"Apa lo liat-liat temen gue, bubar lo pada. Norak banget, lo kira ini bioskop!" Belle berteriak kepada mereka.

Zaza membawa Carolline keluar dari kantin. Kepergiannya mengundang sorakan dari se isi kantin. Carolline yang sudah biasa mengabaikannya saja. Mereka berjalan menuju kamar mandi untuk membantu mebersihkan baju Carolline yang kotor. Sebelumnya ia sudah mempringatinya dari awal untuk tidak mendekati Gevan. Tapi apa boleh buat, temannya sedang kasmaran, susah untuk diberi tahu.

"Udah ya Car, jangan sakitin diri lu lagi." Pinta Zaza masih membersihkan baju yang dikenakan Carolline.

"Sebenernya kenapa ya, kak gevan bisa segitunya banget. Tiap ada cewe yang ngedeketin, pasti selalu berakhir sama kaya Carolline. Apa jangan-jangan---" Belle menjada omongannya "kak Gevan sukanya sama, cowo?" Tanya nya ke Zaza.

Zaza menghembuskan nafas kasar. Ia mulai menceritakan mengapa Gevan bisa seperti itu. "Sebenernya alesan abang gua gitu ke cewe karna abang gua lagi nunggu seseorang, dia gamau ngecewain orang itu dengan deket atau berhubungan sama orang lain. Dia ini temen masa kecilnya gitu. Gua lupa namanya siapa tapi yang jelas mereka udah janji buat selalu bareng-bareng terus. Tapi, abang gua bikin kesalahan yang buat dia jauh. Sebenernya bang Gevan sifatnya gak gini, tapi karna rasa bersalahnya dia yg besar, bikin dia jadi orang yang pendiem. Sebenernya Karna kesalahannya, cewe yang dia tunggu kritis dan harus di lakukan pengobatan diluar negri. Kabarnya emang cewe itu udah balik, tapi abang gua cuma ketemu sama kakanya aja. Kakanya juga bilang, kalo emang belum bisa pulang, sampe selesai." Zaza menjelaskan apa yang terjadi, ia tidak mau temannya salah paham dengan Gevan. Dia berharap setelah menceritakan ini, Carolline mengerti.

"Kasian ya, kak Gevan. Aku ngerti gimana rasanya kehilangan orang yang di sayang. Kak Gevan setia banget ya nunggu segitunya, ga salah pilihan aku kan berarti."

"Gua dukung, lo sama abang gua. Gua sebisa mungkin juga bakal bantu lo kok. Tapi sekirannya udah terlalu sakit jangan dipaksa lagi, lepasin aja. zaza tersenyum menyemangati Carolline.

"Iya car, kita dukung lu kok 100% asli yang ada badaknya." Ucap Chika bercanda.

♡♡♡

Suasana rooftop begitu sepi terlebih ini sudah jam pelajaran dimulai. Hanya ada dirinya dan angin yang bertiup dengan kencang. Ia memejamkan matanya perlahan, menikmati tiap hembusan angin yang melewatinnya. Gevan selalu mengunjungi rooftop, ia merasa hanya itu bagian sekolah yang dapat menetralkan fikirannya. Namun, ia di kagetkan dengan datangnya seseorang yang secara tiba-tiba menghantam Gevan dengan pukulan. Gevan yang tidak siap menerima serangan itu langsung terjatuh. Menyadari itu Gevan bangkit dan langsung memberikan pukulan balik.

"Bangsat! Maksud lu apa hah? Udah bosen hidup?!" Gertak Gevan seraya menarik kerah orang tersebut.

"Gua gak suka, lu memeperlakukan Carolline kek gitu anjing!" Ucap Bagas tidak mau kalah.

"Lu kalo mau sama dia ambil aja, gua gabutuh. Parasit!" Ujarnya penuh tekanan. Bukannya membalas, Bagas tertawa remeh.

"Parasit? Lu yakin? Lu bakal nyesel, setelah tau dia siapa. Gua gabakal biarin lu rebut dia lagi." Bagas terus tertawa. Gevan yang mendengar itu sempat terdiam.

gadis itu sebenarnya siapa? apa maksud dari ucapan bagas?

Pintu rooftop terbuka. Satpam itu datang menghampiri mereka. Awalnya satpam itu sedang berkeliling, namun terdengar suara ribut-ribut dari arah rooftop. Satpam yang tau bahwa Gevan dan Bagas lah yang berkelahi hanya mampu melerai, tidak berani mengambil tindakan lebih untuk melaporkannya kepada kepala sekolah. Tentu saja, karna Gevan cucu dari pemilik sekolahnya. Bisa saja karna mereka mengadu, profesi mereka akan hilang setelahnya.

Sesampainya dirumah, Gevan terus memikirkan maksud dari omongan Bagas. Apa yang sebenarnya iya katakan. Tidak mungkin Bagas secara tiba-tiba menghajarnya karna wanita yang tidak ia sukai. Siapa sebenarnnya carolline? Dia mengendikan bahunya acuh dan menepiskan pikirannya.

Gevan turun untuk melangsungkan makan malam bersama keluarganya. Di meja makan sudah ada Aulia Zaza Wibowo, Vanno wibowo papahnya dan Ratu Aurelia Wibowo bundanya. Ditengah acara makan bersamanya, Zaza buka suara. "Bun, masa tadi abang kasar sama cewe. Temen zaza pula." adunya.

"Ck, cepu bgt si lu." Ucap Gevan kesal.

Ratu yang mendengar itu memberhentikan makannya. "Van, gaboleh gitu sama perempuan, bunda juga perempuan loh, Ga seharunya kamu begitu. Coba cerita ke bunda sebenernya kamu itu, kenapa?" Tanya Ratu sambil membelai surai anaknya.

"Gevan gasuka kalo yang deketin selain, lili." Ratu yang mendengar ucapan anaknya pun mengangguk mengerti.

Kali ini Vanno buka suara. Gevan memang memiliki sifat yang sama dengan Vanno. Angkuh dan keras kepala. Ia hanya mau melakukan sesuatu yang ada difikirannya saja. "Kamu coba tanya ketemen kamu itu, cuma dia yang tau. Ayah bantu cari juga nanti."











•••

GEVANO WIBOWO | ON GOINGWhere stories live. Discover now