaksa kakak ipar gendong aku dan bawa aku ke rumah sakit."

"Awalnya aku kira aku mau lahiran, tapi kata dokter perut aku cuma kram aja.  Setelah itu aku dan kakak ipar langsung pulang dan ya udah, nggak ada apa-apa lagi setelahnya."

"Tapi foto itu? Gimana si pengirim foto itu bisa ambil foto kamu sama Farhan kalo emang di sana sepi?"

"Itu yang masih aku bingung. Kayaknya ada seseorang yang emang sengaja ngerencanain ini semua, dia sengaja mau ngejebak aku sama kakak ipar."

Aku Dan Gus kembar [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang