Bagian 40

95 13 1
                                    

Gakushuu meninggalkan kelas jauh lebih awal dari biasanya. Padahal dia selalu menjadi orang terakhir yang keluar dari dalam kelas untuk memastikan tak ada satupun teman-teman sekelasnya yang meninggalkan sesuatu di dalam kelas. Bahkan dia sering menunggu teman-temannya yang bertugas piket untuk menyelesaikan tugas mereka sebelum dia sendiri keluar dari dalam kelas. Karena itu tindakannya kali ini membuat bingung teman-temannya. Tetapi Gakushuu tak pernah peduli dengan apa yang dipikirkan oleh teman-teman sekelasnya.

Remaja itu bergegas menuju gedung lama untuk menjemput Karma. Dia tak ingin kejadian beberapa hari yang lalu terulang kembali. Saat dia tiba di gedung lama, dia terkejut menemukan gedung itu belum benar-benar sepi. Masih banyak siswa yang berkeliaran di sekitar gedung entah untuk melakukan apa. Padahal biasanya Gakushuu akan tertarik untuk mengungkap apa yang dilakukan dan disembunyikan anak-anak kelas E. Namun sekarang pikirannya tertuju pada remaja berambut merah yang tengah duduk di pematang sembari memperhatikan teman-temannya.

Karma nampak terasing. Seolah dia berada di dunia lain dari mereka sampai-sampai mengabaikan lingkungan sekitarnya. Bahkan tanpa sadar Gakushuu bisa melihat dinding tinggi yang membatasi Karma dari teman-temannya. Dari kejauhan dia bisa melihat teman berambut biru Karma yang terus memperhatikan Karma dari waktu ke waktu. Sepertinya remaja itu khawatir pada tingkah laku Karma.

"Akabane." Gakushuu memanggil. Remaja berambut merah itu tersentak, menatap Gakushuu dengan tatapan bingung. Gakushuu memasang senyuman tak berdaya melihat remaja berambut merah yang kebingungan. Dia baru saja akan mengatakan sesuatu ketika Nagisa dan Ketua Kelas 3-E datang menghampirinya. Saat itu, Gakushuu menyadari jika dirinya dan Karma telah menjadi perhatian anak-anak kelas 3-E.

"Senang bertemu denganmu, Asano-kun. Tetapi boleh kutahu kenapa kau jauh-jauh datang ke gedung kami?" Isogai Yuuma bertanya. Remaja berambut hitam itu tersenyum dengan ramah begitu pula dengan cara berbicaranya. Namun Gakushuu lebih dari tahu jika Yuuma sedang mengintrogasinya. Dia terlihat seperti seseorang yang merasa wilayahnya terancam. Gakushuu menatap sekitarnya dan dia menyadari jika anak-anak kelas 3-E yang lainnya juga terlihat seolah sedang mengincarnya. Dia seperti anak rusa yang sedang diintai sekumpulan serigala.

Tetapi siapa dia jika merasa ketakutan dengan intimidasi yang diberikan oleh mereka yang seumuran dengannya? Mereka harus mencoba tinggal seatap dengan Asano Gakuhou untuk bisa mengerti ketakutan sesungguhnya.

Gakushuu dengan tenang menjawab, "Aku ingin membawa pulang Akabane."

Tiba-tiba saja perhatian yang diperoleh Gakushuu berpindah pada Karma. Namun remaja lainnya nampak tidak peduli saat dia berjalan menjauh dari teman-temannya. Ada yang salah dengan Karma. Gakushuu mengangguk kecil pada Yuuma sebagai bentuk perpisahan lalu mengejar Karma yang telah berjalan lebih dahulu. Dia tak sadar jika teman-teman sekelas Karma terlihat sangat kebingungan saat ini.

Putra tunggal Asano Gakuhou menyerukan nama Karma beberapa kali. Namun yang lebih muda tak menghentikan langkah dan terus berjalan seolah dia tak mendengar suara Gakushuu.

"Akabane." Gakushuu menepuk pundak Karma dan menghentikan jalan remaja itu. Karma tak mengatakan apapun atau bahkan menyeringai. Dia nampak seperti cangkang kosong tanpa jiwa. Tatapan matanya terlihat hampa yang membuat Gakushuu semakin tidak mengerti. Padahal pagi tadi Karma masih terlihat bersemangat. Walau demikian Gakushuu tahu jika ini bukan tempat yang tepat baginya untuk bertanya. Dia hanya berdiri di depan Karma dan membungkuk sedikit lalu memberi arahan pada Karma untuk naik ke punggungnya.

Karma melakukan tanpa banyak protes. Dia benar-benar mengabaikan teriakan teman-teman sekelasnya yang terkejut akan tindakan mereka. Gakushuu jelas berusaha sebaik mungkin untuk ikut mengabaikannya juga. Dia berjalan lurus tanpa berbalik bersama dengan Karma di punggungnya.

"Akabane, apa yang salah denganmu?" Gakushuu memutuskan untuk bertanya ketika mereka sudah cukup jauh dari gedung lama.

Karma tak langsung menjawab pertanyaan Gakushuu. Dia hanya diam dan diam yang membuat Gakushuu yakin jika remaja itu tak akan menjawab pertanyaannya. Tetapi saat mereka hampir mencapai gedung utama, Karma berbisik dengan pelan.

"Aku lelah."

Saat itu, Gakushuu tahu jika tak ada gunanya dia bertanya apa maksud Karma. Dia tak akan mengerti mengapa Karma kelelahan bahkan jika dia berusaha. Dia tak akan mengerti perasaan Karma. Karena Karma terlihat seperti Ibunya saat sekarat. Seseorang yang telah kehilangan semangatnya untuk terus berjuang.

Gakushuu tak mengerti mengapa seseorang bisa tampak baik-baik saja pada satu saat dan saat berikutnya mereka nampak sangat hancur. Dia telah melihat itu pada Ibunya dan tak bisa melakukan apapun untuk membantunya. Sekarang dia melihatnya lagi pada Karma. Dan dia masih tak tahu apa yang harus dia lakukan untuk membantu.

Yang dapat Gakushuu lakukan hanya diam dan mengantar Karma pulang dengan selamat.

Jauh di dalam lubuk hatinya dia berharap bisa mengerti dengan apa yang mereka rasakan. Hanya diam dan melihat mereka menderita benar-benar menyakiti hati Gakushuu.


tbc~

25 Februari 2024

You are My FeelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang