Bagian 10

61.1K 4.9K 36
                                    

Chandra Eka Wardana. Seorang pengacara kondang yang foto tampan masa mudanya menjadi pembicaraan banyak wanita, salah satunya adalah Mima. Pak Chandra sangat terkenal karena telah memenangkan berbagai kasus rumit, entah itu tentang pembunuhan yang dilakukan orang-orang penting, atau korupsi sehingga beliau disukai banyak masyarakat karena dikenal adil dalam menangani kasus. Sejak jaman Mima kuliah, foto masa muda Pak Chandra sudah menjadi idola para wanita bahkan Mima bercita-cita ingin punya suami yang mirip seperti Pak Chandra. Gantengnya sampai tua masih awet.

Bukan hanya tersohor karena kepintarannya dalam bidang tersebut saja, melainkan juga caranya dalam bergaul yang mana masih dapat berbaur dengan para daun muda di usianya yang sudah masuk akhir 50-an. Pak Chandra beberapa kali pernah jadi pembicara di acara kampus Mima dulu.

Juga, Chandra sempat menerbitkan sebuah buku tentang perjuangannya dalam membangun kesuksesan, jalannya untuk menjadi seorang pengacara, hingga mendirikan firma hukum. Yang mana bukunya cukup laris di pasaran, dan tentunya para pembelinya adalah orang-orang yang terinspirasi oleh sosoknya.

Karena katanya beliau bukanlah seseorang yang terlahir dari keluarga terpandang pada awalnya, malahan kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai kuli bangunan dan penjual nasi uduk. Dan bisa berada diposisi setinggi sekarang, tentunya banyak mengalami jatuh-bangun luar biasa bagi seorang Chandra.

Mima bahkan masih ingat bagaimana raut wajah Pak Chandra dulu yang selalu tersenyum tiap kali berpapasan dengan para mahasiswa, tanpa membedakan dari fakultas mana mereka berasal. Menyapa tanpa ragu, serta memberikan semangat. Dan hari ini setelah sekian lama Mima baru tahu kalau beliau adalah orangtua dari kepala manajernya, ayah dari seorang Arlan yang menurutnya sangat berhasil dalam menjaga privasi sehingga tidak ada yang mengetahui hal tersebut. Tapi, kenapa Arlan tidak jadi pengacara juga, ya?

"Jadi, kamu bekerja di kantor yang sama dengan Arlan, ya?" Chandra bertanya setelah perkenalan mereka, pria itu kelihatan senang ketika Arlan mengatakan bahwa Mima adalah pekerja di perusahaan yang sama dengan mereka.

"Betul, Pak. Saya dibawah kepemimpinan Pak Arlan," jawab Mima tanpa melunturkan sedikitpun senyuman di wajahnya. Karena Mima memang sangat sesuka itu pada Pak Chandra. "... Saya juga penggemar Bapak," lanjutnya dengan malu-malu membuat Chandra tertawa.

"Kamu ini masih muda, kok ngeidolainnya pria tua seperti saya?"

"Karena Bapak itu hebat. Saat kuliah dan lihat Bapak bicara didepan umum, saya udah suka sekali dengan Bapak. Bukan hanya saya tapi saya pikir semua orang sepertinya juga menjadikan Bapak sebagai panutan, Bapak lebih keren dari pria-pria muda jaman sekarang!" Lagi-lagi kalimat yang Mima lontarkan berhasil menarik tawa Chandra, sampai mereka tidak sadar kalau sejak tadi asyik berdua.

"Putra saya gimana?"

"Maaf, Pak?"

"Kamu gak ngeidolain anak saya? Dia kan ganteng, gagah juga. Hebat pastinya." Mendadak Mima tersenyum kikuk, pandangannya mengarah pada Arlan yang sedang duduk berdua dengan ibunya alih-alih menemani mereka.

Ini Mima tidak akan disangka sebagai sugar baby-nya Pak Chandra, 'kan?

"Pak Arlan memang hebat, beliau juga sangat baik dan memperlakukan timnya dengan penuh kemanusiaan. Beliau mirip Bapak dalam segi fisik," ucap Mima seraya memperhatikan Arlan yang sekarang tertawa bersama mamanya. "Pak Arlan sangat menghormati orang lain, meski memang kadang cara kerjanya kelewat tegas tapi tim kami selalu berhasil karena dorongan Pak Arlan."

Chandra menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyuman simpul, merasa bangga mendengar kalau putra semata wayangnya adalah pribadi baik di mata orang lain. Hatinya merasa lega.

Setelah diberi kesempatan untuk berbincang cukup banyak dengan Pak Chandra, Mima juga sempat mengobrol sebentar dengan Bu Windy ---ibu dari Arlan--- yang Mima sadari tidak se-humble suaminya. Bukannya menganggap first impression mereka buruk, Bu Windy memang baik dan ramah tapi tidak banyak bicara seperti Tante Mona.

My Beloved Staff (TAMAT)Where stories live. Discover now