Chapter 1 - Awal Bertemu

7 0 0
                                    

Ini adalah kisah 3 tahun lalu, ketika aku masih belum membuka jati diri dan cinta yang dalam pada dunia ini.

Waktu itu adalah ketika aku kelas 2 SMP. Ketika bunga sakura sudah tak lagi berjatuhan, namun masih menyisakan nuansa awal dan akhir dari sebuah masa. Aku baru saja diangkat menjadi ketua OSIS di SMP-ku, SMP Harugaoka.

Sekolah ini adalah sekolah yang cukup terkenal dengan murid-murid yang masuk sekolah bergengsi ketika lulus. Aku sendiri masuk ke sekolah ini atas saran dari orang tuaku.

Sekedar informasi, Ayah dan Ibuku adalah orang yang tegas. Mereka selalu memikirkan jalan terbaik agar aku kelak bisa mencapai masa depan yang baik. Meski itu harus membuatku belajar lebih keras, aku tidak membenci itu, karena itu adalah bagaimana mereka mendidik dan menyayangiku.

Lagi pula, aku juga tidak terlalu tertarik dengan sekitarku. Asal aku bisa membantu mereka sebisanya, maka itu saja sudah cukup bagiku.

Suatu ketika, aku bertemu dengan seorang anak laki-laki yang berbeda kepribadian serta prinsip denganku. Dia cukup terkenal di angkatan kami, namun dalam konotasi negatif. Sebut saja namanya, Kurosaki Yuuma.

Dia adalah laki-laki yang entah kenapa menjadi target omelan guru di sekolah, namun tidak pernah benar-benar mendapat masalah di sekolah yang mengancam keberadaannya.

Jika harus aku jelaskan, dia sama seperti anak laki-laki pada umumnya. Suka bercerita, melakukan hal-hal konyol di kelas, bahkan juga ada beberapa gadis yang sepertinya menaruh perasaan padanya. Tapi aku tidak terlalu ingin membahas itu.

Dengan kata lain, dia adalah seorang maniak. Maniak anime, maniak komik, dan maniak game.

Tidak ada yang tidak kenal Yuuma di angkatanku. Seperti kataku tadi, dia terkenal bukan karena hal baik. Dia adalah seorang penggemar berat anime, komik, dan game. Dan tak jarang pula dia membawa benda-benda yang berhubungan dengan itu ke sekolah. Bahkan tak jarang dia mengajak teman-teman seumurnya untuk bermain bersama, baik ketika di kelas saat jam pelajaran maupun ketika pulang sekolah di sebuah kelas kosong di lantai 4.

Jujur, secara pribadi aku tidak terlalu tertarik dengannya karena perbedaan cara pandang. Tapi, aku suka melihat caranya berinteraksi dengan teman-temannya.

Suatu ketika, ada sebuah laporan bahwa Yuuma membawa sebuah Nintendo Switch ke sekolah. Aku sebagai ketua OSIS, diminta untuk menyita barang itu karena itu adalah barang yang ilegal dibawa ke sekolah.

Aku sendiri memahami kenapa terkadang guru-guru di sini bosan melalukan penyitaan, itu karena dia akan selalu mengulanginya lagi.

Tapi, setidaknya ini adalah usaha yang bisa dilakukan sekolah untuk mendisiplinkannya. Meski aku masih belum memahami kenapa dia bisa terus lolos dari masalah serius karena tindakannya.

Aku menutup kertas laporan yang ada di meja dan bersiap untuk mendatangi kelas yang aku duga tempat dia berada.

Melalui koridor sekolah yang terasa nyaman dan hangat karena sebentar lagi akan masuk ke musim panas, aku berjalan perlahan melewati kelas-kelas.

Aku tiba di sebuah kelas yang ditutup. Terlihat sepi, namun sebenarnya terdengar suara bising dari dalam. Bangunan sekolah ini dibangun dengan sangat baik dan kedap suara. Hampir tidak terdengar suara dari luar, dan suara dari dalam hampir tidak bocor keluar.

"Sreek," bunyi pintu setelah aku menggesernya.

Terlihat anak-anak lain sedang melihat Yuuma bermain game di sana. Aku berjalan sedikit cepat ke arah mereka.

"Hei, ada Ketua OSIS!"

Itu yang mereka teriakkan ketika aku dengan sigap mendatangi mereka.

Tak butuh waktu lama untuk mereka membubarkan kumpulan itu dan berlari berpencar di antara meja dan kursi agar bisa lolos dariku. Aku memang ingin menangkap mereka juga, tapi dengan usaha dari satu orang yang bahkan tak bisa mengintimidasi, tak ada yang harus mereka takutkan untuk bisa kabur dariku.

Back Stage (バックステージ) - Nijigasaki High School Idol Club Fan FictionWhere stories live. Discover now