DEAR JEFF [BAB 03: ROSIETA JASMINE]

Start from the beginning
                                    

"Ya udah kalau gitu Oci berangkat dulu ya, umi. Assalamualaikum." pamit Oci dan tidak lupa mencium punggung tangan ibu nya.

Butuh waktu sekiranya dua puluh menitan untuk sampai di rumah pak Sugandi dari terminal kota menggunakan taksi yang biaya ongkos nya bisa buat beli kerudung baru di pasar. Mau mengeluh karena uang saku nya berkurang agak banyak hanya untuk ongkos taksi, tapi pada akhirnya Rosie hanya mampu mengikhlaskan saja. Toh, hitung-hitung amalan bisa jadi berkah di kemudia hari.

Dia kembali mengecek alamat rumah pak Sugandi yang ada di memo nya lalu menatap rumah megah yang berdiri kokoh tepat di depan nya. Dalam hati Rosie mengucapkan rasa syukur berkali-kali saat melihat betapa megah nya rumah itu.

"Subhanallah, mewah pisan rumah nya. Kira-kira butuh berapa lama ya biar bisa bikinin rumah se-mewah ini untuk abi sama umi." Rosie kembali bergumam. Rasanya menganggumi rumah mewah milik pak Sugandi tidak bisa hanya sekali.

"Maaf, cari siapa ya, mbak?"

Rosie hampir saja jatuh karena terlalu kaget saat mendengar sebuah suara. Dia melihat seorang perempuan yang kira-kira berusia sedikit di bawah Umi nya sedang melihat nya dari balik gerbang.

"Assalamualaikum, saya Rosie dari kampung. Saya kesini karena mau ngasih titipan dari abi saya buat pak Sugandi."

"Waalaikumsalam. Owalah, ini toh yang namanya mbak Rosie." seru orang itu dengan wajah berbinar. "Ayo silahkan masuk, mba. Maaf saya gak sopan karena belum mempersilahkan mbak masuk tapi udah ngajak ngobrol."

"Gapapa dan terima kasih."

"Langsung masuk aja ke dalam, mbak. Bapak sama Ibu udah nunggu kedatangan mbak Rosie dari tadi."

Rosie mengangguk dan kembali mengucapkan 'terima kasih' sebelum berjalan lebih jauh memasuki rumah keluarga pak Sugandi yang benar-benar mampu menghipnotis Rosie karena saking mewah dan megah nya.

"Assalamualaikum, pak haji bu haji." sapa nya memberi salam dan tidak lupa juga dengan menjabat tangan lalu mencium punggung tangan pak Sugandi dan istrinya.

"Waalaikumsalam, cantik. Dari tadi udah di tungguin, lho. Kamu gak kesasar kan, Ci?" tanya bu Irman -istrinya pak Sugandi.

Rosie menggeleng pelan. "Alhamdulillah, perjalanan saya lancar, bu haji."

"Mah, Rosie nya jangan di ajak ngobrol dulu dong. Kebetulan udah masuk jam makan siang, gimana kalo kita makan siang bareng dulu?" kini giliran pak Sugandi yang memulai obrolan.

"Sebelumnya makasih, pak haji. Tapi saya boleh numpang sholat? Tadi belum sempat mampir ke masjid." tanya Rosie dengan sopan.

"Oh iya boleh dong. Di dekat kamar mandi tamu nanti belok kanan nah di situ ada mushola kecil. Biasanya kalau Jeffrey ada di rumah kita sholat berjamaah sekeluarga." kata bu Irma.

Sebenarnya Rosie mau sekali bertanya tentang siapa itu Jeffrey, tapi karena sudah terlalu telat dari waktu dzuhur dan dia belum menunaikan sholat dzuhur, Rosie mengenyahkan pikiran untuk bertanya.

Dia langsung pamit undur diri untuk menunaikan sholat dzuhur. Di sepanjang jalan menuju mushola kecil Rosie tak habisnya menganggumi interior bangunan rumah pak Sugandi.

Dalam hati nya dia berharap suatu saat bisa menikmati hidup di rumah se-mewah ini.


Tak terasa sudah lebih dari empat jam Rosie bercengkarama dengan pak Sugandi dan istrinya. Banyak sekali hal yang menjadi topik pembicaraan mereka, salah satu nya tentang Jeffrey yang ternyata di ketahui sebagai anak lelaki semata wayang pak Sugandi dan bu Irma.

[6] MY DRAFT (JAEROSE)Where stories live. Discover now