Prolog

16 0 0
                                    

Musim gugur tiba di Odaiba, mendatangkan sejuk dan kerinduan di saat bersamaan. Dengan ingatan akan masa lalu dan harapan, bagai kesunyian yang datang di akhir musim.

Matahari bersinar, memaparkan cahaya yang begitu hangat di tengah musim pohon-pohon berguguran. Di sana, aku terlelap di meja bundar di tengah ruang klub. Menikmati hangatnya sang cahaya di tengah kesibukan menjadi seorang siswa SMA.

School Idol Festival II telah berakhir, hanya menyisakan getaran dan perasaan yang tak hilang dari hati. Di sana, aku bagai terbawa ke dalam dunia kecil.

Aku bermimpi. Mimpi, mungkin bukanlah sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan sebuah drama di dalam tidurku. Karena aku tahu, bahwa itu adalah reka ulang dari ingatan masa laluku.

"Nana! Ayo cepat! Nanti game-nya keburu habis!" ucap seorang anak laki-laki di dalam mimpiku.

Sosoknya tampak membawa kenangan masa lalu ke dalam hatiku. Dia berambut pendek, tingginya tak beda jauh denganku, dengan mata biru dan selalu memancarkan semangat yang murni.

Ketika aku mencoba mengejar bayangannya, anak laki-laki itu berhenti. Berbalik dan kembali memancarkan senyum yang tak kunjung padam, bahkan ketika musim sudah membawa sebuah duka.

"Sampai jumpa lagi, Nana," ucapnya dengan suara tersirat harap dan sedih.

Aku mencoba menghentikannya.

"Tunggu, kamu mau ke mana?!"

Seberapa cepat aku berlari, aku tidak akan pernah sampai pada bayangannya. Bayangan itu terus hilang, ditelan cahaya.

"...na..."

Sebuah suara terdengar dalam tidurku. Suara yang membuatku terpanggil untuk kembali ke kenyataan. Suara yang sangat sering aku dengar di hari-hariku.

"Setsuna..."

Ketika aku membuka mata, bayangan anak laki-laki itu terlihat di sana. Sedikit kabur dan tumpang tindih dengan bayangan seorang yang sangat aku kenal. Meski begitu, aku tetap mencoba membuka mulut.

"Yuu... ma?" ucapku seakan mengigau.

Entah kenapa nama itu terucap oleh mulutku.

"Yuuma?" sosok itu bertanya heran.

Seiring berjalan waktu, kesadaranku mulai terkumpul dan sosok itu kini terlihat semakin jelas. Bayangan anak laki-laki yang tadi muncul dalam mimpiku, yang awalnya masih bertumpang tindih dengan sosok di depanku, perlahan menghilang dan menampakkan sosok seorang gadis berambut hitam yang dikuncir dua. Mata hijaunya menunjukkan sebuah kehangatan dalam diam.

Tepat di sampingnya, berdiri seorang gadis yang jadi teman masa kecilnya, yang setia menemaninya baik suka maupun duka. Dia orang yang selalu memberikan dorongan baginya.

"Yuu? Ayumu?" panggilku setelah kesadaranku cukup kokoh untuk mengenali mereka.

Keduanya tampak senang. Seolah mendapat kabar bahwa gadis yang tertidur di hadapan mereka, hanya terlelap karena letih yang dipikul.

"Jarang-jarang bisa melihat kamu tidur di ruang klub begini, Setsuna," ujar gadis berambut hitam itu.

Namanya adalah Takasaki Yuu.

"Huhu, nggak heran jika Setsuna juga bisa ketiduran. Dia pasti capek banget setelah latihan pagi," sahut gadis berambut merah muda di sebelah Yuu.

Gadis itu adalah Uehara Ayumu.

Keduanya adalah teman-temanku dalam klub ini, Klub School Idol Nijigasaki.

"Maaf, kayaknya aku terbawa oleh matahari hari ini," ucapku agak mengantuk.

Keduanya tertawa kecil memberikan repson mereka terhadap ucapanku. Namun kemudian, ekspresi Yuu berubah menjadi tanya.

"Omong-omong, kamu tadi bermimpi tentang apa, Setsuna? Kalau enggak salah, kamu menyebut nama seseorang tadi. Yuuma, ya? Nama yang kamu sebut," tanya Yuu.

Aku baru sadar, aku menyebut nama itu ketika bayangan anak laki-laki di mimpiku masih timpang tindih dengan penglihatanku.

Aku segera menjelaskan kepada Yuu tentang hal itu dengan sedikit panik karena malu sudah salah mengira bahwa dia adalah orang yang aku temui di mimpiku.

"Ah, ma-maaf! Aku tadi mengigau. Aku kira kamu temanku saat SMP dulu," jelasku dengan sedikit kelabakan.

Ayumu yang mendengar itu, lantas bertanya-tanya.

"Teman saat SMP? Jarang banget aku dengar soal hubunganmu dengan orang lain. Gimana orangnya?" tanya Ayumu.

Bukan hal yang aneh jika Ayumu tidak mengetahui masa laluku. Aku sendiri tidak terlalu sering, atau bahkan mungkin tidak pernah menceritakan masa laluku pada siapa pun. Namun, kini mereka adalah teman-teman yang berjuang bersamaku. Teman-teman yang menanggung beban juang yang sama denganku. Aku rasa mereka berhak mengetahui setidaknya sedikit tentang kisahku.

"Bener juga. Bisa dibilang, nama "Yuki Setsuna" itu bermula dari dia. Ah, meski memang enggak secara langsung, tapi dialah orang yang akhirnya membuatku kenal dengan nama itu," jelasku.

Ya, nama "Yuki Setsuna" adalah namaku sebagai seorang School Idol. Nama yang sudah menjadi identitas, bahkan seakan karakter tersendiri dalam kehidupan ini.

"Hm... Aku jadi penasaran dengan orang itu. Teman SMP-mu? Ceritakan dong gimana masa SMP kamu, sampai kamu bisa menemukan nama "Yuki Setsuna" itu. Ah iya, tentang Yuuma yang kamu sebut tadi," pinta Yuu dengan suara girang.

Aku tahu bahwa dia sangat tertarik dengan hal-hal semacam ini, namun kisah ini sendiri cukup panjang jika ingin aku ceritakan.

"Tapi, ini agak panjang. Gapapa?" tanyaku.

Ayumu dan Yuu saling memandang lalu tersenyum pada satu sama lain. Lantas keduanya duduk di kedua sisiku. Yuu di kiri, dan Ayumu di kanan.

"Kami bakalan dengerin!" ujar Ayumu.

"Bener, aku penasaran gimana kamu bisa menemukan nama itu. Katamu, kamu pakai nama itu dari karakter light novel kesukaanmu, kan?" sambung Yuu.

"Bener, tuh! Kalau nggak salah, katanya Shioriko juga sampai pengen pakai nama "Yuki Setsuna" abis baca bukunya dari kamu," potong Ayumu.

Aku menarik napas pendek. Berpikir harus dari mana aku memulai cerita ini. Mengingat dan menyusun kembali kepingan masa lalu yang tersimpan dalam diriku.

"Ahaha, aku seneng dia juga jadi suka sama light novel itu, tapi bakalan aneh kalau ada dua idol dari sekolah yang sama yang punya nama yang sama," balasku.

"Hm, mungkin sebaiknya aku mulai dari saat aku jadi ketua OSIS saat SMP, sekitar tiga tahun lalu," lanjutku.

Aku mulai membuka mulut dan perlahan menyusun kata demi kata, membuka kembali masa-masa di mana semuanya mulai berubah.

Yuu dan Ayumu tampak sangat penasaran.

"Jadi, kisah ini dimulai ketika aku..."

Back Stage (バックステージ) - Nijigasaki High School Idol Club Fan FictionWhere stories live. Discover now