Unit 302

214 65 25
                                    

Salah satu keuntungan memiliki hidup yang panjang adalah bahwa Sunoo memiliki sangat banyak kesempatan untuk mempelajari semua hal yang dia inginkan tanpa merasa takut akan kehabisan waktu. Dia memiliki ratusan pilihan lebih banyak daripada manusia yang berusia pendek dan dapat melihat ribuan hal lebih banyak daripada mereka. 

Lima puluh tahun sejak abad ke dua puluh satu dimulai, Sunoo akhirnya mengerti apa yang Evelie lakukan padanya dulu dan sekarang dia akan melakukannya lagi untuk menjawab sebuah permintaan manusia yang sebenarnya cukup sederhana.

Mungkin satu kesamaan Sunoo dengan manusia adalah mereka sama-sama merupakan makhluk yang serakah. Manusia-manusia itu telah memiliki hampir segalanya di dunia ini; rumah hangat yang sulit didapatkan di masa lalu, pakaian yang lembut, dan makanan yang enak. Sunoo telah melewati berabad-abad sejarah manusia, jadi dia bisa menilai kalau mereka sudah hidup sangat nyaman di masa sekarang. Kendati demikian, manusia-manusia itu masih merasa tidak puas.

"I–Ini... Kita berhasil!"

Profesor Yoo, atasan Sunoo, berteriak penuh sukacita saat akhirnya serum yang mereka suntikkan pada tikus percobaan memberikan hasil yang mereka cari-cari selama ini. Tikus itu menjadi lebih besar dengan otot-otot tebal, cakar dan taringnya memanjang, serta tingkat kepandaiannya meningkat drastis.

"Semuanya berkatmu, Kim!" Profesor Yoo menjabat tangan Sunoo dan mengayunkannya cepat. "Terima kasih! Terima kasih! Dengan ini, akhirnya kita bisa menghadap kepala laboratorium dengan percaya diri."

"Anu..." Sunoo bersuara. "Profesor, boleh saya minta sesuatu?"

"Oh, tentu. Apa itu?"

"Tentang penelitian ini, semua kontribusi untuk keberhasilannya, bisakah Anda mengakuinya sebagai milik Anda saja?"

Dahi Professor Yoo berkerut. "Kenapa? Apakah kau tidak ingin mematenkannya? Ini akan sangat menunjang karir penelitianmu. Bukankah kau yang menemukan formulanya, Kim Sunoo?"

"Anda memang benar. Hanya saja..." Sunoo menggaruk-garuk pipinya, terlihat gusar. "Saya tidak begitu suka jadi pusat perhatian. Saya sudah cukup dengan dicantumkan namanya dalam daftar asisten. Lagipula, sebagian besar penelitian ini kan hasil dari kerja keras Anda juga, Profesor. Saya hanya membantu."

Profesor Yoo tersenyum lebar. "Baiklah. Kalau begitu, aku akan melakukannya sesuai instruksimu."

"Terima kasih banyak, Profesor," balas Sunoo sambil membungkuk sekilas.

Benar, Sunoo tahu bahwa Profesor Yoo tidak akan menolak permintaannya. Sunoo paham betul bahwa manusia akan selalu mencari cara untuk berada di tempat tertinggi meskipun itu berarti mereka harus merebut milik orang lain.

.

.

Sunoo tinggal di sebuah apartemen dengan harga sewa murah di salah satu sudut Kota Seoul. Sebagian besar harinya dia habiskan di laboratorium, makanya dia tidak berminat untuk mencari tempat tinggal yang lebih bagus. Setidaknya sampai proyeknya berakhir, dia akan bertahan di sini.

"Lama sekali." Sunoo menatap gelisah pada angka di samping pintu lift yang berganti sangat lambat. Dia sangat lelah dan ingin segera beistirahat. Kebetulan hari ini dia hanya membawa satu tas selempang ringan, jadi Sunoo memilih untuk menaiki tangga darurat. Dia hanya tinggal di lantai tiga seharusnya itu lebih cepat daripada menunggu lift turun dari lantai dua puluh.

Dengan langkah yang sedikit menghentak-hentak, Sunoo berjalan menuju rumahnya di unit 302. Dia menghembuskan napas panjang tatkala dia dapati seorang anak laki-laki duduk di depan pintunya sambil memeluk lutut.

"Apa yang kau lakukan di depan pintuku, Jungwon?"

Anak itu hanya menatap Sunoo dengan bola matanya yang bundar dan berbinar-binar. Seperti kucing, pikir Sunoo, manipulatif.

HIDDEN FILES: A CREATURE| Sunoo [ENHYPEN]Where stories live. Discover now