"Kenapa? Apa karena kamu suka sama si Jemima itu?" Kening Arlan berkerut dalam tatkala Bella menyangkut-pautkan nama perempuan lain diantara mereka.

"Gue udah bilang untuk gak menyalahkan orang lain---"

"Tapi buktinya dia udah rebut perhatian kamu dari aku, Arlan!" sentak Bella, sorot matanya tajam dan memerah menunjukan kemarahan dalam dirinya.

Arlan mengedarkan pandangannya dengan cemas, takut jika orangtuanya mendengar dan akan berdampak buruk pada kesehatan Windy.

Tubuh Arlan sedikit terhuyung ketika Bella menarik kausnya dengan kuat, membuatnya menatap tajam ke arah Bella. "Jangan melewati batas, Bella."

"Kenapa? Karena apa yang aku ucapin itu bener, 'kan? Kamu udah tergoda sama Jemima, sedangkan perempuan sialan itu asyik jalan sama cowok lain!" Perkataan Bella membuat Arlan menautkan alisnya.

Jalan dengan cowok lain?

Jemima?

Bella tertawa culas melihat reaksi yang Arlan berikan. "Kamu gak tau, 'kan? Jemima, cewek itu tanpa sepengetahuan kamu pergi berdua sama William. Hebat juga, ya? Dia bisa mempermainkan dua pria sekaligus. See? Kamu lagi-lagi jatuh cinta sama orang yang salah, Arlan!" Dengan sisa kesabaran yang sudah nyaris habis Arlan mendorong Bella hingga cengkraman wanita itu terlepas, dan tubuhnya menjauh darinya.

"Berhenti ikut campur ke dalam hidup seseorang dan menganggap lo bisa mempengaruhi segalanya, Bella. Gue lebih kenal Jemima dari lo, dan jelas dia lebih baik daripada lo. Satu hal lagi yang perlu lo tau, urusan hati gue gak perlu lo cemasin. Karena mau gue jatuh lebih parah dari sebelumnya pun, gue tetep bisa bangkit lagi sendirian."

Kedua tangan Bella mengepal dengan kuat, air matanya berjatuhan membanjiri pipi hingga membentuk jejak-jejak tangisan yang tak dapat ditutupi. Pandangannya bergerak mengikuti kemana punggung Arlan pergi, hingga benar-benar lenyap dari hadapannya.

•Beloved Staff•

Hari ini, Mima diamanahkan untuk mengawasi para anak ayam ---anak-anak magang--- yang hendak melakukan promosi produk di depan kantor. Selain dilakukan melalui iklan dan endorsment oleh para selebritis, promosi juga secara jor-joran juga dilakukan secara tatap muka langsung seperti sekarang ini yang mana tentunya cukup diminati oleh banyak orang karena harga produk jadi lebih murah.

Dibawah teriknya sinar matahari, meskipun tenda melindungi, tetap saja mereka kepanasan karena cuaca hari ini sangat gila dan Mima agak menyesal mengapa dirinya yang harus mengemong si anak-anak ayam itu.

Meski sebenarnya cukup menghibur, karena melihat empat anak magang ber-cosplay seperti anime ---kepala memakai wig berwarna merah terang yang semakin menyala ketika terpapar oleh sinar matahari, juga outfit serba merah membuat mereka terlihat seperti pekerja SPBU. Sehingga beberapa kali Mima sempat tertawa.

Warna merah sendiri dipilih karena mencerminkan produk mereka, yakni seblak instan yang pedas dan di packaging sedemikian rupa sehingga terlihat modis. Kalau kata Yusuf, seblak mereka itu seblak kece abis apalagi gambar animasi orang kepedasan yang terpampang di bagian depan bungkus kelihatan sangat eye catching.

"Ayo, semangat anak-anak!" seru Mima bak seorang guru tengah memberikan support pada anak TK yang sedang mengikuti lomba olahraga.

"Silahkan dicoba, Kakak. Seblak yang baru diproduksi oleh Giant Food, soal rasa dijamin juara. Gak akan menyesal. Cara buatnya juga gampang dan sangat affordable untuk para kaum mageran!" Ina sudah tidak malu lagi berceloteh panjang lebar menggunakan hand mic, bahkan gadis itu kelihatan mulai nyaman tak peduli panas membakar kulitnya.

My Beloved Staff (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang