Chapter 3: Imperial princess.

7 3 0
                                    

"Nona Alice," panggil Knill, kemudian menghampiri Alice dan menarik tubuh Alice untuk bersembunyi dibelakangnya.
"Ada apa Knill?" tanya Alice saat melihat raut wajah Knill yang berubah menjadi tegang.

"Apa yang Anda lakukan disini?" tanya Knill dingin.

"Memangnya kenapa? Aku kesini karena penasaran dengan gadis pemilik elemen cahaya itu," jawab sosok yang sempat mengitrupsi tadi.

Sosok itu terlihat mengenakan sebuah topi penyihir yang sedikit menutup dahi juga matanya. Namun, Alice dapat memperkirakan jika sosok tersebut adalah seorang wanita karena gaun ungu yang sosok itu pakai.
Alice sendiri tidak bisa melihat jelas wajah wanita tersebut karena tubuh Knill yang menghalangi.

"Anda bisa melihatnya saat pesta pendirian negara bukan? Lalu, kenapa Anda repot-repot kesini hanya untuk bertemu nona Alice?" tanya Knill lagi.
Wanita itu kemudian terlihat menyeringai dan langsung membuka topi penyihirnya.

Saat topi penyihirnya dibuka, seketika rambut coklat yang tadinya disanggul itu langsung terurai ikal panjang hingga mencapai lutut.
Netra wanita itu berwarna emerald cerah, bak permata emerald murni.

Alice yang memang penasaran dengan sosok wanita itu kemudian memberanikan diri untuk mengintip dari sisi tubuh Knill.

"Hm? Oh, kau ternyata manis juga, ya." Wanita itu melirik kearah Alice yang mengintip dari balik tubuh Knill.

"Nona, tolong tetap bersem-

"Kenapa kau harus menyembunyikannya, Knill? Aku tidak akan menyakiti anak sekecil dia, dan seharusnya kau sedikit menurunkan ke waspadaan mu padaku," jelas wanita itu memotong pembicaraan Knill yang melarang Alice untuk mengintip.

Alice kemudian menatap Knill yang menatap bengis wanita itu, ada keinginan bagi Alice untuk keluar dari perlindungan Knill.
Namun, bisa saja akan ada bahaya yang muncul jika Alice memilih keluar dari perlindungan Knill, kan?

Wush'

Bak angin yang berhembus pelan, Alice seketika terkesiap terkejut. Saat wanita itu yang tadinya berada di ambang pintu rumah kaca kini berada tepat dihadapannya.
Netra emerald milik wanita itu menatap lekat netra biru topaz Alice, Alice yang di tatap seperti itupun mulai gugup dan merasa tertekan dengan aura yang dikeluarkan wanita tersebut.

"Siapa nama mu, nak?" tanya wanita itu sembari tersenyum ramah kearah Alice.

Biasanya Alice akan langsung membalas orang yang tersenyum kepadanya. Tapi... senyuman yang wanita itu lakukan, entah mengapa terasa mengintimidasi dan membuatnya takut.

"A-Alice..." jawab Alice dengan suara lirih, kini keringat dingin mulai muncul di dahinya.

"Yang mulia, tolong jaga jarak Anda!" seru Knill sembari menarik tubuh Alice untuk menjauh.

Wanita itu kemudian berdiri setelah merendahkan tubuhnya agar dapat setara dengan tinggi badan Alice tadi.
"Knill, apa kau tidak lelah terus mewaspadai ku? Lagipula aku hanya ingin berkenalan dengannya, apa itu salah?" tanya wanita itu sembari menatap Knill datar.

"Saya tahu apa niat Anda datang kesini yang mulia," tegas Knill dan membalas tatapan datar wanita itu dengan tatapan tajam.
"Heh... Kau membosankan sekali, ya? Aku ingin tahu apa yang membuatmu tertarik untuk menjaga anak ber-elemen cahaya itu? Kau juga... pasti punya tujuan tertentu, kan?" pancing Wanita itu dengan nada yang sinis.

"Jaga ucapan Anda yang mulia, ini adalah tugas yang diberikan organisasi bakat sihir kepada saya!" sentak Knill tegas.

"Baiklah, aku akan menjaga ucapan ku agar tuan Elf membosan kan ini tidak marah." Wanita itu kini terlihat menatap jahil Knill.
Knill diam tak menjawab, ia memilih untuk menatap wanita itu yang kini beralih menatap Alice yang sekarang masih bersembunyi dibelakang tubuhnya.

The Secret Witches: Last StarlightWhere stories live. Discover now