"Mama akan bicara dengan bu ayu dan krist nanti, apa kamu menelpon mama hanya karna ini?" Ucap nyonya anna.

"Ya, apa lagi?" Ucap singto.

"Apa kamu kuliah hari ini?" Tanya nyonya anna.

"Ya, aku baru pulang kuliah" ucap singto.

"Apa kamu sudah baik-baik saja?" Ucap nyonya anna, mengingat sebelum dia pergi singto sempat demam, ia pikir singto masih demam hingga sekarang.

"Aku masih demam, bisakah mama menyuruh krist membawakan ku obat?" Ucap singto.

"Bukankah kalian sedang berada di tempat yang sama sekarang? Kamu bisa memanggilnya langsung atau suruh maid lain membawakan mu obat, mungkin krist sedang sibuk membantu ibunya sekarang" ucap nyonya anna.

"Aku mau krist!" ucap singto kemudian ia langsung mematikan panggilan itu sepihak.

Singto duduk di tepi ranjang dengan wajah kesalnya, bagaimana dia bisa mengganggu krist lagi jika ibu krist sudah tak bekerja di mansionnya? Krist pasti tak akan ke mansionnya lagi 'kan?!

Terdengar suara pintu kamar di ketuk, kemudian pintu kamar terbuka, krist masuk dengan membawa obat untuk singto.

"Tolong jangan ada drama minum obat lagi, sing. Ibu sudah berhenti bekerja disini itu artinya aku bukan pembantu mu lagi" Ucap krist sebelum singto mengeluarkan suaranya.

"Ingat, kamu kuliah karna di bayarkan oleh orang tua ku!" Ucap singto sinis.

"Mau minum obat sirup atau kapsul?" Tanya krist.

"...."

"Atau mau ku cium?" Ucap krist sehingga membuat singto terkejut mendengarnya.

"Apa kamu ketagihan ku cium sehingga membuat mu selalu mencari celah untuk mengganggu ku dan membuat ku marah?" Ucap krist.

"Cih, kamu terlalu percaya diri" ucap singto.

"Benarkah? Baiklah, kamu ingin minum obat apa?" Ucap krist sembari duduk di samping singto.

Krist mendekatkan wajahnya, perlahan krist ingin mengecup bibir singto namun singto memalingkan wajahnya.

Krist tersenyum kecil melihat penolakan singto, dia mengusap pipi bulat singto sehingga membuat singto menatap ke arah krist, perlahan krist mendekatkan wajahnya dan melumat bibir singto, kali ini singto membalas ciuman krist, dia bahkan mengalungkan tangannya di leher krist.

Singto mendongakan kepalanya saat bibir krist mulai turun ke lehernya, tubuhnya bergetar karna geli, singto meremas rambut krist.

"Ugghh..." Lenguh singto saat krist menggigit lehernya.

Krist tersenyum kecil saat melihat hasil karyanya di leher singto. Bukankah singto ingin minum obat tadi? Tapi sepertinya benar dugaan krist, singto memang suka di cium olehnya, buktinya sekarang singto menatap mata krist dengan tatapan sendunya.

"Mau lagi?' Tanya krist.

Singto mengangguk, krist mencium bibir singto lagi, melumatnya dengan penuh nafsu, satu persatu tangan krist mulai membuka kancing kemeja singto, ciuman krist mulai turun ke dada singto, dia menyusu bak bayi yang kelaparan sedangkan singto meremas kuat rambut krist dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Aarghhh... Krist..." Lirih singto.

Tangan krist meremas pantat singto sehingga membuat singto semakin hilang kendali. Krist membuka celana singto sedangkan singto mengangkat pinggulnya mempermudah krist melepas celananya.

Singto menatap krist dengan wajah sayunya, krist juga mulai hilang kendali, dia mengocok penis singto hingga mengeluarkan cairan precum, krist menyimpan bantal di pinggang singto, lalu membuka dua kaki singto dengan lebar lalu menyambar lubangnya sehingga membuat desahan singto semakin mengalun indah.

Krist menjilat lubang singto dengan tangannya yang mengocok penis singto, tangannya yang basah oleh cairan precum singto dia gunakan sebagai pelumas, krist memasukan jari tengahnya mengocok lubang singto sehingga membuat singto meremas seprei kasur merasakan nikmat yang tiada tara.

"Krist... Sshh... Ahhh... Geli"

"Ohhh..."

"Shhhh"

"Krist... Sshhh"

Krist mempercepat gerakan jarinya sedangkan tangan kirinya mengocok penis singto sehingga membuat tubuh singto menggelinjang hebat, hampir 20 menit jari-jari krist bekerja di bawah sana, kini singto memuntahkan cairannya di tangan krist.

Krist menatap tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi, singto bahkan terbaring lemas di bawah kendalinya.

Krist langsung menaikan selimut sebatas dada singto menutup bagian bawah singto.

"Beristirahatlah, aku akan pulang' ucap krist.

"Krist..." Ucap singto.

"Huh?" Ucap krist.

"Bagaimana dengan kamu?" Tanya singto, dia tahu jika milik krist sedang menegang sekarang.

"Aku... Aku bisa menyelesaikan semuanya sendiri" ucap krist.

"Apa kamu tak mau memakai tubuh ku?" Ucap singto sembari menyibak selimut yang menutup setengah tubuhnya.

Milik krist semakin mengeras saat melihat itu, tanpa pikir panjang krist langsung mencium bibir singto, dia melepas celananya tanpa melepas ciumannya, apa lagi lubang singto memang sudah basah bekas tadi, jadi krist dengan mudah memasukan penisnya.

Singto menangis merasakan sakit yang luar biasa, namun sepertinya krist tak akan berhenti begitu saja, krist mulai menggenjot lubang singto, ringisan kesakitan di bibir singto mulai berganti dengan desahan indah, singto sangat menikmati genjotan dari krist, dia mendesah keras di dekat telinga krist, bahkan mendesahkan nama krist sehingga membuat krist semakin gila mendengar itu.


















Tbc.

You're Mine✓Where stories live. Discover now