☘️16☘️

1.9K 204 34
                                    


💜~HAPPY READING ~💜


Jungkook dan Aerin pulang lebih dulu, tadinya Taehyung ingin mengejar mereka. Tapi tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk. Dilihatnya sang istri telah jauh, lantas segera mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat nama yang tertera di sana. Taehyung harus cepat-cepat menyusul mereka.

"Yeoboseyo," ucap Taehyung.

Tak langsung mendengar jawaban dari seberang sana. Sampai beberapa detik kemudian, seseorang itu menyahut dengan suara canggung.

📞[Tae, ini aku. Yanmi.]

Sontak Taehyung tertegun. Sudah lama sekali ia tak mendengar suara ini. Suara yang bahkan dulu jika belum mendengar suaranya seharian hidupnya terasa hampa. Sekarang lebih dari tiga bulan, hidupnya masih baik-baik saja.

"A-ah iya." Jawab Taehyung yang tiba-tiba merasa asing dengan wanita yang dicintainya itu.

📞[Bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Sepertinya... Kau begitu sibuk sekarang. Sampai tidak pernah menghubungiku lagi.]

Taehyung tertawa canggung. Mengusap tengkuknya yang mendadak merinding. "Iya, kau benar. Akhir-akhir ini aku memang sedang banyak pekerjaan sekali."

Yanmi menggumam paham." Padahal dulu bahkan sedang sangat sibuk sekalipun kau tetap memberiku kabar."

Taehyung skakmat. Tak bisa menjawab selama satu menit. Sebenarnya bukan karena disibukkan pekerjaan, tapi memang ada satu hal yang membuatnya lupa terhadap banyak hal.

Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook. Selepas kepergian pemuda itu dari jadwal hidupnya, tetiba semua yang ia lakukan terasa kosong.

"Maafkan aku, Yanmi-ah. Aku benar-benar sibuk sekali. Kalau begitu, aku tutup teleponnya dulu."

Taehyung mengutuk dirinya sendiri yang telah memutuskan panggilan secara sepihak, dan ini pertama kalinya ia melakukan hal ini pada Yanmi. Apa wanita itu akan sedih?

Argh, bisa-bisanya Taehyung mengecewakan Yanmi hanya karena pemuda itu.

Taehyung memasukkan ponselnya ke saku celana. Selepas itu berlari mengejar sang istri yang telah menghilang dari pandangannya.

***

Sampai di rumahnya, Taehyung membuka pintu utama, namun ia tak menemukan sosok yang dicarinya. Taehyung dilanda kebingungan, setahunya tadi pemuda itu bilang ingin pulang. Tapi kenapa malah tidak ada?

Taehyung berinisiatif mengecek ke kamar Jungkook, begitu pintu dibuka ternyata benar mereka ada di sana. Aerin yang pulas, serta Jungkook yang memeluk juga ikut tertidur. Perlahan tungkainya mendekati mereka. Memandangi sang istri dan bayi kecil, serasa bayi itu adalah anak mereka. Apa jadinya ya kalau mereka akhirnya diberi kepercayaan menjaga titipan Tuhan?

Taehyung menarik bibirnya tipis.

Namun, sedetik kemudian senyuman itu luntur seketika. Menyadari apa yang baru saja tercetus dalam kepalanya. Kenapa ia jadi berharap memiliki keturunan dari orang yang dibencinya itu? Hey, itu tidak mungkin. Sampai kapan pun ia tidak sudi mengakui anak yang ada dikandungan Jungkook, jika pemuda itu kemudian hamil. Membayangkan hidup bersamanya di sisa usia dari mulai sekarang sudah pasti ia akan tua lebih dulu.

Tidur Jungkook terusik, perlahan kelopak mata indah itu terbuka, pun langsung membesar pandangannya saat hal pertama yang ia lihat adalah sosok Kim Taehyung.

"Hyung, kenapa kau ada di sini ?" Tanya Jungkook, bangkit dari tidurnya.

Taehyung kelihatan gelagapan, seolah Jungkook telah menangkap basah pria itu.

"A-aku lapar. Buatkan aku makanan." Perintah Taehyung seenaknya.

Jungkook mengerutkan alisnya. "Kenapa sekarang kau jadi sering minta dibuatkan makanan? Kau melanggar janjimu sendiri." Jungkook mengolok-olok sikap suaminya yang menurutnya tak sesuai dengan isi perjanjian pernikahan mereka.

"Jadi kau tidak mau? Baik. Lagi pula aku tidak butuh bantuanmu. Aku bisa memasak sendiri." Sewot Taehyung langsung pergi dari kamar sang istri.

Dalam hati Taehyung merasa kecewa. Sialnya, sekarang pemuda itu berani melawannya. Tidak seperti dulu lagi yang bisanya hanya menangis.

"Iya, maafkan aku."

Tahu-tahu saat Taehyung sedang kesal setengah mati, tangannya ditarik lalu digenggam lembut oleh Jungkook, sukses merusak kinerja jantungnya. Taehyung melirik tangannya yang mana saling bersentuhan dengan sang istri. Begitu pun Jungkook langsung menyadari perbuatannya itu sontak melepaskan tangan Taehyung.

"Maafkan aku. Aku akan membuatkan makanan untukmu. Tapi kau jaga Aeyin sebentar."

Tanpa menjawab Taehyung lantas meninggalkan Jungkook yang bersiap memasak. Sedangkan dirinya pergi ke kamar sang istri yang berada tepat di samping dapur, berbaring di ranjang kecil itu sambil memainkan pipi bakpau Aerin.

Sepertinya kalau punya anak bakalan seru. Ada mainan yang setiap waktu bisa Taehyung mainkan. Melihat Aerin saja sudah cukup membuat hatinya lebih baik, apa lagi jika yang berada di posisi Aerin sekarang adalah anaknya sendiri. Darah dagingnya. Tentunya anaknya nanti bersama Yanmi. Bukan bersama pemuda itu.

Ini sudah hampir malam, tapi ayah bayi ini belum juga kembali lagi. Apa mungkin istrinya kecelakaan parah? Taehyung mendoakan kebaikan untuk ibu bayi ini. Kasihan jika anak sekecil ini sudah ditinggalkan ibunya.

Lama-lama, memainkan Aerin, Taehyung merasakan kantuk luar biasa. Tadinya ia sebisa mungkin menahannya, tapi beberapa menit kemudian tanpa ia sadari malah ikut bergabung ke alam mimpi bersama Aerin.

***

Jungkook berusaha kuat menahan gejolak perutnya mendorong keluar isinya. Matanya memerah saking mualnya. Jungkook terus melanjutkan mengiris bawang bombay yang mendadak baginya berbau menyengat dan tidak enak. Jungkook tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya yang tiba-tiba sensitif akan hal-hal berbau menyengat ini. Pasti penyakit maag nya kambuh lagi.

Setelah lama berkutat dengan masakan yang bau-baunya hampir membuat pingsan, akhirnya makanan pesanan Tuan Muda Kim selesai. Jungkook membuka pintu kamarnya, tubuhnya tertahan di ambang pintu begitu menyaksikan pemandangan yang membuat hatinya tersentuh.

Jungkook berjalan mengendap-endap menghampiri mereka, membungkukkan setengah badannya sambil tersenyum. Jika khayalan sesuai dengan kenyataan, maka saat ini Taehyung dan Aerin adalah suami dan anaknya. Tapi sayangnya, ini hanyalah sebuah mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan. Padahal, menurutnya sendiri mereka adalah pasangan yang serasi. Lebih baik ia memuji dirinya sendiri, daripada tidak ada yang memuji dirinya.

Sedang asik memandangi mereka, tiba-tiba perut Jungkook kembali terasa mual. Secepatnya pemuda itu berlari ke kamar mandi demi menuntaskan gejolak perutnya ini.

Suara-suaranya cukup keras sampai membangunkan Taehyung yang pulas. Begitu membuka mata, Taehyung langsung melihat pintu kamar mandi.

"Astaga. Baru saja aku ingin makan. Mendengar dia muntah-muntah malah hilang nafsu makanku." Keluh Taehyung.

"JEON JUNGKOOK, BISA TIDAK KAU TIDAK BERISIK. AKU INGIN MAKAN."

Jungkook keluar dari kamar mandi dengan mulut yang masih terdapat air. "Maafkan aku. Aku hanya sedang tidak enak badan. Kalau kau mau makan, makanannya sudah siap."

Dalam lubuk hatinya, Taehyung sebenarnya cemas. Namun, ia enggan mengakuinya.

Taehyung pergi dari kamar sang istri. Pun sepanjang makan malam sendirinya, isi kepala Taehyung terus diisi oleh kekhawatirannya pada pemuda itu. Memikirkan pula kalau Jungkook sama sekali belum makan.












💜~TO BE CONTINUE ~💜

Tuan Dingin Tercinta Where stories live. Discover now