Bab 9

627 67 9
                                    

Seperti biasa Xiao Zhan pulang larut malam ke apartemennya. Dan seperti biasa juga Wang Yibo akan menunggu di lobby.

“Dia lagi, dia lagi. Apa dia tidak bosan menunggu sampai tengah malam begini setiap hari?” keluh Xiao Zhan saat melihat kearah sofa yang ada di lobby apartemen ada seseorang sedang duduk sambil membaca majalah yang memang di sediakan oleh pihak pengelola.

“Yibo ge.” Xiao Zhan mau tidak mau terpaksa menghampiri Wang Yibo.

“Oh Sean, kamu sudah pulang?” tanya Wang Yibo sambil meletakkan majalah ditangannya keatas meja.

“Eum.” jawab Xiao Zhan sambil mengangguk. “Mau naik keatas sekarang?” tanya-nya.

“Boleh.” jawab Wang Yibo.

Xiao Zhan menghela napas pasrah, kemudian ia berjalan menuju kearah lift dengan Wang Yibo berjalan disampingnya. Xiao Zhan sudah mulai terbiasa dengan muka tembok Wang Yibo, karena di usir pun percuma dia tidak akan mau pergi juga.

Wang Yibo juga sudah terbiasa dengan sikap Xiao Zhan, walau merasa tidak nyaman dengannya tapi Xiao Zhan tidak akan mengusir dengan paksa jika memang Wang Yibo tidak mau pergi.

Tapi ya begitu terkadang pemuda bergigi kelinci itu akan merengek saat berusaha mengusir Wang Yibo. Dan justru hal itu membuat Wang Yibo semakin tertarik untuk menggodanya.

“Lain kali Gege langsung masuk saja, password-nya tanggal ulang tahun kakek. Rasanya tidak enak kalau Gege kelamaan menunggu di lobby.” ucap Xiao Zhan sambil memencet password apartemennya.

Wang Yibo mengangkat sebelah alisnya, “Kamu yakin tidak akan mengusirku lagi?” Wang Yibo bertanya seolah ia bisa di usir dengan mudah.

Padahal dalam hatinya Wang Yibo bersorak gembira karena Xiao Zhan sudah mau memberikan akses untuknya bebas keluar masuk apartemen kapan saja yang ia mau.

Xiao Zhan memutar bola matanya jengah, “Apakah itu akan bekerja? Bahkan setiap hari aku sudah melakukannya tapi tidak satupun yang bisa bekerja mengusir Gege dari sini.” sarkas Xiao Zhan saat sudah memasuki apartemen.

“Kamu harus membiasakan diri dengan kehadiranku di sekitarmu Sean.” ucap Wang Yibo sambil tersenyum tipis.

“Ya, ya. Sekarang aku memang sudah terbiasa untuk itu.” jawab Xiao Zhan dengan nada kesal.

Setelah mengganti sepatu dengan sendal yang tersedia, Xiao Zhan berjalan menuju ke pantry bermaksud membuatkan minuman untuk Wang Yibo. Sedangkan Wang Yibo hanya tersenyum sambil melihat Xiao Zhan yang sudah berada di pantry.

“Dia terlihat imut kalau sedang kesal.” gumam Wang Yibo.

“Ge, ini kopinya. Aku mau mandi dulu.” ucap Xiao Zhan sambil meletakkan kopi buatannya di atas meja depan Wang Yibo.

“Eum,” jawab Wang Yibo.

Xiao Zhan berjalan menuju ke kamar, sekedar untuk membersihkan diri. Sedangkan Wang Yibo sibuk dengan iPad di tangannya.

Setelah 15 menit berlalu terlihat Xiao Zhan dengan memakai piyama. Ia berjalan keluar kamar sambil mengeringkan rambut memakai handuk kecil ditangannya.

Mendengar suara pintu terbuka, Wang Yibo menoleh kearah kamar. Melihat Xiao Zhan keluar dari kamar, Wang Yibo meletakkan iPad miliknya diatas meja.

“Sean.” panggil Wang Yibo.

“Iya.” jawab Xiao Zhan.

“Duduklah disini, biar kubantu mengeringkan rambutmu.” ucap Wang Yibo.

“Hah? Oh, tidak perlu ge. Aku bisa melakukannya sendiri.” jawab Xiao Zhan sambil berjalan menuju ke meja yang berada tidak jauh dari pantry. Dan biasanya meja itu Xiao Zhan gunakan untuk bekerja saat berada di Apartemen.

Beloved husband ( YIZHAN )Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu